Utang Tak Kunjung Dibayar? Ini Cara Halus Tapi Ngena Buat Ngingetin

Ilustrasi menagih hutang
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernah nggak sih kamu merasa serba salah saat ingin menagih utang? Di satu sisi, kamu butuh uang itu untuk kebutuhan pribadi. Tapi di sisi lain, kamu takut dianggap pelit, ngungkit, atau malah bikin hubungan jadi renggang. Apalagi kalau yang berutang teman sendiri, saudara, atau rekan kerja. Akhirnya, kamu hanya bisa berharap: semoga dia sadar dan bayar dengan sendirinya.

 

Sayangnya, nggak semua orang punya inisiatif untuk membayar utangnya tanpa diingatkan. Bahkan ada yang malah pura-pura lupa atau mendadak susah dihubungi. Nah, kalau sudah begini, kamu perlu tahu cara menagih utang dengan cara yang halus, sopan, tapi tetap ngena dan efektif.

 

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang cara elegan untuk mengingatkan orang yang berutang, tanpa harus menimbulkan konflik. Semua strategi dikupas berdasarkan prinsip komunikasi sehat menurut psikolog klinis asal AS dan penulis buku Better Than Perfect, Dr. Elizabeth Lombardo.

 

 

Kenapa Menagih Utang Itu Rasanya Canggung?

 

Banyak orang merasa tidak nyaman menagih utang karena ada rasa takut merusak hubungan. Apalagi jika nominalnya tidak terlalu besar, kita sering berpikir, “Ah, nanti juga dibayar” atau “Gimana kalau dia tersinggung?”

 

Menurut Dr. Elizabeth Lombardo, orang sulit menagih utang karena merasa sedang mencampuri urusan pribadi orang lain, padahal sebenarnya mereka hanya sedang menegakkan haknya sendiri.

"Kuncinya bukan pada siapa yang salah atau benar, tapi bagaimana kita menyampaikan pesan dengan empati tapi tetap tegas," kata dia.

 

Masalah utang sebenarnya bukan cuma soal uang, tapi soal batasan pribadi dan tanggung jawab sosial. Kalau terus-terusan kamu diam, bukan hanya kamu yang dirugikan, tapi bisa muncul persepsi bahwa kamu 'boleh' terus-terusan dimanfaatkan.

Sebelum menagih, ada tiga hal penting yang harus kamu perhatikan:

 

1. Waktu yang Tepat

 

  • Hindari menagih saat si peminjam sedang terlihat stres, sibuk, atau di depan orang banyak.

  • Pilih waktu santai seperti akhir pekan atau sore hari setelah jam kerja.

  • Lebih baik lagi, awali dulu dengan obrolan ringan agar tidak terasa seperti “serangan tiba-tiba”.

 

2. Nada dan Bahasa

 

  • Gunakan kata-kata yang netral dan tidak menyudutkan.

  • Hindari kalimat seperti, “Kamu belum bayar-bayar ya?” karena terdengar menekan.

  • Lebih baik pakai pendekatan seperti, “Aku mau ingetin soal yang kemarin, ya…”

 

3. Sikap Asertif, Bukan Agresif

 

  • Asertif artinya kamu menyampaikan keinginan atau hakmu dengan tenang, jelas, dan tidak menyakiti.

  • Agresif justru menyerang dan membuat orang merasa disalahkan, yang bisa berujung pada konflik.

 

 

Kalimat-Kalimat Halus Tapi Ngena Buat Ngingetin Utang

 

Kadang, memilih kata yang tepat bisa membuat perbedaan besar. Berikut beberapa contoh kalimat tagihan yang bisa kamu gunakan tergantung pada situasi:

 

Kalimat Gaya Personal

 

“Hai, mau ingetin aja soal yang kemarin. Kira-kira kapan kamu bisa transfer, ya? Biar aku bisa atur pengeluaran juga.”

 

Kalimat ini terdengar sopan, tidak menekan, dan menyisipkan alasan personal agar lebih dimengerti.

