5 Cara Biar Suami Lebih Inisiatif di Rumah Tanpa Harus Disuruh, Bisa Banget Kok!
- Freepik
Lifestyle –Pernah nggak sih kamu merasa kayak ‘manager rumah tangga’? Harus kasih tahu semua hal, dari angkat jemuran, buang sampah, sampai hal kecil kayak matikan lampu. Sementara suami? Tenang duduk sambil main HP, atau malah bilang 'Bilang dong kalau butuh bantuan'. Capek ya? Sabar ya, kamu bukan satu-satunya.
Banyak istri di luar sana yang juga mengeluh tentang hal yang sama yakni suami kurang inisiatif. Bukan berarti mereka jahat atau nggak sayang, tapi ada banyak alasan kenapa hal ini bisa terjadi mulai dari pola asuh, budaya patriarki, sampai miskomunikasi.
Menurut psikolog hubungan dari The Gottman Institute, Dr. John Gottman salah satu kunci hubungan rumah tangga yang sehat adalah adanya rasa tanggung jawab bersama. Rumah tangga bukan tugas istri saja, tapi kerjasama dua orang yang saling mendukung.
Lalu, bagaimana caranya biar suami bisa lebih peka dan mau bantu tanpa harus selalu disuruh? Yuk, simak lima tips jitu di bawah ini.
Sebelum masuk ke tips, kita pahami dulu akar masalahnya. Dr. John Gottman menjelaskan bahwa banyak pria tumbuh dalam lingkungan yang membentuk pola pikir bahwa pekerjaan rumah adalah 'wilayah istri'. Mereka tidak terbiasa peka terhadap kebutuhan rumah tangga karena sejak kecil tidak dilatih untuk memperhatikannya.
Selain itu, jika sejak awal hubungan pola komunikasi antara suami-istri sudah terbentuk tidak seimbang. Misalnya istri yang selalu ambil alih atau mengatur semuanya, maka suami bisa merasa tidak perlu ikut campur kecuali diminta. Padahal, keterlibatan emosional dalam rumah tangga sangat penting. Semakin responsif seseorang terhadap kebutuhan pasangannya, semakin kuat ikatan yang terbangun.
5 Cara Biar Suami Lebih Inisiatif di Rumah Tanpa Harus Disuruh
1. Ubah Nada Instruksi Jadi Nada Kolaborasi
Daripada berkata: “Tolong dong angkat jemuran, dari tadi udah sore.”
Coba ubah jadi: “Yuk, kita angkat jemuran bareng biar cepet beres.”
Kesan 'perintah' bisa bikin suami merasa diatur. Tapi nada ajakan terasa lebih hangat dan mengundang. Menurut Dr. Gottman, nada bicara yang bersahabat bisa menurunkan resistensi dan membangun koneksi positif. Kunci utamanya adalah ajak kerja sama, bukan menyuruh. Ini memberi ruang bagi suami untuk ikut terlibat tanpa merasa disalahkan.
2. Berikan Ruang untuk Gagal dan Belajar
Kadang, karena ingin hasil sempurna, kita jadi cepat mengoreksi.
Misal: suami nyapu tapi masih ada remahan, langsung kita bilang, “Ih, sapunya nggak bersih nih.” Padahal, respons seperti itu bisa bikin suami merasa “nggak usah bantu deh kalau ujung-ujungnya dimarahi.”
Dr. Gottman menyarankan agar kita memberi pasangan ruang untuk belajar. Biarkan dia punya cara sendiri dan berproses. Alih-alih kritik, berikan apresiasi dulu. Koreksi bisa menyusul dengan cara yang lebih halus dan tidak menjatuhkan.
3. Bangun Rutinitas, Bukan Sekadar Disuruh
Kalau semuanya dadakan dan hanya ketika diminta, suami akan sulit inisiatif karena tidak terbiasa. Coba bangun rutinitas. Contoh:
Setiap Sabtu pagi: giliran suami bersih-bersih.
Tiap malam: tugas suami menyapu ruang tamu.
