10 Tren Parenting 2025 dari Detoks Digital hingga FAFO, Mana yang Paling Tepat?

Ilustrasi ibu rumah tangga berbisnis
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang pesat, parenting di tahun 2025 menghadirkan berbagai pendekatan baru yang mencerminkan kebutuhan keluarga modern. Dari detoks digital hingga fenomena FAFO (Fear of Missing Out), tren-tren ini menawarkan cara-cara inovatif untuk menjalani pola asuh yang mendukung perkembangan anak secara holistik. 

Artikel ini mengulas 10 tren parenting yang diprediksi akan mendominasi tahun 2025, memberikan wawasan tentang bagaimana orang tua dapat mengadopsi pendekatan yang seimbang antara teknologi, nilai tradisional, dan kebutuhan emosional anak. Dengan memahami tren ini, orang tua dapat memilih pola asuh yang paling sesuai dengan nilai keluarga dan kebutuhan anak, menciptakan lingkungan pengasuhan yang mendukung pertumbuhan optimal di era digital.

Detoks Digital dalam Parenting

Detoks digital menjadi salah satu tren parenting terkemuka di tahun 2025, didorong oleh kesadaran akan dampak negatif screen time berlebihan pada anak. Pola asuh ini bertujuan membatasi penggunaan gadget untuk meningkatkan interaksi keluarga dan kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa paparan layar yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan kognitif dan emosional anak. 

Orang tua dapat menerapkan detoks digital dengan menetapkan zona bebas teknologi, seperti saat makan malam, atau menggantikan waktu layar dengan aktivitas offline, seperti bermain di alam atau membaca bersama. Pendekatan ini mendukung pola asuh yang berfokus pada hubungan manusiawi dan pengalaman nyata.

FAFO (Fear of Missing Out) dalam Pola Asuh

Fenomena FAFO, atau ketakutan ketinggalan, memengaruhi parenting dengan mendorong orang tua dan anak untuk mengikuti berbagai tren atau kegiatan agar tidak merasa tertinggal. Dalam pola asuh, FAFO dapat terlihat dari tekanan untuk mendaftarkan anak pada kelas ekstrakurikuler beragam atau mengikuti tren media sosial. 

Namun, pendekatan ini dapat menyebabkan stres bagi anak dan orang tua. Orang tua disarankan untuk mengajarkan anak tentang prioritas dan nilai diri, membantu mereka fokus pada kegiatan yang benar-benar bermanfaat. Pola asuh yang bijak akan menyeimbangkan eksplorasi dengan batasan yang sehat.

Gentle Parenting dan Pengasuhan Berbasis Empati

Gentle parenting, yang menekankan empati dan disiplin positif, terus populer dalam parenting 2025. Pola asuh ini menghindari hukuman fisik dan fokus pada komunikasi terbuka untuk memahami emosi anak. Dengan mendengarkan dan membimbing anak dengan kasih sayang, orang tua dapat membangun hubungan emosional yang kuat, mendukung kesehatan mental anak. 

Implementasi gentle parenting melibatkan pengakuan terhadap perasaan anak dan memberikan solusi konstruktif, seperti diskusi alih-alih hukuman. Pendekatan ini menjadi favorit dalam pola asuh modern karena efektivitasnya dalam membentuk anak yang percaya diri.

Village Parenting dan Komunitas Pengasuhan

Village parenting mengusung kolaborasi antarorang tua dalam komunitas untuk berbagi tanggung jawab pengasuhan, seperti penitipan anak atau homeschooling. Tren ini muncul sebagai respons terhadap kesibukan keluarga modern, memberikan dukungan praktis dan emosional. Dalam pola asuh ini, orang tua dapat membentuk “parenting pods” untuk kegiatan bersama, seperti kelompok bermain atau belajar. 

Pendekatan ini memperkuat ikatan sosial dan membantu orang tua menjalani parenting dengan lebih ringan, terutama di lingkungan perkotaan yang serba cepat.

