Kenapa Banyak Perempuan Betah Nonton Drakor Berjam-jam? Ini Jawaban Psikologinya
- dokumen TvN
Lifestyle –Awalnya hanya niat nonton satu episode untuk mengisi waktu. Tapi tahu-tahu, jarum jam sudah menunjuk pukul tiga pagi, dan kamu masih terjaga, matamu masih berbinar karena satu hal, drama Korea. Fenomena ini tidak asing, terutama di kalangan perempuan. Drama Korea atau drakor memang punya kekuatan magis untuk membuat kita 'terjebak' secara sukarela dalam dunia fiksi yang seolah lebih hidup daripada kenyataan.
Pertanyaannya, kenapa banyak perempuan bisa betah duduk berjam-jam menonton drakor tanpa merasa bosan, bahkan justru merasa semakin hidup? Jawabannya ternyata tidak sesederhana karena aktornya ganteng. Ada penjelasan ilmiah dan psikologis yang bisa menjelaskan kenapa kita rela melupakan cucian, pekerjaan rumah, bahkan jam tidur demi satu episode lagi. Yuk simak penjelasannya di sini!
Salah satu daya tarik utama drakor terletak pada kedalamannya dalam membangun emosi. Ceritanya tidak sekadar manis, tapi juga menyentuh dan seringkali terasa dekat dengan pengalaman hidup banyak perempuan. Karakter-karakternya terasa hidup, konfliknya membumi, dan hubungan antar tokoh biasanya dikembangkan dengan sangat mendalam. Menurut psikolog media dari Amerika Serikat, Dr. Pamela Rutledge cerita fiksi yang kuat mampu memicu empati otak kita.
"Ketika kita terhubung dengan tokoh fiksi, otak kita merespons seolah-olah kita benar-benar mengalami cerita itu," ujarnya dalam wawancara dengan Psychology Today. Artinya, kita bukan hanya menonton, tapi ikut hidup dalam cerita tersebut.
Ketika kita melihat karakter perempuan yang berjuang di tengah tekanan sosial, cinta yang tertunda, atau keluarga yang rumit, kita merasa seolah-olah melihat refleksi diri kita sendiri. Inilah yang membuat kita bertahan episode demi episode: karena kita peduli.
Escapism: Ketika Drakor Jadi Pelarian dari Dunia Nyata
Pernah merasa hidup terlalu melelahkan? Deadline kerja, rutinitas rumah tangga, drama dunia nyata yang tiada habisnya, semua itu membuat kita butuh pelarian. Dan drakor, dengan segala romansa dan dramanya yang indah, menjadi pintu pelarian yang sempurna.
Dalam psikologi, istilahnya adalah escapism, yaitu kecenderungan seseorang mencari pelarian sementara dari realitas yang tidak nyaman. Banyak perempuan, terutama yang memikul beban emosional rumah tangga, pekerjaan, atau relasi, menemukan kenyamanan dalam dunia drakor yang penuh harapan dan kontrol.
Drama seperti Crash Landing on You atau Goblin menawarkan dunia alternatif: penuh cinta, keajaiban, dan resolusi yang memuaskan. Dunia tempat komunikasi terjadi, hati saling mendengar, dan air mata berbuah bahagia. Siapa yang tidak ingin tenggelam dalam kenyamanan seperti itu, meski hanya untuk sementara?
Struktur Cerita yang Bikin Ketagihan (Dan Kenapa Kita Selalu Bilang 'Satu Episode Lagi')
Drakor tahu benar cara menciptakan rasa penasaran. Hampir semua episodenya diakhiri dengan cliffhanger yang membuat kita tak bisa tidak menekan tombol next episode. Ceritanya dibangun pelan tapi penuh intensitas, dengan perkembangan karakter yang membuat kita ingin tahu kelanjutannya.
Pakar neuropsikologi naratif dari Washington University, Dr. Jeffrey Zacks menjelaskan bahwa cerita bersambung dengan emosi kuat akan menstimulasi korteks prefrontal, yakni bagian otak yang terkait dengan antisipasi dan rasa ingin tahu. Ini membuat kita merasa tidak puas sebelum menemukan akhir cerita.
