Konsumsi Kentang Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiah yang Jarang Diketahui
- Pixaby
Salah satu kasus terkenal terjadi di Inggris pada tahun 1979, ketika sebuah keluarga mengalami keracunan serius setelah mengonsumsi kentang yang sudah membusuk dan bertunas. Dua anak meninggal dunia akibat gejala neurologis yang parah. Penyelidikan menunjukkan tingginya kadar solanin dalam kentang yang dikonsumsi.
Di dalam laporan British Medical Journal (BMJ, 1985), juga disebutkan bahwa solanin menyebabkan keracunan sistemik dan memperburuk kondisi pasien dalam waktu singkat. Meskipun kasusnya langka, bahayanya tetap nyata.
Pada tahun 2013, konsultan toksikologi klinis di Guy’s and St Thomas’ Hospital, London, Dr. Paul Dargan menjelaskan dalam wawancara dengan BBC Health bahwa masyarakat umum cenderung meremehkan potensi racun dalam bahan pangan seperti kentang. Padahal, paparan ringan tetapi berulang juga bisa berdampak pada sistem pencernaan dan saraf.
Kapan Kentang Menjadi Berbahaya?
Tidak semua kentang berbahaya. Tapi kentang bisa jadi racun mematikan jika:
- Berwarna kehijauan: menandakan adanya klorofil dan peningkatan kadar solanin
- Bertunas: tunas atau “mata kentang” mengandung glikoalkaloid dalam kadar tinggi
- Disimpan terlalu lama: kentang tua cenderung memiliki kadar racun yang meningkat
- Berbau busuk atau terasa pahit: indikasi kuat bahwa kentang sudah tidak layak konsumsi
Profesor keamanan pangan dari University of Florida, Dr. Keith R. Schneider menegaskan bahwa kentang yang terasa pahit tidak boleh dimakan, karena rasa pahit bisa jadi indikator keberadaan solanin.