Pasangan Sudah Sempurna, Tapi Masih Selingkuh, Apa yang Sebenarnya Dicari Pria?
- Freepik
Tidak semua pria selingkuh karena kehilangan cinta. Banyak dari mereka tergoda oleh rasa penasaran dan adrenalin hubungan terlarang. Konsep ini dikenal dalam psikologi sebagai novelty seeking, kecenderungan mencari hal baru untuk kepuasan jangka pendek. Sensasi ini memicu dopamin, hormon kebahagiaan yang sama seperti saat kita jatuh cinta untuk pertama kalinya. Sayangnya, saat euforia itu hilang, mereka kembali ke realita dan menyadari: yang mereka kejar hanyalah pelarian, bukan perbaikan hubungan.
- Insecurity yang Terselubung
Ironisnya, wanita yang terlalu 'sempurna' bisa membuat pria merasa inferior. Ketika ia merasa tidak dominan atau tertinggal secara pencapaian, rasa ego itu bisa terusik. Selingkuhan bisa memberikan kembali perasaan superioritas yang hilang. Mereka memposisikan pria sebagai 'penyelamat' atau 'tokoh utama,' bukan hanya bagian dari duet seimbang.
- Masalah Komunikasi dan Kedewasaan Emosional
Selingkuh seringkali bukan hasil dari konflik besar, melainkan dari kebisuan yang dibiarkan tumbuh. Pria yang tidak terbiasa membuka perasaan akan memilih “jalan belakang” ketika merasa tidak puas, bukannya membicarakan dengan pasangan.
Psikiater dan penulis Private Lies: Infidelity and the Betrayal of Intimacy, Dr. Frank Pittman menyatakan bahwa perselingkuhan sering kali merupakan bentuk tindakan ketidakdewasaan dan penghindaran emosional. Perselingkuhan menjadi lebih mudah daripada percakapan yang jujur.