Dokter Sebut Myofungsional Therapy Penting untuk Perawatan Gigi Anak, Apa Itu?

Ilustrasi anak ke dokter gigi.
Sumber :
  • Freepik.

Lifestyle – Sebagai orangtua, tentu kita ingin anak tumbuh sehat bukan hanya secara fisik dan mental, tapi juga dengan senyum yang sehat dan percaya diri. Tapi tahukah Anda bahwa banyak masalah gigi pada orang dewasa ternyata berawal dari kebiasaan kecil dan perkembangan otot mulut yang tidak optimal sejak masa kanak-kanak?

Kini, dunia kedokteran gigi anak terus berkembang. Salah satu pendekatan yang mulai banyak digunakan dan terbukti efektif adalah myofungsional, sebuah cara baru untuk merawat gigi anak sejak dini, bahkan sebelum mereka membutuhkan kawat gigi.

 

Apa Itu Myofungsional Therapy dan Mengapa Penting?

Myofungsional therapy adalah pendekatan yang fokus pada memperbaiki fungsi otot-otot di sekitar mulut seperti otot bibir, pipi, dan lidah yang ternyata sangat memengaruhi cara rahang dan gigi tumbuh. Kalau fungsinya tidak seimbang, bisa terjadi maloklusi, yaitu kondisi di mana gigi atas dan bawah tidak sejajar ketika anak menutup mulut.       

 

Menariknya, perawatan ini tidak memerlukan alat-alat invasif. Fokusnya pada latihan otot, pembiasaan posisi lidah yang benar, hingga koreksi cara menelan dan bernapas. Semua dilakukan dengan lembut dan menyenangkan untuk anak.

 

“Masalah otot di area mulut anak hanya dapat dimodifikasi secara efektif saat masa pertumbuhan. Karena itu, pendekatan myofungsional sangat dianjurkan sejak usia dini,” ujar Spesialis Kedokteran Gigi Anak, drg. Priska Angelia Budiono, Sp.KGA, dalam keterangannya, dikutip Kamis 14 Agustus 2025. 

 

Perawatan ini bisa dimulai sejak usia 4 tahun untuk anak dengan perkembangan normal. Tujuannya sederhananya untuk menyiapkan “rumah” yang nyaman bagi gigi permanen saat waktunya tumbuh, sehingga posisi gigi tidak berantakan dan bisa mengurangi kebutuhan memakai kawat gigi di kemudian hari.

 

“Tujuan utama myofungsional therapy adalah membantu gigi tumbuh di tempat yang ideal dengan mengoptimalkan fungsi otot dan rahang sedini mungkin,” tambah drg. Priska.

 

Tidak Hanya untuk Anak Umum, Tapi Juga Anak Berkebutuhan Khusus

Anak-anak dengan kebutuhan khusus, seperti anak dengan spektrum autisme, down syndrome, atau gangguan perkembangan lainnya memiliki tantangan tersendiri saat menjalani pemeriksaan gigi. Banyak dari mereka merasa takut, tidak nyaman, atau sulit diajak bekerja sama.

 

Namun kini, ada solusi yang lebih bersahabat. Sedasi inhalasi menggunakan N₂O (Nitrous Oxide) menjadi pendekatan baru yang membantu anak lebih tenang selama perawatan. Ini bukan pembiusan penuh, melainkan metode lembut yang membuat anak merasa rileks tanpa kehilangan kesadaran.

 

“Dengan sedasi inhalasi, anak menjadi lebih tenang dan nyaman. Mereka tidak trauma, orangtua juga merasa lebih tenang. Ini sangat membantu, terutama untuk anak yang belum kooperatif atau memiliki sensitivitas tinggi,” jelas drg. Priska. 

 

Untuk anak berkebutuhan khusus atau anak yang belum kooperatif, tindakan “one day care” dengan menggunakan anestesi umum juga dapat dilakukan untuk memberikan solusi bagi anak yang membutuhkan perawatan lebih intensif atau yang belum dapat bekerja sama selama prosedur.

 

Mungkin Anda sedang mempertimbangkan konsultasi gigi untuk si kecil, atau mungkin merasa bingung bagaimana memulainya. Tidak perlu menunggu gigi permanen tumbuh, apalagi menunggu masalah muncul. 

 

Mulailah dari langkah kecil, seperti sesi konsultasi ringan untuk menilai fungsi otot, struktur rahang, dan posisi gigi susu anak Anda. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan gigi pertama ke dokter gigi anak pada saat usia 1 tahun.

 

“Kami percaya bahwa suasana yang bersahabat dan pendekatan yang disesuaikan dengan karakter anak dapat membuat pengalaman berobat menjadi lebih positif. Salah satu inovasi yang kami hadirkan adalah penggunaan sedasi inhalasi, sebagai solusi aman bagi anak-anak yang belum kooperatif atau memiliki sensitivitas tinggi terhadap perawatan. Layanan ini menjadi bentuk nyata dari dedikasi kami untuk memberikan pengalaman perawatan gigi yang menyeluruh, inklusif, dan penuh kepedulian," tutup dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.