Bukan Cuma Lansia, Waspada Usia Muda Bisa Alami Katarak Akibat 3 Hal Ini
- stevekmd
Lifestyle – Katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di Indonesia dengan prevalensi yang terus meningkat. Penyebab paling umum katarak adalah bertambahnya usia di mana protein dalam lensa mata bisa menggumpal dan membentuk lapisan keruh.
Mirisnya, katarak mulai dialami pada usia yang lebih muda meskipun sebagian besar penderita dari kalangan lansia. Pergeseran ini harus menjadi peringatan bagi anak muda untuk lebih menyadari pentingnya menjaga kesehata mata.
Ketua PERDAMI Bekasi, dr. Irsad Sadri, Sp.M, menyampikan bahwa penderita katarak ada yang masih berusia relatif muda, sekitar 40an. Umumnya, penyakit mata ini terjadi pada lansia di atas usia 50 tahun.
Dokter Irsad menjelaskan beberapa faktor penyebab katarak pada usia muda. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Gaya Hidup Tidak Sehat
Pola hidup yang kurang baik menjadi salah satu penyebab utama munculnya katarak. Kekurangan asupan antioksidan, seperti vitamin C dan E, dalam jangka panjang dapat mempercepat kerusakan pada lensa mata. Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel mata dari stres oksidatif, sehingga jika tubuh kekurangan zat ini, risiko kekeruhan lensa akan meningkat.
Selain itu, kebiasaan merokok juga sangat berbahaya. Kandungan zat beracun dalam rokok dapat mempercepat proses oksidasi pada lensa mata, yang membuat lensa kehilangan kejernihannya lebih cepat dibanding orang yang tidak merokok. Hal yang sama berlaku untuk konsumsi alkohol berlebihan yang dalam jangka panjang dapat memicu ketidakseimbangan metabolisme tubuh, termasuk mempercepat pembentukan katarak.
Dengan kata lain, gaya hidup tidak sehat akan menambah beban oksidatif pada tubuh. Di mana mata menjadi salah satu organ yang paling rentan terkena dampaknya.
2. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Dokter Irsad menambahkan, sinar ultraviolet (UV) dari matahari juga menjadi faktor penting penyebab katarak. Paparan berlebihan dapat merusak protein dalam lensa mata, sehingga lama-kelamaan terbentuk gumpalan yang membuat lensa keruh atau disebut sebagai cataract induced by UV exposure.
Risiko ini lebih besar pada orang yang bekerja di luar ruangan, seperti petani, nelayan, pekerja konstruksi, atau mereka yang tinggal di daerah pantai dengan intensitas sinar matahari tinggi. Tanpa pelindung seperti kacamata hitam atau topi, paparan sinar matahari terus-menerus bisa mempercepat munculnya katarak meski di usia yang relatif muda.
3. Penyakit Sistemik
Kondisi kesehatan tertentu juga memiliki peran besar dalam mempercepat timbulnya katarak. Diabetes misalnya, dapat meningkatkan kadar gula darah secara signifikan.
Gula yang menumpuk di dalam lensa mata akan memicu perubahan struktur protein, sehingga lensa menjadi keruh lebih cepat. Itulah sebabnya penderita diabetes sering mengalami katarak lebih dini dibanding orang sehat.
Selain diabetes, penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) dan obesitas (kelebihan berat badan) juga berhubungan erat dengan risiko katarak. Tekanan darah tinggi bisa mengganggu sirkulasi darah ke mata, sementara obesitas biasanya berkaitan dengan peradangan kronis dan stres oksidatif, yang pada akhirnya turut mempercepat kerusakan lensa.
Operasi Katarak Solusi Kembalikan Penglihatan yang Jernih
Ilustrasi Operasi Katarak
- Istimewa
Operasi katarak menjadi cara yang dinilai paling efektif. dokter Irsad menegaskan, tidakan medis ini dapat mengurangi 2,6 persen dari risiko kematian tetapi pengobatan BPJS justru membatasi kuota operasi katarak.
Menyadari pentingnya operasi katarak, Primaya Hospital Group melalui Bakti Sosial Operasi Katarak 2025 yang digelar di Primaya Hospital Bekasi Timur. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian acara Primaya Heart Race 2025, event olahraga virtual jalan, lari, dan sepeda yang berlangsung pada 3–30 Agustus 2025.
Pada kegiatan tersebut hampir 2.000 peserta dari lebih 15 kota di Indonesia berpartisipasi dengan total jarak tempuh lebih dari 140 ribu KM. Terkumpul donasi sebesar hampir Rp 30 juta yang sepenuhnya dialokasikan untuk membantu pelaksanaan kegiatan Bakti Sosial Operasi Katarak 2025 dimana sebanyak 85 pasien katarak telah mendapatkan manfaat baik dari program ini.
Chief Business Development Officer Primaya Hospital Group, Yoseph Bambang Pamungkas, menegaskan tetap melayani para peerta bakti sosial layaknya pasien umum. Masyarakat juga dipemeriksa terlebih dahulu untuk menilai apakah bisa layak atau tidak untuk dilakukan operasi.
Lebih lanjut, dokter Irsad menjelaskan operasi katarak di bakti sosial ini menggunakan teknik fakoemulsifikasi tanpa jahitan. Sehingga pemulihan lebih cepat dan pasien bisa segera kembali beraktivitas.
"Sebelum operasi, kami melakukan pemeriksaan ketat, memastikan tekanan darah di bawah 150/90, gula darah di bawah 200, dan ketajaman penglihatan di bawah 6/60. Pasien dengan resiko komplikasi tidak akan dioperasi demi keselamatan mereka,” jelas dokter Irsad.
Yoseph mengatakan, kesehatan merupakan hak setiap orang, dan pemulihan penglihatan merupakan kebahagiaan yang tak ternilai. Inisiatif ini membuktikan bahwa olahraga bukan hanya tentang menjaga kebugaran, tetapi juga bisa menjadi gerakan sosial dengan dampak nyata bagi masyarakat.
"Melalui program sosial ini, tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini serta pola hidup sehat untuk mencegah katarak.” tutup Yoseph.