Tren Industri Padel di 2025, Dari 30 Juta Pemain Baru hingga Ratusan Lapangan Ditutup dan Jadi Gudang

Ilustrasi bisnis padel
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Olahraga padel dalam beberapa tahun terakhir berhasil mencuri perhatian dunia. Popularitasnya melesat, terutama di Eropa, Amerika, hingga Asia, menjadikannya salah satu cabang olahraga dengan pertumbuhan tercepat di dunia. 

 

Padel dikenal sebagai olahraga yang inklusif, mudah dimainkan, serta mampu menghadirkan pengalaman sosial yang berbeda dibanding tenis atau squash. Dengan keunggulan tersebut, tidak mengherankan jika industri padel berkembang menjadi bisnis bernilai miliaran dolar dan menarik minat investor global.

 

Namun, di balik cerita suksesnya, tidak semua negara merasakan tren positif yang sama. Beberapa kawasan justru menghadapi fase koreksi setelah lonjakan pesat di awal pandemi. 

 

Fenomena ini terliha di Swedia, salah satu negara yang awalnya menjadi pionir dan motor penggerak padel di Eropa. Sementara itu, di belahan dunia lain, industri padel masih menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dengan jumlah pemain dan lapangan yang terus meningkat.

 

Ledakan Industri Padel Secara Global

 

Menurut laporan Playtomic dan berbagai sumber internasional, jumlah lapangan padel aktif di dunia sudah menembus 50.000 pada 2024. Pertumbuhan ini sangat impresif karena hanya dalam satu tahun terdapat lebih dari 7.100 lapangan baru dan 3.280 klub baru yang didirikan. 

 

Total klub padel global kini melampaui 23.000 fasilitas yang tersebar di lebih dari 90 negara. Jumlah pemain pun terus melonjak. Data terbaru mencatat ada lebih dari 30 juta orang yang rutin bermain padel, dengan distribusi terbesar di Eropa sekitar 60%, disusul Amerika Selatan (23%), Amerika Utara dan Tengah (7%), Asia (6,4%), Afrika (4,3%), dan Oseania (0,3%). 

 

Menariknya, partisipasi perempuan mencapai sekitar 40% dari total pemain, menunjukkan bahwa padel cukup inklusif dan berhasil menembus batas gender dalam olahraga.

 

Eropa masih menjadi pusat perkembangan padel dengan hampir 48.000 lapangan pada 2024. Spanyol mencatat sekitar 17.000 lapangan, sementara Italia melesat dengan 10.000 lapangan dan lebih dari 3.700 klub. 

 

Amerika Serikat juga mulai menunjukkan tren positif dengan lebih dari 350 lapangan baru dibangun hanya pada 2024. Bahkan Asia, termasuk Indonesia dan India, kini mulai merasakan pertumbuhan minat pada olahraga ini.

 

Pertumbuhan ini didorong oleh digitalisasi industri, seperti platform pemesanan lapangan dan manajemen klub yang membuat operasional lebih efisien. Klub yang mengadopsi teknologi tercatat memiliki performa 3–5 kali lebih baik dibandingkan klub tradisional. 

 

Tingkat retensi pemain juga tinggi, dengan sekitar 92% pengguna kembali bermain setelah pengalaman pertama. Hal ini menunjukkan bahwa padel bukan sekadar tren sesaat, melainkan olahraga yang memiliki daya tarik jangka panjang.

 

Penurunan di Swedia, Dari Booming ke Koreksi Pasar

 

Di sisi lain, Swedia yang pernah disebut sebagai “surga padel” kini menghadapi kenyataan berbeda. Setelah ledakan pembangunan lapangan di masa pandemi, banyak klub kini terpaksa menutup usahanya karena tidak mampu bertahan. 

 

Laporan menyebut lebih dari 600 lapangan dibongkar atau dialihfungsikan, sebagian menjadi gudang atau pusat perbelanjaan.

 

Fenomena ini dipicu oleh oversupply atau kelebihan pasokan lapangan. Pada masa puncak, investor berbondong-bondong membangun fasilitas baru, namun setelah pandemi mereda, jumlah pemain tidak lagi sebanding dengan kapasitas yang ada. 

 

Akibatnya, tingkat okupansi lapangan menurun drastis, bahkan beberapa klub hanya mencatat penggunaan di bawah 10% pada jam non-prime. Perusahaan operator besar seperti We Are Padel bahkan harus menutup sekitar 50 klubnya di Swedia karena kerugian finansial. 

 

Laporan juga mencatat beberapa pengelola padel kehilangan sekitar 14 juta dolar setiap bulan akibat biaya operasional yang tinggi tidak diimbangi dengan pendapatan.

 

Masa Depan Industri Padel

 

Meski Swedia mengalami tantangan, secara keseluruhan industri padel masih menunjukkan arah positif. Proyeksi global memperkirakan jumlah lapangan bisa mencapai 81.000 pada 2027, dengan pasar Asia dan Amerika sebagai pendorong utama. 

 

Pasar baru yang berkembang, ditambah dukungan digitalisasi, memberi harapan bahwa olahraga ini tetap relevan di masa depan.

 

Bagi investor dan pelaku industri, kisah di Swedia menjadi pelajaran berharga. Pertumbuhan pesat memang menggiurkan, tetapi keberlanjutan bisnis membutuhkan keseimbangan antara permintaan dan pasokan. 

 

Itulah potret industri padel di 2025, yang di satu sisi tengah menikmati pertumbuhan global luar biasa, namun di sisi lain menghadapi tantangan nyata di Swedia.