Jangan Gunakan Makanan Sebagai Hadiah atau Hukuman untuk Anak, Coba dengan Cara Ini
- Freepik
Lifestyle –Mengasuh anak sering kali melibatkan upaya untuk membentuk perilaku positif, namun penggunaan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berdampak buruk pada hubungan anak dengan makanan dan kesehatan jangka panjang mereka. Banyak orang tua tanpa sadar memberikan permen sebagai imbalan atas perilaku baik atau melarang camilan sebagai hukuman, mengira ini adalah cara efektif untuk mendisiplinkan anak.
Padahal, menurut American Academy of Pediatrics, praktik ini dapat memengaruhi pola makan anak, meningkatkan risiko gangguan makan, dan menciptakan persepsi tidak sehat terhadap makanan. Berikut ini adalah alasan mengapa makanan sebaiknya tidak digunakan sebagai alat pengasuhan, dampaknya, dan menawarkan alternatif positif untuk mendorong perilaku baik pada anak.
Dampak Negatif Menggunakan Makanan sebagai Hadiah atau Hukuman
Menggunakan makanan sebagai hadiah, seperti memberikan cokelat karena anak menyelesaikan pekerjaan rumah, atau hukuman, seperti melarang makan malam karena anak nakal, dapat membentuk hubungan emosional yang tidak sehat dengan makanan.
Menurut studi dalam Journal of Pediatric Psychology (2018), anak-anak yang diberi makanan manis sebagai hadiah cenderung mengembangkan preferensi berlebihan terhadap makanan tinggi gula, yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
Praktik ini juga dapat membuat anak mengasosiasikan makanan tertentu, seperti permen atau kue, sebagai "hadiah" yang lebih berharga daripada makanan sehat seperti sayuran, yang dianggap "kurang menarik."
Selain itu, melarang makanan sebagai hukuman dapat memicu rasa takut atau kecemasan terkait makanan, yang berpotensi menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia atau makan berlebihan (binge eating) di kemudian hari.