Mengenali Tanda-Tanda Trauma pada Anak dan Cara Mendampinginya

Ilustrasi anak menangis
Sumber :
  • Freepik

Ketika anak mulai berbagi perasaan atau pengalaman, dengarkan dengan penuh perhatian. Hindari menginterupsi atau memberikan solusi instan. Gunakan frasa seperti, “Aku dengar kamu merasa sedih, dan itu wajar,” untuk memvalidasi emosi mereka. Empati membantu anak merasa dipahami dan mengurangi rasa isolasi yang sering menyertai trauma.

6. Dorong Ekspresi Emosi melalui Aktivitas Kreatif

Anak sering kali kesulitan mengekspresikan trauma secara verbal. Dorong mereka untuk mengekspresikan emosi melalui aktivitas seperti menggambar, menulis jurnal, atau bermain peran. Aktivitas ini memungkinkan anak memproses perasaan mereka dengan cara yang aman dan tidak mengintimidasi. Orang tua dapat berpartisipasi dalam aktivitas ini untuk memperkuat ikatan emosional.

7. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika tanda-tanda trauma berlangsung lama atau memburuk, konsultasikan dengan psikolog anak atau terapis yang berpengalaman dalam menangani trauma. Terapi berbasis trauma, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT) atau terapi bermain, dapat membantu anak memproses pengalaman mereka. Orang tua juga dapat memperoleh panduan dari profesional untuk mendukung anak dengan lebih efektif.

8. Ajarkan Keterampilan Mengelola Emosi

Bantu anak mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi mereka, seperti teknik pernapasan dalam atau latihan relaksasi. Untuk anak yang lebih besar, ajarkan cara mengenali pemicu emosi dan strategi untuk menenang diri, seperti menghitung mundur atau berjalan-jalan sebentar. Keterampilan ini membantu anak merasa lebih memiliki kendali atas perasaan mereka.