Begini Cara Sopan Nolak Permintaan Teman atau Kerabat yang Selalu Minjem Duit

Ilustrasi tolak teman pinjam uang
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernahkah kamu mengalami situasi di mana setelah sekali saja meminjamkan uang, tiba-tiba orang yang sama terus kembali meminta bantuan finansial? Awalnya mungkin kamu ikhlas menolong, tapi lama-lama muncul rasa tidak nyaman.

Di satu sisi, kamu ingin menjaga hubungan baik dengan teman atau keluarga. Di sisi lain, kamu juga punya batasan keuangan yang perlu dihormati.

Menolak permintaan pinjaman uang sering kali menjadi dilema emosional. Kita takut dianggap pelit, tidak peduli, bahkan bisa merusak hubungan yang sudah dekat. Namun, ada cara untuk menolak dengan sopan, elegan, dan tetap menjaga martabat kedua belah pihak yaitu dengan komunikasi asertif.

Lantas apa itu komunikasi asertif? Dilansir dari Coursera dijelaskan bahwa komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi di mana seseorang menyampaikan perasaan dan kebutuhan pribadi secara langsung namun hormat. Artinya, kamu bisa menolak tanpa harus menyakiti perasaan orang lain, sekaligus tidak mengorbankan dirimu sendiri.

Komunikasi asertif berbeda dengan pasif maupun agresif. Jika pasif membuatmu terus mengalah hingga merasa terbebani, agresif justru cenderung menyerang atau membuat orang lain tersinggung. Dengan asertif, kamu menempatkan dirimu dan orang lain dalam posisi yang sama-sama dihormati.

Mengapa Asertif Efektif Saat Menolak Pinjaman?

  1. Menjaga batas pribadi
    Kamu berhak menentukan bagaimana uangmu digunakan tanpa harus merasa bersalah.
  2. Menghindari rasa tidak enak berkepanjangan
    Sekali berbohong atau memberi harapan palsu (“nanti ya, kalau ada”), kamu akan lebih terjebak dalam situasi sulit.
  3. Membangun rasa hormat dalam hubungan
    Orang lain akan belajar menghargai keputusanmu, bukan hanya mengandalkanmu secara finansial.

Strategi Komunikasi Asertif: Tips & Contoh Kalimat Praktis

1. Gunakan Pernyataan “Saya” (I-Statement)

Dengan fokus pada perasaan dan kondisimu, bukan menyalahkan orang lain.

  • Contoh: “Saya sedang mengatur keuangan ketat sekarang, jadi belum bisa bantu.”

2. Terapkan Prinsip “Kebijakan Pribadi”

Menolak lebih mudah bila kamu punya aturan pribadi.

  • Contoh: “Saya punya kebijakan tidak meminjamkan uang ke teman atau keluarga.”

3. Jujur Tapi Ringkas

Hindari alasan bertele-tele yang justru membuka ruang debat.

  • Contoh: “Maaf, saya tidak mampu meminjamkan uang sekarang.”

4. Tawarkan Alternatif Non-Finansial

Kamu bisa tetap menolong tanpa uang.

  • Contoh: “Saya gak bisa bantu uang, tapi mungkin bisa bantu kamu cari solusi lain.”

5. Tetap Ramah dan Simpatik

Sampaikan empati lebih dulu sebelum menolak.

  • Contoh: “Saya ngerti kamu sedang kesulitan; sayangnya saya juga sedang menahan pengeluaran.”

6. Hindari “Mungkin Nanti” Jika Sebenarnya Tidak Bisa

Kalimat menggantung hanya memberi harapan palsu. Lebih baik jelas sejak awal.

  • Contoh: “Saya minta maaf, tapi tidak memungkinkan bagi saya saat ini."

Melansir artikel di Verywell Mind menegaskan bahwa belajar mengatakan 'tidak' dengan hormat tapi tegas membantu menetapkan batas dan menjaga kesejahteraan mental. Artinya ini menunjukkan bahwa kemampuan menolak secara asertif bukan sekadar soal uang, tapi juga menyangkut kesehatan mental dan kualitas hubungan sosial.

Contoh Dialog Realistis

Skenario: Seorang teman dekat meminta uang.

Teman: “Bisa minjam uang? Lagi benar-benar butuh nih.”
Kamu: “Aku sangat ingin bantu, dan aku benar-benar memahami kondisimu. Sayangnya sekarang aku sedang atur keuangan dengan ketat, jadi belum memungkinkan untuk meminjamkan uang. Tapi kalau kamu butuh bantuan lain misalnya ide bagaimana mengatur pengeluaran atau cari peluang tambahan aku siap bantu.”

Dialog ini mengandung beberapa elemen penting: kejujuran, empati, tetap sopan, sekaligus menegakkan batasan.

Manfaat Jangka Panjang Menolak dengan Asertif

  • Keuangan lebih sehat: kamu tidak merasa terpaksa mengorbankan kebutuhan sendiri.
  • Hubungan lebih jujur: teman atau keluarga tahu batasanmu dan tidak memaksakan.
  • Beban mental berkurang: kamu tidak dihantui rasa bersalah atau takut dianggap pelit.