Bumil Sering Gatal di Perut? Ternyata Bukan Cuma Kulit Melar
- Freepik
Lifestyle –Banyak ibu hamil mengeluhkan rasa gatal di area perut, terutama saat usia kandungan semakin besar. Tidak jarang, keluhan ini dianggap sepele dengan alasan kulit yang melar akibat janin tumbuh.
Padahal, gatal saat hamil tidak hanya disebabkan oleh peregangan kulit semata. Ada faktor hormonal, perubahan fisiologis, bahkan kondisi medis tertentu yang bisa memicu gatal lebih parah. Mengenali penyebabnya penting agar ibu hamil bisa tenang sekaligus tahu kapan harus mencari pertolongan medis.
Perubahan Biologis dan Hormon Selama Kehamilan
Selama hamil, tubuh ibu mengalami lonjakan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini tidak hanya berpengaruh pada perkembangan janin, tetapi juga pada kulit. Hormon dapat membuat kulit lebih sensitif, lebih kering, atau lebih mudah teriritasi.
Selain itu, aliran darah yang meningkat dan retensi cairan dalam tubuh juga bisa menimbulkan sensasi gatal. Kulit, terutama di perut, sering kali menjadi lebih tegang sehingga memicu rasa tidak nyaman.
Peregangan Kulit dan Stretch Marks
Seiring perut yang membesar, kulit akan meregang dengan cepat. Peregangan ini bisa menyebabkan robekan kecil di lapisan dermis yang kemudian berkembang menjadi stretch marks atau guratan kehamilan.
Menurut pakar dermatologi dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, Dr. Joshua Zeichner, saat hamil, kulit meregang dengan cepat seiring pertumbuhan bayi dan perut.
“Hal ini bisa menyebabkan gangguan pada lapisan pelindung kulit, kehilangan kelembapan, dan akhirnya rasa gatal,” kata dia.
Stretch marks biasanya mulai muncul di trimester kedua atau ketiga, disertai rasa gatal ringan hingga sedang. Kondisi ini wajar dan bukan tanda bahaya, meski tetap bisa membuat ibu merasa tidak nyaman.
Penyebab Lain yang Perlu Diwaspadai
Tidak semua gatal saat hamil bisa dianggap normal. Ada beberapa kondisi medis khusus yang perlu diperhatikan:
- PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy)
Disebut juga polymorphic eruption of pregnancy, ditandai dengan ruam merah dan gatal yang muncul di perut lalu menyebar ke paha, lengan, atau bokong. Meski tidak berbahaya untuk janin, rasa gatal bisa sangat mengganggu. - Kolestasis Intrahepatik Kehamilan (Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy/ICP)
Kondisi ini terjadi akibat gangguan fungsi hati. Gejalanya biasanya gatal hebat tanpa ruam, terutama di telapak tangan dan kaki, serta lebih parah di malam hari. Menurut Mayo Clinic, ICP dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau komplikasi serius sehingga membutuhkan perhatian medis segera. - Eksim Kehamilan dan Alergi
Sebagian ibu hamil juga mengalami eksim atau reaksi alergi yang memperburuk rasa gatal. Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sabun, deterjen, atau pakaian tertentu.
Faktor eksternal seperti mandi dengan air terlalu panas, sabun yang keras, serta pakaian ketat juga bisa memperparah rasa gatal di perut.
Cara Aman Meredakan Gatal
Meski sebagian besar gatal saat hamil tergolong normal, ada beberapa cara yang aman dilakukan untuk meredakannya:
- Gunakan pelembap lembut: pilih lotion atau krim tanpa pewangi yang dapat menjaga kelembapan kulit.
- Mandi dengan air hangat, bukan panas: air panas justru membuat kulit semakin kering.
- Kenakan pakaian longgar dan berbahan katun: agar kulit bisa bernapas dan tidak teriritasi.
- Hindari sabun keras: gunakan sabun bayi atau sabun khusus kulit sensitif.
- Minum cukup air: hidrasi dari dalam membantu menjaga kelembapan kulit.
- Gunakan kompres dingin jika rasa gatal sangat mengganggu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi dengan dokter atau bidan jika gatal:
- Sangat parah hingga mengganggu tidur.
- Disertai ruam menyebar atau kulit berubah warna.
- Terutama di telapak tangan dan kaki tanpa ruam (bisa jadi tanda kolestasis).
- Disertai gejala lain seperti mual, urine gelap, atau kulit menguning.
“Saat perut membesar, kulit akan terasa kencang dan sering menjadi kering serta gatal. Namun, rasa gatal hebat di akhir kehamilan bisa menjadi tanda kolestasis atau PUPPP yang membutuhkan perhatian medis,” demikian seperti dikutip dari situs resmi Medanta Hospital.