Bukan Hanya Berdampak ke Otak, Keseringan Main Game Juga Bisa Pengaruhi Masa Depan Anak!

Ilustrasi anak main game
Sumber :
  • iStock

Dr. Christakis menjelaskan bahwa anak-anak yang terlalu sering terpapar media digital seperti game cenderung menunjukkan kesulitan mengontrol emosi, mudah marah saat diminta berhenti bermain hingga ketergantungan terhadap gadget sebagai sumber kenyamanan.

Dalam studi yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, Christakis menemukan bahwa anak usia dini yang menghabiskan lebih dari 1 jam per hari di depan layar memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perhatian di usia sekolah.

Lebih jauh lagi, game dengan konten kekerasan berulang juga dapat memicu anak menjadi desensitisasi terhadap kekerasan di dunia nyata. Anak menjadi kurang peka terhadap rasa sakit orang lain dan cenderung meniru perilaku agresif yang mereka lihat dalam permainan.

Dampak Jangka Panjang terhadap Hubungan Sosial dan Akademik

Christakis juga menggarisbawahi bahwa game bisa mengganggu interaksi sosial anak. Ketika seorang anak lebih sering bermain game daripada berinteraksi secara langsung dengan keluarga atau teman, ia bisa kehilangan kemampuan dasar dalam membangun relasi, seperti membaca ekspresi wajah, menyimak percakapan dan menyesuaikan emosi dalam situasi sosial.

Dampaknya bisa berlanjut hingga ke sekolah. Anak-anak yang tidur larut malam karena bermain game cenderung datang ke sekolah dalam kondisi lelah, tidak fokus, dan kurang produktif. Hal ini berpengaruh pada penurunan prestasi akademik, bahkan ketidaktertarikan untuk belajar.

Apakah Semua Game Buruk?