Apakah Sunat Bisa Memengaruhi Penampilan dan Kesehatan Penis?

Ilustrasi organ intim pria
Sumber :
  • Freepik

Sisi estetika dan medis dari sunat seringkali saling melengkapi. Penis yang terlihat lebih ringkas dianggap memudahkan perawatan, sehingga kebersihan juga lebih terjaga.

Namun, ada juga risiko ekspektasi berlebihan. Misalnya, mengira bahwa sunat akan membuat penis lebih 'tampan' atau 'sempurna'. Faktanya, hasil estetika sangat relatif dan berbeda pada tiap individu. Oleh karena itu, alasan utama melakukan sunat sebaiknya tetap berdasarkan pertimbangan medis dan kesehatan, bukan semata tampilan.

Melansir laman Mayo Clinic menjelaskan bahwa sunat memiliki potensi manfaat, tetapi tidak wajib bagi semua orang.

“Pria yang sudah disunat mungkin memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi menular seksual tertentu,” demikian penjelasan laman tersebut.

Pernyataan ini menggambarkan konsensus medis, yakni sunat bisa memberikan perlindungan tambahan, tetapi bukan solusi tunggal. Keputusan tetap harus mempertimbangkan kondisi kesehatan dan pilihan individu.

Kontroversi dan Tantangan

  • Sensitivitas Seksual: beberapa penelitian menyebut ada penurunan sensitivitas, tetapi bukti tidak konsisten.
  • Etika & Hak Individu: bayi tidak bisa memberikan persetujuan, sehingga muncul perdebatan apakah sunat non-medis pantas dilakukan sejak dini.
  • Risiko Medis: meskipun kecil, tetap ada kemungkinan komplikasi.
  • Perbedaan Budaya: di beberapa negara, penis tanpa kulup dianggap lebih higienis, sementara di tempat lain justru dipandang tidak perlu.