Terlalu Mandiri Bikin Jodoh Menjauh? Ini Kata Ahli Soal Dilema Cinta Perempuan Modern

Ilustrasi Independent Woman Sulit dapat Jodoh
Sumber :
  • Pexel

Lifestyle –Di era modern ini, perempuan semakin berdaya. Mereka mapan secara finansial, percaya diri mengambil keputusan, dan tahu apa yang mereka inginkan dalam hidup. Namun, ironisnya, banyak dari mereka justru mengaku kesulitan menemukan pasangan yang 'klik'. Padahal, secara logika, perempuan seperti ini seharusnya lebih menarik yakni cerdas, stabil, dan mandiri.

Pertanyaannya kemudian muncul 'apakah kemandirian perempuan justru menjadi penghalang dalam percintaan?' Atau ada faktor lain yang lebih kompleks di balik tantangan ini? Artikel ini akan mengulasnya dari kacamata psikologi dan pandangan pakar asmara ternama. 

Citra Perempuan Mandiri di Dunia Kencan Modern

Perempuan mandiri atau independent woman biasanya dikenal karena memiliki pendirian kuat, karier yang mapan, dan kemampuan untuk hidup tanpa bergantung pada orang lain. Namun menurut psikolog klinis dan penulis buku The Relationship Fix, Dr. Jenn Mann  mengungkap perempuan seperti ini sering kali menghadapi dinamika berbeda dalam dunia percintaan.

"Masalahnya bukan pada kemandirian mereka. Melainkan pada bagaimana masyarakat dan sebagian pria, masih memegang harapan lama bahwa perempuan harus lebih pasif, lebih 'membutuhkan' dalam relasi,” ujarnya.

Banyak pria, secara sadar atau tidak, merasa terintimidasi oleh perempuan yang terlalu kuat secara emosional atau finansial. Ini bukan berarti semua pria seperti itu, tetapi menurut survei yang dilakukan oleh University of Westminster di Inggris, 64 persen pria menyatakan mereka merasa kurang percaya diri jika pasangan mereka memiliki penghasilan lebih tinggi atau lebih sukses secara karier.

Ekspektasi Gender yang Masih Melekat

Pakar hubungan dari University of Michigan sekaligus penulis 5 Simple Steps to Take Your Marriage From Good to Great, Dr. Terri Orbuch menjelaskan bahwa banyak hubungan gagal berkembang karena ekspektasi tradisional yang tidak disadari.

"Pria dan perempuan sering masuk ke dalam relasi dengan skrip sosial yang sudah tertanam sejak kecil. Ketika perempuan menunjukkan dominasi dalam pengambilan keputusan atau lebih suka mengatur ritme sendiri, sebagian pria merasa peran mereka 'diambil alih'," jelasnya.

Hal ini menciptakan ketidakseimbangan persepsi, bukan karena perempuan salah, tetapi karena relasi belum sepenuhnya beradaptasi dengan norma yang lebih setara.

Standar Tinggi dan Ketegasan dalam Memilih Pasangan

Perempuan mandiri umumnya sudah terbiasa mengambil keputusan besar dalam hidup mereka. Mereka tahu apa yang mereka inginkan, termasuk dalam hal pasangan hidup. Hal ini membuat mereka cenderung lebih selektif.

Hal ini dibenarkan oleh pakar kencan ternama dari Inggris, James Preece. Dalam wawancara bersama The Independent, ia mengatakan, perempuan mandiri tidak mau buang waktu dengan pasangan yang tidak bisa tumbuh bersama mereka. Mereka mencari hubungan yang saling mendukung, bukan membatasi.

Namun, di sisi lain, standar tinggi ini kadang disalahartikan sebagai “terlalu pemilih”, padahal sebenarnya itu adalah bentuk dari kesadaran diri dan penghargaan terhadap nilai diri.

Ketakutan Akan Kehilangan Kemandirian

Di sisi lain, tak bisa dimungkiri bahwa beberapa perempuan mandiri juga punya kekhawatiran sendiri: takut kehilangan jati diri jika berada dalam hubungan.

Menurut psikolog klinis di Northwestern University dan penulis Loving Bravely, Dr. Alexandra Solomon banyak perempuan kuat justru menahan diri dari membuka hati karena takut kehilangan kebebasan yang telah mereka bangun susah payah.

"Rasa takut kehilangan otonomi sering kali membuat perempuan mandiri cenderung membangun tembok secara emosional, bahkan tanpa sadar,” ujar Solomon.

Kondisi ini sering kali membuat hubungan tak berkembang, bukan karena tidak ada cinta, tetapi karena ada pertahanan yang belum diturunkan.

sMeski tantangan itu nyata, bukan berarti perempuan mandiri tidak bisa menemukan jodoh. Kuncinya adalah kesadaran dari kedua pihak bahwa relasi sehat dibangun atas dasar saling menghargai, bukan dominasi atau ketergantungan.

Berikut beberapa saran dari para pakar untuk independent woman yang ingin menjalin hubungan sehat:

  1. Fokus pada Kecocokan Nilai, Bukan Status Sosial
    Carilah pasangan yang menghargai pertumbuhan pribadi dan tidak merasa terancam dengan kesuksesan Anda.
  2. Beri Ruang untuk Rentan
    Kemandirian bukan berarti harus selalu kuat. Hubungan yang sehat butuh keterbukaan dan kerentanan.
  3. Komunikasikan Batasan Sejak Awal
    Agar pasangan memahami nilai dan batasan pribadi Anda, bicarakan dengan jujur sejak awal hubungan.
  4. Jangan Takut Selektif, Tapi Tetap Terbuka
    Menjaga standar penting, tapi jangan sampai tertutup pada potensi cinta yang tidak sesuai ekspektasi awal.
  5. Pilih Pasangan yang Mau Tumbuh Bersama
    Pilih mereka yang mendukung perjalanan Anda, bukan yang berusaha mengendalikan atau mengimbangi secara kompetitif.

Kemandirian bukan penghalang cinta, tapi justru aset dalam menjalin hubungan yang sehat dan dewasa. Tantangan yang dihadapi perempuan mandiri dalam menemukan jodoh lebih banyak dipengaruhi oleh konstruksi sosial, persepsi yang belum berkembang, serta dinamika personal yang kompleks.

Dengan kesadaran diri, komunikasi yang sehat, dan pemilihan pasangan yang tepat, independent woman tetap bisa membangun kisah cinta yang kuat, setara, dan membahagiakan. Cinta tak harus mengekang—ia bisa menjadi ruang berkembang bersama.