Format drakor yang umumnya 16–20 episode juga ideal untuk binge-watching. Cukup panjang untuk pengembangan cerita, tapi tidak terlalu panjang hingga membosankan. Ditambah musik latar yang emosional, sinematografi cantik, dan dialog yang mengena, kita pun terhipnotis.
Romansa dan Sosok Laki-laki 'Ideal' yang Jarang Ada di Dunia Nyata
Salah satu elemen paling digemari dari drakor adalah representasi tokoh laki-lakinya. Mereka sering digambarkan sebagai pribadi yang perhatian, pengertian, lembut, tapi tetap maskulin. Mereka tahu cara mendengarkan, menghormati batasan, dan berjuang demi orang yang dicintainya.
Ini bukan tentang halu atau ingin mencari pasangan yang tidak realistis. Tapi menurut penelitian dari University of Michigan, ketika perempuan menyaksikan representasi hubungan yang sehat dan penuh empati, ini dapat memberi kepuasan emosional yang tidak selalu ditemukan dalam kehidupan nyata.
Tokoh seperti Captain Ri dalam Crash Landing on You atau Park Sae Ro Yi dalam Itaewon Class menjadi simbol kehangatan, stabilitas, dan rasa aman, tiga hal yang sering kali dicari perempuan dalam relasi, namun tidak selalu mereka temukan.
Komunitas dan Fandom: Drakor Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Juga Ruang Sosial
Nonton drakor juga bukan kegiatan yang dilakukan sendirian. Ada rasa kebersamaan yang muncul ketika kamu bisa membicarakan plot twist bareng teman kantor, atau membahas karakter favorit di grup WhatsApp. Fandom drakor bukan hanya tempat fangirling, tapi juga menjadi ruang sosial yang menghubungkan perempuan dari berbagai latar belakang.
Penelitian dari Pew Research Center menyebutkan bahwa konsumsi hiburan populer dapat mempererat hubungan sosial karena adanya perasaan memiliki pengalaman bersama. Dengan kata lain, drakor jadi semacam bahasa universal yang menyatukan banyak perempuan.
Apakah Ini Salah? Tentu Tidak, Asal Seimbang
Sayangnya, masih ada anggapan bahwa perempuan yang terlalu suka drakor dianggap lebay, kurang kerjaan, atau gampang baper. Padahal menurut psikolog Dr. Andrea Bonior, menikmati cerita fiksi bisa menjadi bagian dari self-care jika dilakukan dengan sadar.
Kuncinya adalah keseimbangan. Kita boleh larut dalam kisah fiksi, asal tidak lupa bahwa dunia nyata tetap harus dihadapi. Menonton boleh jadi cara healing, tapi jangan sampai melupakan hidup itu sendiri. Beberapa tips agar tetap sehat saat menikmati drakor:
Tetapkan waktu nonton, misalnya 2 episode per malam.
Pilih cerita yang tidak terlalu triggering.
Jangan bawa ekspektasi drama ke dalam hubungan nyata.
Nonton drakor bukan sekadar kegiatan kosong. Ia bisa jadi sumber inspirasi, pelepas penat, bahkan teman pengantar tidur. Dalam dunia yang serba menuntut, menemukan pelarian yang aman dan emosional seperti drakor bisa menjadi cara kita menyayangi diri sendiri.
Selama masih bisa membedakan mana fiksi dan mana kenyataan, tidak ada salahnya betah duduk berjam-jam bersama drama Korea. Karena kadang, yang kita butuhkan bukan solusi instan, tapi sekadar cerita yang membuat kita merasa hidup. Jika itu datang dari seorang chaebol ganteng yang jatuh cinta pada gadis biasa? Ya sudah, nikmati saja.
Jadi, kalau malam ini kamu lagi galau mau nonton drama baru atau tidur tepat waktu... ya, semoga kamu memilih dengan bijak, atau setidaknya, pastikan punya kopi buat besok pagi.