Literasi Keuangan Sejak Dini

Mengajarkan literasi keuangan sejak dini menjadi tren penting dalam parenting 2025, didorong oleh meningkatnya biaya hidup. Pola asuh ini bertujuan mempersiapkan anak untuk mandiri secara finansial melalui pengenalan konsep menabung, berinvestasi, dan pengelolaan anggaran. Orang tua dapat menggunakan aplikasi gamifikasi atau permainan edukasi untuk membuat pembelajaran menyenangkan. Dengan mengintegrasikan literasi keuangan dalam pola asuh, anak dapat mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Sustainable Parenting

Sustainable parenting menekankan pola asuh yang ramah lingkungan, seperti menggunakan produk reusable dan mengajarkan anak tentang daur ulang. Tren ini didorong oleh kesadaran akan perubahan iklim, mendorong orang tua untuk menanamkan nilai lingkungan sejak dini. Implementasi termasuk memilih popok kain atau mainan ramah lingkungan, serta melibatkan anak dalam kegiatan seperti berkebun. Pendekatan ini mendukung parenting yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masa depan anak.

Parenting Berbasis AI

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam parenting semakin populer, membantu orang tua mengelola jadwal, membuat cerita anak, atau memantau perkembangan. Meski efisien, penggunaan AI perlu diimbangi dengan interaksi manusia untuk menjaga hubungan emosional. 

Dalam pola asuh, orang tua disarankan menggunakan aplikasi AI dengan bijak, memastikan teknologi mendukung tanpa menggantikan peran orang tua. Tren ini mencerminkan adaptasi parenting terhadap kemajuan teknologi.

Kembalinya Peran Kakek-Nenek

Keterlibatan kakek-nenek dalam pengasuhan anak kembali populer dalam parenting 2025. Pola asuh ini memperkuat ikatan antargenerasi dan menanamkan nilai tradisional. Kakek-nenek dapat berpartisipasi dalam kegiatan seperti mendongeng atau mengajarkan keterampilan tradisional, memberikan dukungan emosional bagi anak dan orang tua. Pendekatan ini mendukung pola asuh yang holistik dan kaya akan nilai budaya.

Lighthouse Parenting

Lighthouse parenting, yang menyeimbangkan bimbingan dan kebebasan, menjadi tren dalam parenting 2025. Seperti mercusuar, orang tua memberikan panduan tanpa mengendalikan anak, membantu mereka mengembangkan kemandirian. Implementasi termasuk menetapkan batasan yang jelas sambil memberi ruang untuk pengambilan keputusan. Pola asuh ini ideal untuk membentuk anak yang tangguh dan percaya diri.

Pengurangan Sharenting

Mengurangi sharenting, atau berbagi momen anak di media sosial, menjadi tren penting dalam parenting untuk melindungi privasi anak. Pola asuh ini didorong oleh kesadaran akan risiko keamanan digital. Orang tua disarankan untuk memilih momen yang aman untuk dibagikan dan mengajarkan anak tentang batasan digital, mendukung pola asuh yang menghormati otonomi anak.

Evaluasi Tren: Mana yang Paling Tepat?

Memilih tren parenting yang paling tepat bergantung pada nilai keluarga, kebutuhan anak, dan gaya hidup. Detoks digital dan gentle parenting sering dianggap relevan karena mendukung kesehatan mental dan hubungan emosional, cocok untuk keluarga yang ingin mengurangi pengaruh teknologi. 

Village parenting ideal untuk keluarga perkotaan yang membutuhkan dukungan komunitas, sementara literasi keuangan dan sustainable parenting menawarkan manfaat jangka panjang untuk kemandirian anak dan keberlanjutan lingkungan. 

FAFO dan parenting berbasis AI perlu diterapkan dengan hati-hati untuk menghindari tekanan atau ketergantungan teknologi. 

Lighthouse parenting dan keterlibatan kakek-nenek memberikan keseimbangan antara bimbingan dan nilai tradisional, sedangkan pengurangan sharenting relevan untuk melindungi privasi anak. 

Orang tua disarankan menggabungkan beberapa tren, seperti detoks digital dengan gentle parenting, untuk menciptakan pola asuh yang fleksibel dan mendukung perkembangan anak secara holistik.