Viral di Instagram, Begini Cara Keren Orang Tua Mengatasi GTM Anak
- Freepik
Lifestyle –Fenomena Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada anak merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh banyak orang tua. Dalam era media sosial seperti sekarang, berbagai video dan unggahan viral di Instagram memberikan gambaran menarik tentang cara orang tua mengatasi GTM dengan pendekatan kreatif, sabar, dan menyenangkan.
Momen-momen ini bukan hanya menghibur, tetapi juga memuat strategi parenting yang efektif dan didukung pendekatan ilmiah. Dari mengubah suasana makan hingga melibatkan anak dalam proses penyajian makanan, sejumlah cara telah terbukti membantu anak mengatasi fase penolakan makan ini tanpa paksaan dan tekanan emosional.
GTM biasanya dialami anak usia balita yang tengah mengeksplorasi kemandirian dan memiliki sensitivitas tinggi terhadap rasa, tekstur, serta suasana. Jika ditangani dengan salah, seperti dengan ancaman atau paksaan, maka GTM dapat berkembang menjadi trauma makan berkepanjangan.
Namun, konten viral di media sosial justru menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan pendekatan emosional yang tepat, fase ini dapat dilewati dengan cara yang menyenangkan. Berikut beberapa cara keren dan terbukti yang dilakukan orang tua untuk mengatasi GTM anak, seperti yang banyak dibagikan di Instagram dan didukung oleh pakar gizi anak.
1. Sajikan dalam Porsi Kecil dan Ringan
Salah satu cara yang kerap muncul dalam konten viral adalah penyajian makanan dalam porsi kecil. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan visual bagi anak yang cenderung menolak makanan jika porsinya terlihat terlalu banyak. Anak diberi kesempatan untuk menentukan apakah ingin menambah atau tidak. Strategi ini terbukti mampu meningkatkan respons positif anak terhadap waktu makan.
2. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Suasana makan yang positif sangat berperan dalam membentuk kebiasaan makan sehat pada anak. Dalam berbagai unggahan Instagram, terlihat bagaimana orang tua menciptakan suasana santai dengan cara makan bersama keluarga tanpa tekanan, memutar musik lembut, atau menyajikan makanan dalam bentuk lucu. Lingkungan yang menyenangkan membantu anak merasa aman dan tidak terbebani saat makan.
3. Libatkan Anak dalam Persiapan Makanan
Mengajak anak mencuci sayur, mengaduk adonan, atau bahkan hanya sekadar memilih piring makan mereka sendiri, merupakan salah satu pendekatan yang terbukti efektif. Anak-anak yang merasa memiliki andil dalam proses makan cenderung lebih antusias untuk menyantap hasil kerja mereka sendiri. Video-video parenting viral memperlihatkan bagaimana keterlibatan ini meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap makanan.
4. Hindari Iming-Iming atau Ancaman
Pendekatan yang sering kali tidak disadari adalah penggunaan hadiah atau hukuman untuk membuat anak makan. Padahal, hal ini dapat membentuk asosiasi negatif terhadap aktivitas makan. Akun parenting populer menekankan pentingnya membangun kebiasaan makan yang natural dan tidak disertai tekanan. Fokus pada komunikasi yang hangat dan penuh pengertian menjadi kunci utama keberhasilan strategi ini.
5. Variasikan Tekstur dan Bentuk Makanan
Banyak orang tua mengkreasikan menu dengan memodifikasi bentuk dan tekstur makanan. Sayur bisa diolah menjadi bakso, nugget, atau muffin. Selain memperkenalkan rasa baru, hal ini juga menghindari kebosanan dan memperluas pilihan anak terhadap makanan bergizi. Variasi ini juga membantu anak dengan sensitivitas sensorik terhadap makanan tertentu.
6. Ubah Lokasi Makan Secara Berkala
Beberapa video viral menunjukkan keluarga yang membawa makan malam ke teras rumah, taman belakang, atau bahkan piknik kecil di ruang tamu. Pergantian suasana seperti ini membuat pengalaman makan menjadi lebih menarik bagi anak. Pendekatan ini membantu meminimalisir resistensi yang timbul akibat rutinitas makan yang monoton.
7. Stimulasi Sensorik Sebelum Makan
Metode ini berangkat dari prinsip bahwa anak perlu merasa aman dengan makanan baru. Stimulasi dilakukan dengan membiarkan anak menyentuh, mencium, atau bahkan sekadar melihat makanan sebelum mencicipinya. Cara ini membantu mengurangi kecemasan anak terhadap makanan baru dan mendukung proses adaptasi rasa secara bertahap.
8. Perhatikan Kesehatan Pencernaan Anak
Beberapa orang tua membagikan pengalaman menggunakan probiotik sesuai anjuran dokter untuk meningkatkan nafsu makan anak, khususnya jika GTM disebabkan oleh masalah pencernaan. Konsultasi dengan dokter tetap diperlukan untuk mengetahui apakah strategi ini tepat diterapkan pada kondisi anak.
9. Jaga Emosi Orang Tua Tetap Stabil
Emosi orang tua sangat memengaruhi respons anak terhadap makan. Orang tua yang tenang, tidak reaktif, dan tetap sabar dalam menghadapi GTM cenderung lebih berhasil membentuk pola makan positif pada anak. Beberapa konten edukatif menyarankan agar orang tua makan bersama anak dan menunjukkan contoh makan dengan lahap untuk menciptakan pengaruh positif.
10. Konsultasi dengan Profesional Bila Dibutuhkan
Jika GTM berlangsung lama, menyebabkan berat badan anak turun, atau berdampak pada kesehatan secara menyeluruh, maka sudah saatnya orang tua berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Penanganan yang tepat sejak dini akan mencegah masalah makan menjadi semakin kompleks dan berkepanjangan.
Tren parenting di media sosial, khususnya Instagram, telah membuka ruang diskusi yang sehat dan positif seputar kebiasaan makan anak. Orang tua kini memiliki lebih banyak referensi dan inspirasi untuk mengatasi GTM tanpa paksaan dan dengan cara yang lebih menyenangkan. Strategi-strategi yang ditampilkan tidak hanya kreatif, tetapi juga berakar pada pendekatan ilmiah dan psikologis yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.