Anak Susah Lepas HP? Terapkan Konsep Hidup Sederhana ala Sunnah Nabi

Ilustrasi anak bermain media sosial
Sumber :
  • freepik

Lifestyle –Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, banyak orang tua menghadapi tantangan ketika anak-anak mereka sulit melepaskan diri dari genggaman ponsel pintar. Kecanduan layar tidak hanya mengganggu interaksi sosial dan perkembangan emosional anak, tetapi juga dapat menjauhkan mereka dari nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia. Dalam Islam, Rasulullah SAW telah memberikan teladan hidup sederhana yang penuh makna, yang dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi ketergantungan anak pada perangkat digital

Dengan menerapkan konsep hidup sederhana ala Sunnah Nabi, orang tua dapat membantu anak membangun gaya hidup yang seimbang, mendekatkan mereka pada nilai-nilai keimanan, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjalani kehidupan yang bermakna. Artikel ini akan membahas cara menerapkan prinsip-prinsip Sunnah Nabi untuk membantu anak lepas dari ketergantungan pada ponsel.

Memahami Dampak Ketergantungan pada Ponsel

Ketergantungan anak pada ponsel dapat berdampak negatif pada aspek fisik, mental, dan spiritual. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan kecemasan. Dalam perspektif Islam, ketergantungan ini juga dapat menjauhkan anak dari dzikir, ibadah, dan interaksi bermakna dengan keluarga. 

Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya menjalani hidup sederhana dan tidak terikat pada duniawi, sebagaimana sabdanya, “Berbahagialah orang yang menjauhkan diri dari fitnah dunia dan berpaling kepada kehidupan akhirat” (HR. Tirmidzi). Dengan memahami dampak ini, orang tua dapat mengambil langkah proaktif untuk mengarahkan anak pada gaya hidup yang lebih sederhana dan bermakna.

Mengajarkan Konsep Zuhud ala Sunnah Nabi

Zuhud, atau sikap tidak terikat pada duniawi, adalah salah satu prinsip utama dalam Sunnah Nabi yang dapat diterapkan dalam parenting. Rasulullah SAW hidup dengan sederhana, memprioritaskan kebutuhan pokok dan ibadah ketimbang kemewahan. Orang tua dapat mengajarkan anak untuk menghargai hal-hal sederhana, seperti menikmati waktu bersama keluarga, membaca Al-Qur’an, atau berbagi dengan sesama.