Mengenal Fenomena Johatsu Menghilang Tanpa Jejak, Melarikan Diri dari Tekanan Hidup

Ilustrasi johatsu
Sumber :
  • Times of India

Bagi sebagian orang, menghadapi keluarga dan teman setelah kegagalan terasa tidak tertahankan. Alih-alih menghadapi masalah itu, mereka memilih diam dan tidak terlihat melalui menghilang. Alasan menjadi Johatsu sangat beragam.

Beberapa orang melarikan diri dari hubungan yang abusif atau hutang yang menumpuk, sementara yang lain merasa terjebak oleh ekspektasi sosial atau tekanan budaya kerja, di mana kehilangan pekerjaan bisa dianggap aib. Dalam situasi seperti ini, menghilang tampak sebagai satu-satunya jalan keluar.

Peran “night movers

Menurut beberapa laporan, terdapat perusahaan khusus yang dikenal sebagai night movers, yang membantu orang menghilang dari kehidupan mereka. Perusahaan ini menawarkan layanan rahasia bagi mereka yang ingin lenyap tanpa jejak. Night movers bekerja pada malam hari untuk memastikan proses ini tidak diketahui. Tugas utama mereka adalah membantu klien melarikan diri dari situasi lama dan memulai hidup baru.

Night movers membantu memindahkan barang dengan diam-diam dan efisien, memastikan semua kepindahan berjalan tanpa menarik perhatian. Mereka juga membantu membuat identitas baru, termasuk dokumen resmi baru, dan memberikan dukungan emosional bagi klien untuk menghadapi keputusan tersebut dan merencanakan awal baru. Menurut TIME pada 2017, biaya menyewa night movers bervariasi, mulai dari sekitar 50.000 yen (Rp 5,5 juta) hingga 300.000 yen (Rp 33 juta), tergantung kebutuhan.

Privasi dalam masyarakat Jepang

Privasi sangat dihargai di Jepang, sehingga orang yang menjadi Johatsu dapat bersembunyi dengan efektif. Sosiolog Jepang, Hiroki Nakamori, yang telah meneliti fenomena Johatsu bertahun-tahun, mengatakan kepada BBC bahwa istilah ini mulai digunakan pada 1960-an. Orang-orang menyadari bahwa cara termudah bagi mereka dan keluarga mereka adalah dengan menghilang.