Dengan begitu, inisiatif akan muncul dengan sendirinya karena sudah menjadi kebiasaan.
Menurut konsep shared meaning dari Dr. Gottman, rumah tangga yang sehat punya nilai dan rutinitas bersama yang disepakati, bukan yang dibebankan sepihak.
4. Apresiasi Sekecil Apa Pun Usahanya
Sering kali, istri hanya melihat kekurangan suami dalam bantu-bantu rumah. Padahal, sekecil apa pun upaya suami perlu diapresiasi.
Contoh: “Makasih ya udah bantu cuci piring. Lumayan banget jadi aku bisa istirahat sebentar.”
Kalimat sederhana seperti itu punya dampak besar. Dalam psikologi hubungan, ini disebut emotional bid response, yaitu ketika seseorang melakukan hal baik dan respons kita positif, dia akan lebih terbuka dan semangat untuk mengulanginya.
Bukan berarti harus pura-pura senang, tapi berikan penghargaan tulus atas upaya yang dilakukan.
5. Ajak Diskusi Rutin, Jangan Ngomel
Salah satu cara terbaik membangun kebiasaan baru dalam rumah tangga adalah lewat komunikasi yang jujur dan terbuka. Coba luangkan waktu untuk ngobrol ringan seperti “Aku ngerasa akhir-akhir ini capek banget, dan aku butuh kamu lebih aktif bantu di rumah. Bisa kita bagi tugas yang kamu nyaman kerjakan?”
Diskusi ini lebih baik dilakukan di suasana santai, seperti sambil minum teh sore atau setelah anak tidur. Hindari membahasnya saat emosi sedang tinggi atau setelah ribut.
Dr. Gottman menyebutkan, pasangan yang rutin berdialog ringan soal rumah tangga dan kebutuhan emosionalnya cenderung lebih bahagia dan stabil dalam jangka panjang.
Tanda Suami Mulai Lebih Inisiatif
Kalau kamu mulai lihat suami melakukan hal-hal ini, selamat! Artinya kamu berhasil membangun kebiasaan baru:
Membereskan rumah tanpa diminta.
Menawarkan bantuan saat kamu terlihat lelah.
Mengingat jadwal dan kebutuhan rumah tangga tanpa diingatkan.
Perubahan ini biasanya pelan-pelan, tapi konsisten. Dan itu yang penting — karena perubahan yang datang dari kesadaran akan bertahan lebih lama daripada sekadar paksaan.
Kalau Tetap Pasif, Harus Gimana?
Kalau sudah mencoba semua cara di atas tapi suami tetap pasif dan enggan terlibat, mungkin saatnya evaluasi ulang.
Tanyakan pada dirimu sendiri:
Apakah komunikasi sudah cukup terbuka?
Apakah kamu memberi ruang untuk dia merasa dipercaya?
Apakah kamu dan suami pernah benar-benar membicarakan ekspektasi dalam pernikahan?
Jika semua jalan sudah dicoba namun tidak ada perubahan, kamu bisa pertimbangkan konseling pasangan. Kadang, kehadiran pihak ketiga yang netral bisa membuka mata dan mempercepat proses perubahan.
Menjadikan suami lebih inisiatif bukan soal menyuruh dengan cara lebih halus, tapi membangun pola interaksi yang sehat dan saling mendukung. Perubahan bisa terjadi kalau ada komunikasi yang jujur dan saling menghargai.
Ingat, rumah tangga bukan tentang siapa yang paling banyak berkorban, tapi tentang bagaimana kalian bisa menjadi tim yang saling menguatkan.
Jadi, jangan putus asa. Dengan pendekatan yang hangat dan konsisten, suami yang tadinya pasif bisa banget berubah jadi lebih peka dan inisiatif tanpa harus dimarahi atau disuruh terus-menerus.
Jika kamu suka artikel seperti ini, share ke teman atau grup mama-mama lainnya ya! Siapa tahu bisa bantu menyelamatkan suasana hati banyak istri hari ini.