Makan Telur Rebus Setengah Matang, Bisa Bikin Hubungan Setengah Jalan? Ini Mitos Unik yang Masih Dipercaya!

Ilustrasi telur rebus
Sumber :
  • Freepik

LifestyleTelur rebus setengah matang sering jadi pilihan menu sarapan favorit karena praktis, lezat, dan kaya protein. Banyak orang menyukainya karena tekstur kuning telurnya yang masih lembut dan lumer, apalagi kalau dimakan hangat-hangat.

Tapi di balik kelezatannya, ternyata ada mitos yang cukup bikin penasaran, bahkan bikin merinding. Konon katanya, makan telur rebus setengah matang saat sedang menjalin hubungan bisa bikin kisah cintamu berakhir “setengah jalan” alias kandas di tengah jalan.

Mitos ini mungkin terdengar aneh, bahkan tidak masuk akal bagi sebagian orang. Tapi jangan salah, kepercayaan ini masih hidup di berbagai daerah di Indonesia, terutama di kalangan orang tua yang sangat memperhatikan simbol-simbol dalam makanan. Bagi mereka, apa yang kita makan bisa mencerminkan atau bahkan memengaruhi nasib dan perjalanan hidup, termasuk urusan asmara.

Lantas, apa kaitannya antara telur setengah matang dan hubungan yang tidak sampai ke pelaminan? Yuk, kita bahas mitos ini dari berbagai sisi: budaya, simbolis, dan psikologis.

1. Telur Setengah Matang = Simbol Sesuatu yang Tidak Selesai

Dalam kepercayaan masyarakat tradisional, bentuk atau kondisi makanan dianggap bisa melambangkan perjalanan hidup. Telur rebus yang tidak matang sempurna diibaratkan sebagai sesuatu yang belum tuntas, baik secara niat, usaha, atau tujuan. Maka dari itu, jika dimakan saat menjalin hubungan, konon bisa membuat kisah cintamu berhenti di tengah jalan, karena “energi tidak tuntas” tadi ikut masuk ke dalam hubungan.

2. Cinta Setengah Jalan, Karena Makanan Setengah Matang?

Orang tua dulu percaya bahwa apa yang kita konsumsi bisa ikut memengaruhi jalan pikiran dan aura dalam hubungan. Telur setengah matang dianggap tidak punya “kepastian bentuk”, sehingga bisa memengaruhi ketegasan dan keseriusan dalam relasi asmara. Akibatnya, hubungan bisa penuh keraguan, tidak jelas arah, dan akhirnya terputus di tengah.

3. Petuah Lama yang Sarat Makna Simbolis

Sebenarnya, bisa jadi mitos ini tidak bermaksud melarang makan telur setengah matang secara harfiah, melainkan pesan simbolis agar seseorang tidak setengah-setengah dalam mencintai. Kalau sedang menjalin hubungan, jangan separuh hati. Jangan hanya serius di awal lalu goyah di tengah jalan. Pesannya: kalau mau hubungan langgeng, harus komitmen sampai akhir, seperti telur rebus yang dimasak sampai matang sempurna.

4. Efek Sugesti yang Tidak Disadari

Bagi orang yang percaya pada mitos ini, sugesti bisa jadi sangat kuat. Saat muncul masalah dalam hubungan, mereka akan cenderung mengaitkannya dengan hal-hal simbolis, termasuk makanan. Ini bisa menimbulkan efek psikologis negatif, seperti overthinking, merasa was-was, dan akhirnya memengaruhi cara mereka bersikap ke pasangan.

Apakah makan telur setengah matang benar-benar bisa bikin hubungan berhenti di tengah jalan? Jawabannya tentu kembali ke kepercayaan masing-masing.

Namun, mitos ini mengingatkan kita bahwa dalam menjalin cinta, jangan setengah-setengah. Harus total, matang, dan penuh komitmen. Kalau tidak, ya bisa saja berakhir setengah jalan, bukan karena makanannya, tapi karena sikap yang setengah hati.