 

Kalimat Gaya Santai Tapi Serius

 

“Aku lagi atur-atur cash flow, keinget masih ada yang belum masuk dari kamu. Bisa kabarin kapan kamu bisa selesaikan, ya?”

 

Cocok untuk teman yang dekat, tapi tetap perlu pengingat tegas.

 

Kalimat Gaya Profesional

 

“Terkait pinjaman kemarin, aku sedang rekap keuangan bulan ini. Mohon konfirmasi ya kapan bisa dibayar.”

 

Digunakan jika kamu meminjamkan uang dalam konteks kerja atau urusan bisnis.

 

Kalimat Gaya Humoris

 

“Dompet udah mulai sepi, dia kangen sama transfer dari kamu nih. Ada kabar soal yang kemarin?”

 

Bisa digunakan kalau hubungan kamu sangat akrab dan biasa bercanda.

 

Kalimat Gaya Pasif-Aktif

 

“Aku lagi rekap pemasukan minggu ini. Mau pastiin kamu masih ingat soal utang yang waktu itu, ya?”

 

Gaya ini efektif untuk mengingatkan tanpa menyudutkan secara langsung.

"Gunakan kalimat dengan 'aku' statement, bukan 'kamu' statement. Misalnya ‘aku butuh kejelasan’ lebih baik daripada ‘kamu belum jelas’. Ini membantu menjaga komunikasi tetap sehat dan terbuka," Catatan dari Dr. Lombardo.

 

 

Strategi Psikologis Agar Lebih Efektif

 

1. Gunakan Alasan Pribadi

 

“Aku mau lunasin cicilan minggu ini, jadi perlu dana masuk dari beberapa teman.”

 

Membuat si peminjam merasa bahwa kamu juga punya kebutuhan mendesak bisa mendorong mereka lebih cepat merespons.

 

2. Berikan Tenggat Waktu

 

“Kalau bisa minggu ini, ya. Aku takut nanti lupa atau numpuk lagi.”

 

Tenggat memberi tekanan psikologis yang wajar tapi tetap sopan.

 

3. Gunakan Media Tertulis

 

  • Menagih lewat chat atau pesan teks memberi waktu bagi peminjam untuk berpikir.

  • Kamu juga punya bukti komunikasi jika diperlukan di kemudian hari.

 

4. Follow-Up Teratur, Jangan Terlalu Sering

 

  • Kirim pengingat tiap 5–7 hari jika belum ada jawaban.

  • Hindari kesan seperti mengejar-ngejar atau spam, yang bisa bikin mereka makin defensif.

 

 

Kapan Harus Lebih Tegas atau Buat Kesepakatan Tertulis?

 

Kalau kamu sudah berkali-kali mengingatkan, tapi belum ada respons atau hanya janji palsu, saatnya naik level.

 

Situasi yang Perlu Penegasan:

 

  • Jumlah utang cukup besar.

  • Sudah lewat waktu lama tanpa kejelasan.

  • Sering berjanji tapi tidak ditepati.

 

Solusi:

 

  • Gunakan surat pernyataan atau nota utang sederhana yang memuat tanggal, jumlah, dan tenggat.

  • Bisa juga pakai Google Form, email, atau tanda terima digital sebagai bukti.

 

Langkah ini bukan berarti kamu tidak percaya, tapi untuk menjaga transparansi dan mencegah kesalahpahaman.

 

 

Cara Menolak Permintaan Tambahan Kalau Utang Lama Belum Dibayar

 

Kadang, orang yang belum melunasi utangnya justru kembali minta bantuan. Kalau ini terjadi, kamu bisa jawab dengan kalimat seperti:

 

“Aku lagi fokus balikin cash flow dulu, utang yang kemarin juga belum beres. Kita selesaikan yang itu dulu, ya.”

 

Menurut Dr. Lombardo, menolak dengan jujur dan sopan adalah bentuk menjaga batas sehat. Kita tidak harus merasa bersalah karena menjaga hak dan keuangan pribadi.