5 Cara Bikin Anak Cepat Bicara, Orang Tua Harus Paham!
- freepik
Lifestyle – Mengamati perkembangan anak adalah pengalaman yang paling berharga bagi setiap orang tua. Salah satu tonggak penting yang dinanti-nantikan adalah saat si kecil mulai mengucapkan kata pertamanya. Momen ini seringkali membuat para orang tua bertanya-tanya, "Apakah anakku sudah pada tahap yang seharusnya?".
Pertanyaan tersebut wajar muncul, karena setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Namun, peran orang tua dalam merangsang kemampuan bicara anak sangatlah krusial.
Pada usia 12 hingga 18 bulan, kebanyakan anak sudah mulai mengeluarkan suara dan meniru kata-kata sederhana. Pada usia dua tahun, anak biasanya sudah dapat merangkai dua kata menjadi frasa, seperti "mau makan" atau "bola besar".
Namun, jika orang tua merasa khawatir karena perkembangan bicara anak terkesan lambat, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk merangsang kemampuan komunikasinya. Artikel ini akan mengupas tuntas lima cara efektif yang bisa diterapkan orang tua untuk membantu anak lebih cepat bicara.
Dengan memahami dan menerapkan strategi ini, orang tua tidak hanya mempercepat proses bicara, tetapi juga membangun ikatan emosional yang lebih kuat dengan anak.
1. Ajak Anak Berbicara Secara Intensif dan Ajak Berkomunikasi Sejak Dini
Otak anak berkembang pesat sejak lahir, dan salah satu cara terbaik untuk mendukung perkembangan ini adalah dengan memberikan stimulasi verbal yang kaya. Orang tua harus aktif berbicara dengan anak, bahkan saat anak masih bayi dan belum mengerti.
Ceritakan apa yang sedang Anda lakukan, seperti "Sekarang, Mama lagi menyiapkan sarapan untukmu" atau "Lihat, ada mobil lewat di jalan!". Komunikasi satu arah ini sangat penting untuk mengenalkan anak pada intonasi, ritme, dan kosa kata.
Seiring anak bertambah besar, ubah komunikasi menjadi interaktif. Ajak anak menanggapi pertanyaan-pertanyaan sederhana. Contohnya, saat makan, Anda bisa bertanya, "Roti ini enak tidak?". Meskipun anak mungkin hanya merespons dengan gumaman atau isyarat, orang tua tetap perlu menanggapi respons tersebut dengan antusias.
Berikan anak kesempatan untuk menanggapi. Jangan terburu-buru untuk menyelesaikan kalimatnya, biarkan ia mencoba mengucapkan kata-kata yang ia tahu.
2. Bacakan Buku Cerita dan Ajak Anak Bernyanyi
Membacakan buku cerita adalah salah satu cara terbaik untuk memperkaya kosa kata anak. Pilihlah buku dengan gambar-gambar yang menarik dan berwarna-warni. Saat membaca, tunjukkan gambar dan sebutkan nama-nama benda di dalamnya. Misalnya, sambil menunjuk gambar kucing, katakan, "Ini kucing. Suaranya 'meong-meong'." Cara ini membantu anak mengaitkan antara objek visual, kata-kata, dan suara.
Selain membaca, bernyanyi juga sangat efektif. Lagu anak-anak memiliki melodi yang sederhana dan lirik yang mudah diulang. Bernyanyi tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak mempelajari pola bahasa dan melatih memori pendengaran. Ulangi lagu yang sama beberapa kali agar anak familiar dengan liriknya. Ajak anak menirukan gerakan atau isyarat yang sesuai dengan lirik lagu untuk meningkatkan koordinasi antara motorik dan verbalnya.
3. Jauhkan Gadget dan Batasi Paparan Layar
Di era digital ini, sangat mudah bagi anak untuk terpapar gadget. Meskipun terlihat praktis untuk membuat anak anteng, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menghambat perkembangan bicara mereka.
Paparan layar satu arah tidak memberikan interaksi timbal balik yang penting bagi perkembangan bahasa. Anak hanya menjadi penerima informasi pasif, tanpa ada kesempatan untuk merespons atau berkomunikasi.
Ahli kesehatan anak merekomendasikan untuk membatasi total waktu layar anak di bawah dua tahun. Idealnya, orang tua dapat menghindari paparan layar sama sekali. Interaksi nyata dengan orang tua dan lingkungan jauh lebih bermanfaat daripada konten digital. Luangkan waktu untuk bermain bersama, menjelajahi alam, atau sekadar berbincang santai tanpa gangguan dari layar.
4. Beri Label Setiap Benda yang Ada di Sekitar Anak
Ini adalah metode sederhana namun sangat efektif yang sering disebut sebagai 'labeling'. Saat berinteraksi dengan anak, sebutkan nama-nama benda yang ada di sekitar mereka secara berulang. Contohnya, ketika Anda memberikan anak susu, katakan, "Ini susu". Saat mengajaknya berjalan-jalan, tunjukkan bunga dan katakan, "Itu bunga yang indah".
Dengan konsisten memberi label, orang tua membantu anak mengasosiasikan kata dengan objek konkret. Kosa kata anak akan bertambah secara alami. Anda juga dapat menggunakan bahasa yang deskriptif untuk memperkaya penjelasan. Alih-alih hanya mengatakan "bola," katakan "Ini bola warna merah". Kata-kata tambahan ini akan memperluas pemahaman anak tentang konsep-konsep seperti warna dan bentuk.
5. Jangan Terlalu Banyak Memberi Bantuan dan Biarkan Anak Berusaha
Seringkali, orang tua secara tidak sadar cenderung terlalu cepat membantu anak. Ketika anak menunjuk ke arah botol minum, orang tua langsung mengambilkannya tanpa memberikan kesempatan anak untuk mencoba mengucapkan kata "minum" atau "botol". Padahal, dorongan untuk berkomunikasi datang ketika anak merasa perlu menyampaikan sesuatu.
Tantanglah anak secara lembut untuk menggunakan kata-kata. Jika anak menunjuk, Anda bisa bertanya, "Kamu mau apa?" atau "Ayo coba bilang 'minum'." Berikan waktu sejenak agar anak mencoba merespons. Jika ia kesulitan, barulah berikan bantuan. Namun, tetap dorong ia untuk mengulangi kata yang Anda ucapkan. Pendekatan ini mengajarkan anak bahwa komunikasi verbal adalah alat yang efektif untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.