Kenapa Rasa ‘Kurang’ Selalu Ada Meski Dompet Menipis? Begini Penjelasan Psikolog

Ilustrasi Dompet Kosong
Sumber :
  • Freepik

Di sisi lain, fenomena ini bukan sekadar alasan. Ada bukti ilmiah bahwa belanja memang bisa mengaktifkan sistem reward di otak.

Dalam wawancara dengan Scientific American, peneliti menjelaskan, pemindaian otak menunjukkan bahwa kegiatan belanja dapat mengaktifkan sistem reward dopamin. Artinya, saat kita melihat barang yang menarik atau melakukan pembelian, otak mengirimkan sinyal seolah kita baru saja menerima hadiah.

Peneliti Patrick Trotzke dari Charlotte Fresenius University di Jerman bahkan menemukan bahwa pada orang dengan kecenderungan belanja kompulsif, hanya melihat gambar barang atau pusat perbelanjaan saja sudah cukup untuk memicu pelepasan dopamine mirip dengan respons otak pada orang yang mengalami kecanduan zat tertentu.

Dengan kata lain, dorongan belanja bukan hanya soal “kurang bisa menahan diri”. Ada mekanisme neurologis yang membuat belanja terasa sangat memuaskan, meski hanya sesaat.

Dampak Negatif dari Haus Belanja

Kalau dibiarkan, kebiasaan ini bisa merugikan banyak aspek kehidupan.

  • Finansial: tabungan terkuras, muncul utang kartu kredit, bahkan bisa merusak rencana masa depan.
  • Psikologis: rasa bersalah setelah belanja, stres karena menumpuk barang yang tidak dibutuhkan.
  • Sosial: konflik dengan pasangan atau keluarga karena pengeluaran tidak terkendali.