Hati-Hati! Sering Menahan Pipis Terlalu Lama Bisa Picu Infeksi hingga Masalah Gagal Ginjal

Ilustrasi ginjal
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Pernahkah Anda sedang di jalan, atau sedang kerja, lalu merasa ingin buang air kecil, tapi Anda memilih untuk menahannya? Alasannya bisa macam-macam: toilet terlalu jauh, takut toiletnya jorok, atau merasa masih bisa “nanti saja”. Sekilas terlihat sepele. Tapi tahukah Anda, menahan pipis terlalu lama bisa berdampak buruk bagi tubuh?

 

Apalagi bagi perempuan yang sering kesulitan menemukan toilet bersih di ruang publik, atau pekerja lapangan seperti sopir, kurir, atau petugas keamanan. Tanpa sadar, kebiasaan ini bisa memicu infeksi saluran kemih (ISK), kandung kemih overaktif, bahkan masalah serius pada ginjal.

 

Yuk, kita bahas lebih dalam mengapa Anda sebaiknya tidak menyepelekan sinyal tubuh untuk buang air kecil. 

Secara alami, tubuh akan memberi sinyal ke otak saat kandung kemih mulai penuh. Normalnya, kandung kemih bisa menampung sekitar 400–600 ml urine. Saat sudah mencapai kapasitas tersebut, Anda akan merasa ingin segera pipis.

 

Namun, jika dorongan ini terus ditahan, otot-otot kandung kemih (terutama otot detrusor) dipaksa untuk bekerja lebih keras. Menurut urolog dari Lenox Hill Hospital, New York, Dr. Elizabeth Kavaler menahan kencing dalam waktu lama memberikan tekanan tinggi pada kandung kemih dan berisiko memicu peradangan hingga trauma ringan di jaringan sekitar. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa membuat kandung kemih kehilangan elastisitas dan fungsinya.

 

Risiko Jangka Pendek: Tak Hanya Tidak Nyaman, Tapi Bisa Sakit

 

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

 

Ketika urine tertahan terlalu lama, bakteri dalam saluran kemih punya lebih banyak waktu untuk berkembang biak. Ini memicu ISK—kondisi yang paling sering dialami perempuan.

 

Menurut urolog di Providence Saint John’s Health CenterDr. Jennifer Linehan menahan pipis memperlama keberadaan bakteri di saluran kemih. Ini sangat berisiko, apalagi bagi perempuan karena uretra yang lebih pendek. Gejalanya meliputi nyeri saat pipis, urine berbau tajam, dan rasa tidak tuntas setelah buang air.

 

2. Nyeri atau Kejang Kandung Kemih

 

Otot kandung kemih bisa mengalami kejang akibat menahan tekanan berlebihan. Akibatnya, Anda bisa merasa nyeri saat akhirnya buang air kecil atau mengalami rasa terbakar.

 

 

Risiko Jangka Panjang: Dari Kandung Kemih Overaktif Hingga Ginjal Rusak

 

1. Kandung Kemih Melemah atau Overaktif

 

Menahan pipis terlalu sering membuat otot kandung kemih kehilangan kemampuan kontraksi secara optimal. Ini menyebabkan gangguan seperti sering ingin buang air kecil, meski urine yang keluar sedikit—atau sebaliknya, sulit dikosongkan sepenuhnya. Urine yang tertinggal di kandung kemih juga bisa menjadi tempat berkembangnya infeksi.

 

2. Refluks Vesikoureteral

 

Kondisi ini terjadi saat urine yang seharusnya keluar justru mengalir balik ke ureter dan ginjal. Jika terus dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan infeksi ginjal atau bahkan kerusakan permanen. Nephrologist dan pengajar di University of Maryland School of Medicine, Dr. Matthew R. Weir menjelaskan bahwa urine yang terdorong balik ke ginjal akibat tekanan berlebih bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, apalagi jika infeksi ikut naik ke ginjal.

 

3. Risiko Gagal Ginjal Akibat ISK Kronis

 

ISK yang terjadi berulang bisa berujung pada komplikasi ginjal. Menurut data dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), infeksi ginjal kronis adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal pada usia produktif, terutama perempuan.

 

 

Siapa yang Harus Waspada? Ini Kelompok yang Rentan

 

  • Pekerja Lapangan

 

Kurangnya akses ke toilet bersih membuat banyak sopir, pekerja proyek, atau kurir menahan pipis dalam waktu lama. Jika ini menjadi kebiasaan, risiko ISK dan gangguan ginjal jadi lebih tinggi.

 

  • Perempuan di Perkotaan

 

Kebersihan toilet umum masih jadi masalah besar di banyak kota. Perempuan lebih sering memilih untuk menahan pipis daripada menggunakan toilet yang jorok. Namun ini justru berisiko besar.

 

  • Anak-Anak & Lansia

 

Anak kecil sering terlalu asyik bermain hingga lupa atau malas ke toilet. Sedangkan pada lansia, sinyal keinginan buang air kecil bisa melemah akibat penurunan fungsi saraf. Dua kelompok ini sama-sama berisiko jika tidak diawasi.

 

Jika Anda mulai merasakan beberapa gejala di bawah ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter:

 

  • Sering merasa ingin pipis tapi hanya sedikit yang keluar

  • Nyeri atau rasa panas saat buang air kecil

  • Urine keruh, berwarna gelap, atau berbau menyengat

  • Perasaan tidak tuntas setelah pipis

  • Nyeri punggung bagian bawah atau di sekitar pinggang

 

Semua tanda tersebut bisa mengindikasikan infeksi atau gangguan fungsi kandung kemih dan ginjal.

 

 

Tips Sederhana untuk Lindungi Kandung Kemih dan Ginjal Anda

 

  • Jangan Menunda Dorongan Buang Air

 

Jika Anda merasa ingin pipis, segera cari toilet terdekat. Tubuh memberi sinyal bukan tanpa alasan.

 

  • Perbanyak Minum Air Putih

 

Minum cukup air (sekitar 2 liter sehari) akan membantu membilas bakteri dan menjaga fungsi ginjal tetap optimal.

 

  • Gunakan Alat Kebersihan Toilet

 

Jika toilet umum adalah satu-satunya pilihan, gunakan tisu toilet antiseptik, semprotan disinfektan, atau dudukan toilet sekali pakai untuk menjaga kebersihan.

 

  • Edukasi dan Fasilitas untuk Pekerja Lapangan

 

Perusahaan bisa menyediakan toilet portabel atau istirahat terjadwal agar pekerja tidak menahan pipis terlalu lama.

 

  • Periksa Rutin

 

Jika Anda sering mengalami gejala ISK atau punya riwayat gangguan ginjal, lakukan pemeriksaan urine dan fungsi ginjal secara rutin.

 

Dorongan untuk buang air kecil adalah bentuk komunikasi dari tubuh bahwa kandung kemih sudah penuh dan perlu dikosongkan. Menahannya sesekali memang tidak masalah. Tapi jika menjadi kebiasaan harian, bisa mengundang berbagai masalah, mulai dari infeksi ringan hingga kerusakan ginjal serius.

 

Jadi, dengarkan tubuh Anda. Luangkan waktu untuk buang air kecil, meski sedang sibuk. Sebab menjaga kesehatan bukan soal hal besar saja, tapi juga kebiasaan kecil yang sering kita abaikan.