Tips Menyelamatkan Kucing Liar agar Tidak Terlantar

Lifestyle –Kucing liar makin sering terlihat di lingkungan perumahan, pasar, hingga jalan raya. Mereka sering terlantar, tidak terawat, dan jumlahnya terus bertambah.

Namun, masyarakat bisa ikut berperan agar kucing-kucing tersebut hidup lebih layak, tanpa harus membiarkan populasinya tak terkendali.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani, ada beberapa upaya nyata yang sudah dilakukan pemerintah, dan masyarakat juga bisa terlibat.

1. Sterilisasi untuk Tekan Populasi

DKP3 melakukan program sterilisasi setiap bulan untuk mencegah kucing liar berkembang biak tanpa kendali. "Kami melakukan vaksinasi dan sterilisasi itu per bulan 50 ekor, dengan 30 ekor jantan, kemudian 20 ekor betina," ujar Widyati saat menghadiri event Happy Catz Show di Pesona Square Depok, Jumat, 27 Juni 2025, yang juga dihadiri oleh Wali Kota Depok Supian Suri.

Jumlah ini bisa bertambah saat momen-momen khusus. “Seperti saat peringatan 17 Agustus, kita juga melakukan sterilisasi, bisa selama 3 hari sekitar 150 ekor,” lanjutnya.

Menurutnya, keterbatasan SDM menjadi faktor pembatas jumlah steril yang bisa dilakukan tiap bulan. Partisipasi komunitas seperti relawan letsadoptindonesia atau klinik lokal seperti Rumah Steril sangat membantu, termasuk menyediakan subsidi biaya steril kucing berkualitas di Depok

2. Vaksinasi Cegah Penyakit

Selain sterilisasi, vaksinasi juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit seperti rabies. Biasanya dilakukan setiap bulan September dalam rangka Hari Rabies Sedunia (Rabies Day). Widyati menjelaskan, “Kalau mereka membutuhkan suatu waktu, kalau di Puskeswan gratis, maka silakan datang ke RPHK Pasir Putih di Pengasinan.”

3. Terapkan Sistem TNR

Program Trap-Neuter-Return (TNR) juga jadi metode yang dianjurkan. Kucing ditangkap, disteril, lalu dikembalikan ke lingkungan asalnya. Cara ini terbukti efektif dan lebih manusiawi dalam pengendalian populasi. 

4. Peran Warga Sangat Dibutuhkan

Widyati juga menyampaikan, karena keterbatasan SDM dan fasilitas, masyarakat bisa berkoordinasi langsung dengan DKP3 jika ingin membantu atau menjadi bagian dari upaya rescue. 

Sampai saat ini, Kota Depok belum memiliki pet shelter resmi. Meski begitu, pihak DKP3 memfasilitasi dengan pet shelter yang ada di Jakarta, Bogor, atau daerah sekitar Depok. Selain itu, pihak DKP3 juga bekerja sama dengan komunitas rescue lokal. 

DKP3 rencananya akan menyusun kajian untuk mendirikan shelter atau center kucing liar di Depok, agar tak harus ke Jakarta atau Bogor. 

Happy Catz Show sendiri merupakan ajang dan wadah bagi para pecinta kucing untuk menampilkan kucing kesayangan mereka, sekaligus berinteraksi dengan sesama pecinta kucing dan hewan peliharaan lainnya. Dalam acara ini ada sebanyak 8 kucing main Coon yang dipamerkan, 6 yang jenis biasa dan 2 jenis polidaktil (memiliki lebih banyak jari daripada jumlah normal, yakni 6). 

Sementara itu, Happy Catz Sound merupakan perayaan atas kesuksesan Happy Catz Show berupa konser tematik yang unik dan menjadi satu-satunya di Indonesia, dengan nuansa dan dekorasi bertema kucing.

Pameran kucing digelar mulai 27 Juni - hingga 29 Juni ini,  menampilkan jenis kucing ras, seperti; Mainecoon.

Ajang ini menyajikan dua bagian utama yaitu Happy Catz Show dan Happy Catz Sound, dan digelar selama tiga hari, 27–29 Juni 2025, mulai pukul 10.00–22.00 WIB di Pesona Square Depok.

Jumlah peserta expo Happy Catz Show yang telah terdaftar sebanyak 92 peserta.  Berbagai kegiatan dan lomba akan digelar dalam Happy Catz Show dan digelar mulai 27 Juni - hingga 29 Juni. 

Kelana Muda,  pelaksana acara dari Punai Raya Multimedia (PRM), menyampaikan bahwa pameran yang sekaligus kontes kucing ini,   menampilkan jenis kucing ras, seperti;  Maincoon, British short hair, munckin, dan domestik.

"Ada pun penilaian  dari beauty kontes itu,  dinilai dari kebersihan, attitude, telinga dan kuku. Sedangkan foto kontes dinilai dari foto ekspresi, keanggunan serta costum," tuntasnya.