Hindari Kebiasaan Menidurkan Bayi Sambil Jalan-Jalan, Ini Dampaknya di Masa Depan

Ilustrasi anak tidur
Sumber :
  • Freepik

Pola tidur yang sehat sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Menidurkan bayi sambil jalan-jalan sering kali membuat bayi terbiasa dengan stimulasi gerakan untuk tertidur, sehingga sulit tidur tanpa bantuan eksternal. 

Studi dari Sleep Medicine Reviews (2018) menunjukkan bahwa bayi yang terbiasa tidur dengan gerakan cenderung mengalami gangguan ritme sirkadian, yang dapat menyebabkan masalah tidur jangka panjang, seperti insomnia di masa kanak-kanak. Paparan lingkungan luar, seperti suara bising atau cahaya matahari saat jalan-jalan, juga dapat mengganggu siklus tidur REM, yang penting untuk perkembangan kognitif.

Risiko Keamanan dan Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)

Kebiasaan menidurkan bayi sambil jalan-jalan meningkatkan risiko SIDS, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan ketat. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi tidur di permukaan datar, seperti kasur dengan seprai ketat, tanpa bantal atau selimut longgar. Tidur di gendongan atau stroller sering kali tidak memenuhi standar ini, karena posisi kepala bayi bisa miring atau tertekuk, menghambat saluran napas. 

Data dari Pediatrics Journal (2021) menunjukkan bahwa risiko SIDS meningkat hingga 1,5 kali pada bayi yang tidur di lingkungan tidak aman, seperti di gendongan saat berjalan. Selain itu, paparan panas berlebih di iklim tropis Indonesia saat jalan-jalan dapat menyebabkan overheating, faktor risiko lain untuk SIDS.

Dampak Psikologis dan Keterikatan Emosional

Menidurkan bayi sambil jalan-jalan juga dapat memengaruhi keterikatan emosional. Meskipun menggendong memberikan kedekatan fisik, bayi yang terbiasa tidur dengan stimulasi gerakan mungkin kesulitan mengembangkan kemampuan self-soothing, yaitu kemampuan untuk menenangkan diri dan tidur mandiri.