Efek Budaya Konfusianisme Terhadap Pola Asuh di Korea, Bisakah Diterapkan di Indonesia?

Ilustrasi anak berprestasi
Sumber :
  • Freepik

Tantangan penerapan meliputi keterbatasan infrastruktur pendidikan, seperti kurangnya lembaga sekelas hagwon, dan pendekatan parenting yang lebih fleksibel di Indonesia. Meski demikian, nilai disiplin dan tanggung jawab dari Konfusianisme dapat diadaptasi untuk memperkuat pola asuh tanpa membebani anak dengan tekanan berlebihan.

Strategi Adaptasi Pola Asuh Konfusianisme di Indonesia

Untuk menerapkan pola asuh Konfusianisme di Indonesia, orang tua dapat memodifikasi pendekatan agar sesuai dengan konteks lokal. Menggabungkan disiplin dengan komunikasi terbuka dapat menciptakan keseimbangan antara otoritas dan keintiman emosional. Misalnya, orang tua dapat menetapkan rutinitas belajar yang terstruktur sambil mendorong anak mengejar hobi seperti musik atau olahraga. 

Mengajarkan tanggung jawab melalui tugas rumah tangga, seperti membersihkan kamar, juga mencerminkan nilai Konfusianisme tanpa tekanan akademik ekstrem. Komunitas parenting di Indonesia dapat mendukung adaptasi ini melalui seminar atau kelompok diskusi tentang pola asuh yang mengintegrasikan disiplin dan kasih sayang.

Pandangan Pakar dan Alternatif Pola Asuh

Psikolog anak, seperti Dr. Sari Pratiwi dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya menyeimbangkan disiplin dengan kebebasan untuk mendukung perkembangan emosional anak. Dibandingkan dengan pola asuh lokal Indonesia, yang sering berbasis kasih sayang dan komunitas, Konfusianisme menawarkan struktur yang lebih kaku. 

Pakar merekomendasikan mengadopsi aspek positif seperti disiplin dan tanggung jawab sambil menghindari tekanan berlebihan. Program parenting seperti “Keluarga Harmoni” di Jakarta dapat menjadi platform untuk memperkenalkan nilai-nilai ini. Sebagai alternatif, pendekatan berbasis kasih sayang yang umum di Indonesia dapat diperkaya dengan elemen disiplin Konfusianisme untuk hasil yang lebih seimbang.