Meski Kurang Estetik, Ini Manfaat Bikin Kamar Anak Penuh Warna
- Freepik
Lifestyle –Dekorasi kamar anak sering kali menjadi tantangan bagi orang tua. Di era media sosial, tren kamar dengan desain minimalis dan estetik sering mendominasi inspirasi. Namun, kamar anak dengan warna-warna cerah dan beragam, meski mungkin terlihat kurang estetik bagi sebagian orang, memiliki manfaat signifikan bagi perkembangan anak. Warna-warna seperti merah, kuning, biru, atau hijau yang mencolok tidak hanya membuat ruangan terasa hidup, tetapi juga mendukung aspek psikologis, kognitif, dan emosional anak.
Artikel parenting ini akan mengulas secara mendalam mengapa kamar anak penuh warna layak dipertimbangkan, dengan fokus pada manfaatnya yang didukung oleh penelitian ilmiah dan psikologi perkembangan.
Pengaruh Warna pada Perkembangan Psikologis Anak
Warna memiliki peran penting dalam memengaruhi suasana hati dan perilaku anak. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Psychology, warna-warna cerah seperti kuning dan oranye dapat meningkatkan suasana hati dan semangat anak. Kuning, misalnya, diasosiasikan dengan kebahagiaan dan energi, yang dapat membantu anak merasa lebih optimis.
Sementara itu, biru dikenal memiliki efek menenangkan, cocok untuk anak yang cenderung hiperaktif atau membutuhkan ketenangan sebelum tidur. Dengan menggabungkan berbagai warna dalam kamar anak, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung keseimbangan emosional.
Selain itu, warna juga memengaruhi kreativitas. Penelitian dari University of British Columbia menunjukkan bahwa paparan warna-warna cerah, terutama merah dan kuning, dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide kreatif.
Kamar yang penuh warna memberikan stimulasi visual yang mendorong anak untuk berimajinasi, baik saat bermain, menggambar, atau menyelesaikan masalah. Berbeda dengan kamar bernuansa monokrom yang sering kali terasa steril, kombinasi warna yang beragam menciptakan suasana dinamis yang merangsang otak anak.