Sekolah Full Day: Menaikkan Prestasi atau Membebani Anak?
- Shuttershock
Tak semua sekolah, terutama negeri di berbagai daerah, memiliki fasilitas memadai dan tenaga pendidik terlatih untuk menjalankan full day school secara bermutu. Ketimpangan ini bisa membuat penerapan sistem penuh hari menjadi tidak efektif dan justru membebani siswa serta guru.
Dampak terhadap Kesehatan & Stres Anak
Berbagai studi di Indonesia menyimpulkan bahwa stres akademik kerap dipicu oleh tekanan tugas, ujian, harapan orang tua dan guru, bukan semata durasi sekolah panjang. Risiko utama muncul saat anak kekurangan waktu tidur atau asupan nutrisi, yang bisa memicu kecemasan, gangguan konsentrasi, hingga depresi ringan. Tanpa manajemen kegiatan yang seimbang, anak berisiko mengalami overload mental.
Profesor pendidikan dan psikologi di University of California, Irvine, Deborah Lowe Vandell adalah salah satu ahli terkemuka tentang dampak afterschool program (mirip konsep full day) terhadap perkembangan anak. Melalui studi longitudinal selama 26 tahun, Vandell menemukan bahwa anak yang secara konsisten mengikuti program afterschool berkualitas dengan pengawasan profesional, kegiatan akademik dan non-akademik yang seimbang, serta dukungan emosional menunjukkan berbagai manfaat:
- Peningkatan kehadiran sekolah dan prestasi akademik
- Kebiasaan kerja yang lebih baik dan motivasi belajar tinggi
- Penurunan perilaku bermasalah seperti agresi dan bolos sekolah
Namun, Vandell juga menegaskan bahwa lamanya jam bukanlah kunci utama. Tanpa kualitas program yang memadai misalnya kegiatan repetitif tanpa variasi, pengawasan tidak profesional, atau waktu istirahat yang minimal anak justru bisa kehilangan motivasi, mudah lelah, dan berpotensi stres tinggi. Artinya, penerapan full day harus disertai kurikulum seimbang, ruang bermain, dan dukungan psikologis.