Kenapa Ibu Sering Berteriak Saat Pagi? Ternyata Ini Alasannya!

Ilustrasi wanita dicap emosional
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Siapa yang tidak pernah merasakan chaos pagi hari di rumah? Anak-anak kesiangan, sarapan belum siap, buku atau PR tiba-tiba baru dicari, dan semua serba terburu-buru. Tak jarang, ibu yang memegang kendali rumah tangga jadi terpancing emosi dan berteriak agar semuanya bergerak lebih cepat.

Kalau kamu pernah mengalami ini, jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri. Kenyataan di lapangan memang begitu adanya kabar mengenai pagi hari adalah waktu paling padat di hampir semua rumah tangga. Tapi, kenapa ya ibu jadi lebih mudah marah di waktu ini?

Ternyata ada banyak alasan psikologis di balik teriakan ibu di pagi hari. Memahaminya bisa membantu kita mencari solusi agar rutinitas pagi lebih tenang dan minim drama.

Beban Mental yang Berat di Pagi Hari

Salah satu alasan terbesar ibu sering berteriak di pagi hari adalah beban mental atau mental load. Istilah ini menggambarkan “daftar pekerjaan tak terlihat” yang harus dipikirkan ibu setiap saaT mulai dari mempersiapkan sarapan, mengingatkan anak membawa buku, memastikan seragam sudah dicuci, sampai merencanakan belanja harian.

“Banyak ibu yang menjadi manajer utama rumah tangga. Ketika ada satu hal yang tidak berjalan sesuai rencana, seperti anak terlambat atau tidak siap, stres bisa memuncak dan keluar dalam bentuk teriakan," jelas Dr. S.heryl Ziegler, psikolog keluarga dan penulis buku Mommy Burnout

Di pagi hari, beban mental ini terasa paling berat karena semuanya harus dikerjakan dalam waktu yang terbatas. Ibu harus memastikan anak berangkat sekolah tepat waktu, dirinya siap bekerja, dan rumah tetap terkendali. Tidak heran jika sedikit saja ada hal yang meleset, emosi bisa memuncak.

Tekanan Waktu dan Lingkungan yang Memicu Emosi

Selain mental load, tekanan waktu juga memegang peran besar. Pagi hari hanya punya durasi tertentu sebelum anak berangkat sekolah atau orang tua berangkat kerja. Rasa terburu-buru memicu hormon stres seperti kortisol, yang membuat kita lebih mudah tersulut emosi.

Lingkungan rumah yang kurang kondusif juga bisa memperburuk situasi. Misalnya, anak masih santai-santai bermain, rumah terasa berantakan, atau pasangan tidak banyak membantu. Kombinasi faktor-faktor ini membuat ibu merasa kewalahan.

Ketika ibu sudah berusaha keras mengatur segalanya, lalu melihat anak masih mempersiapkan buku di detik terakhir, rasanya seperti semua kerja keras jadi sia-sia. Pada momen inilah teriakan sering muncul secara spontan.

Kenapa Anak yang Kesiangan Bisa Memicu Ledakan Emosi?

Anak yang kesiangan atau baru mempersiapkan buku sekolah di menit terakhir sering menjadi pemicu utama ibu berteriak. Kenapa?

Situasi mendadak seperti ini membuat otak ibu merasa harus menyelesaikan banyak hal sekaligus. Sementara itu, waktu semakin sedikit. Kurangnya kerja sama dari anak membuat ibu merasa semua tanggung jawab ada di pundaknya sendiri.

Secara psikologis, ketika seseorang merasa kehilangan kendali atas situasi yang penting, emosinya bisa lebih mudah meledak. Teriakan pada dasarnya adalah mekanisme pelepasan emosi untuk mengembalikan rasa “mengontrol” situasi.

Dampak Teriakan Ibu Terhadap Anak

Teriakan ibu sebenarnya jarang dilandasi kebencian. Namun, dampaknya terhadap anak bisa cukup besar jika terjadi terus-menerus. Anak bisa merasa takut, cemas, atau bahkan kehilangan rasa percaya diri.

“Ketika orang tua berteriak, itu sinyal bahwa mereka sedang kewalahan. Masalahnya, anak sering menangkap energi itu sebagai penolakan, meskipun sebenarnya ibu tidak bermaksud begitu," jelas psikolog parenting dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids, Dr. Laura Markham.

Jika berlangsung terus-menerus, anak bisa membangun jarak emosional dari orang tuanya. Mereka juga bisa terbiasa memandang teriakan sebagai cara menyelesaikan masalah.

Cara Mengurangi Drama Teriak-Teriak di Pagi Hari

Kabar baiknya, ada banyak cara agar rutinitas pagi lebih tenang dan minim teriakan. Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:

  1. Persiapan Malam Sebelumnya
    Siapkan buku, tas, seragam, dan perlengkapan sekolah di malam hari. Ini membantu mengurangi panik mencari barang di pagi hari.
  2. Buat Rutinitas Pagi yang Konsisten
    Anak-anak cenderung lebih kooperatif jika punya jadwal yang jelas. Misalnya: bangun tidur → mandi → sarapan → berpakaian.
  3. Latih Anak Bertanggung Jawab
    Libatkan anak dalam mempersiapkan diri. Untuk anak yang lebih besar, beri tanggung jawab seperti mengecek daftar perlengkapan sekolah mereka sendiri.
  4. Gunakan Komunikasi yang Lebih Tenang
    Memang sulit, tapi coba tarik napas dalam 3 kali sebelum bereaksi. Menurut Dr. Markham, ini membantu mengurangi amarah spontan.
  5. Minta Bantuan Pasangan atau Keluarga
    Jangan semua beban dipikul sendiri. Jika memungkinkan, mintalah pasangan untuk membantu mengurus anak atau sarapan.

Dengan langkah-langkah kecil ini, suasana pagi bisa lebih kondusif.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika teriakan sudah menjadi kebiasaan harian yang sulit dikendalikan, atau ibu merasa sangat lelah hingga hampir menyerah, ada baiknya mencari bantuan profesional.

“Burnout adalah kondisi nyata yang bisa dialami banyak ibu. Memiliki waktu me-time dan berbagi tanggung jawab dengan orang lain sangat penting untuk menjaga kesehatan mental,"  kata Dr. Ziegler.

Psikolog atau konselor keluarga bisa membantu ibu memahami pemicunya dan memberikan strategi yang lebih efektif dalam mengelola emosi.

Memahami Diri Sendiri dan Anak

Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa ibu yang berteriak bukan berarti gagal atau tidak sayang anaknya. Teriakan biasanya muncul karena rasa kewalahan yang besar, bukan karena niat menyakiti.

Dengan memahami akar masalah seperti mental load dan tekanan waktu, kita bisa mulai membuat perubahan kecil untuk pagi yang lebih tenang. Persiapan yang matang, komunikasi yang lebih lembut, dan dukungan dari keluarga adalah kunci utamanya.

Jadi, lain kali ketika suasana pagi mulai memanas, coba berhenti sebentar dan tarik napas. Ingat bahwa kamu tidak sendiri, dan ada banyak cara untuk melewati pagi tanpa drama.