6 Fase Pernikahan, Kenapa Fase ke-3 Jadi Ujian Terberat Hingga Banyak Pasangan Pilih Cerai?
- Freepik
Bagi pasangan yang berhasil melewati kekecewaan, hubungan pernikahan masuk ke fase baru yang lebih dewasa. Di sini, bukan lagi soal mengubah pasangan, tapi bagaimana tumbuh bersama. Komunikasi mulai membaik, batasan sehat dibuat, dan rasa hormat semakin dalam.
Cinta bukan lagi sekadar perasaan berdebar, tapi menjadi pilihan sadar untuk saling menerima. Menjadi lebih mudah memaafkan pasangan, rasa syukur mengalahkan rasa kesal, dan kebaikan kecil kembali hadir. Pernikahan bergeser dari sekadar bertahan hidup menjadi bertumbuh bersama. Fase ini seperti musim semi setelah musim dingin panjang, ada pertumbuhan baru, awal segar, dan ikatan yang lebih kuat.
5. Fase Cinta yang Mendalam
Di tahap ini, kedua pasangan sudah melihat sisi terburuk satu sama lain dari saat sakit, stres, marah, atau takut. Tapi tetap memilih bersama. Dari sinilah cinta yang dalam lahir.
Ada ketenangan karena tak perlu berpura-pura. Ada gairah karena kepercayaan menciptakan kebebasan. Ada persahabatan karena badai sudah dilewati bersama. Cinta di fase ini lebih tenang tapi jauh lebih kaya daripada fase awal.
Di fase ini juga bukan lagi tentang gestur besar, melainkan menikmati kebersamaan meski sederhana seperti memasak bersama, duduk diam berdampingan, saling menguatkan saat sulit. Pernikahan jadi tempat aman, bukan lagi medan perang. Cinta mendalam terasa seperti pulang ke rumah setelah perjalanan panjang, hangat, aman, dan tak tergantikan.