8 Soft Skill yang Bisa Jadi Tiket Emas Gen Z Masuk ke Dunia Kerja, Sudah Punya?

Ilustrasi kerja di Korea Selatan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Generasi Z (Gen Z), yaitu mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini memasuki dunia kerja dengan karakteristik yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka tumbuh di era digital dengan akses informasi yang luas, terbiasa menggunakan teknologi, dan akrab dengan media sosial. 

 

Namun, meskipun memiliki keunggulan di sisi digital skill, perusahaan di berbagai belahan dunia menilai bahwa keberhasilan Gen Z di dunia kerja juga sangat bergantung pada soft skill yang mereka kuasai.

 

Berbagai survei internasional menyoroti pentingnya soft skill dalam menghadapi persaingan kerja. Menurut riset Kearney dan McKinsey, banyak perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang berfokus pada pengembangan SDM yang mampu beradaptasi dengan perubahan cepat. 

 

Sementara itu, laporan dari Deloitte menekankan bahwa soft skill seperti empati, kepemimpinan, dan komunikasi kini semakin dihargai di tempat kerja modern.

 

Mengapa Soft Skill Penting?

 

Soft skill adalah keterampilan non-teknis yang berkaitan dengan cara seseorang berinteraksi, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah. Tidak seperti hard skill yang dapat diukur dengan sertifikat atau tes teknis, soft skill lebih sulit dibuktikan namun sangat menentukan keberhasilan karier.

 

Menurut laporan dari Hays Jepang, komunikasi menjadi soft skill paling penting yang perlu dikembangkan Gen Z. Sebanyak 36% responden survei menyebut keterampilan komunikasi, baik lisan maupun tulisan, menjadi bekal utama yang membedakan kandidat ketika melamar pekerjaan.

 

Selain itu, laporan dari Udemy dan Economic Times India juga menyoroti bahwa problem-solving dan critical thinking adalah kemampuan yang semakin dicari, seiring kompleksitas tantangan bisnis global.

 

Soft Skill yang Dibutuhkan Gen Z

 

Berikut adalah beberapa soft skill utama yang perlu dimiliki Gen Z untuk meningkatkan peluang mereka mendapatkan pekerjaan:

 

1. Komunikasi 

 

Komunikasi mencakup kemampuan menyampaikan ide secara jelas, mendengarkan aktif, dan menulis dengan baik. Dalam lingkungan kerja global, komunikasi yang efektif dapat mengurangi miskomunikasi, meningkatkan kolaborasi, dan mempercepat pengambilan keputusan.

 

2. Adaptabilitas

 

Dunia kerja kini berubah dengan cepat akibat teknologi, otomatisasi, dan perubahan pasar. Menurut survei Hays, 35% responden menyebut adaptabilitas sebagai keterampilan kunci. Gen Z yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan akan lebih mudah bertahan dan berkembang.

 

3. Problem Solving & Critical Thinking

 

Kemampuan untuk menganalisis masalah, mencari solusi kreatif, dan berpikir kritis sangat penting. Survei dari Udemy menunjukkan bahwa Gen Z menempatkan problem solving sebagai salah satu soft skill utama yang mereka butuhkan di dunia kerja.

 

4. Kolaborasi & Kerja Tim 

 

Studi yang diterbitkan di South African Journal of Human Resource Management menekankan bahwa kerja tim dan keterampilan interpersonal sangat penting bagi Gen Z. Banyak proyek kerja bersifat lintas divisi dan lintas negara, sehingga kemampuan bekerja sama menjadi nilai tambah.

 

5. Kepemimpinan

 

Meski masih muda, Gen Z diharapkan bisa mengembangkan kepemimpinan sejak awal karier. Deloitte dalam surveinya mencatat bahwa generasi muda melihat empati dan kepemimpinan sebagai faktor penting untuk kemajuan karier jangka panjang.

 

6. Empati & Kecerdasan Sosial

 

Empati membuat pekerja mampu memahami perspektif orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan mengelola konflik dengan lebih baik. Dalam lingkungan kerja multikultural, empati menjadi faktor kunci untuk menciptakan kerja sama yang produktif.

 

7. Etos Kerja

 

Kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab tetap menjadi dasar. Menurut riset di jurnal HR, etos kerja yang kuat melengkapi keterampilan teknis yang dimiliki Gen Z. Perusahaan juga mengharapkan generasi ini memiliki konsistensi dan komitmen dalam pekerjaannya.

 

8. Manajemen Waktu

 

Di era pekerjaan remote dan fleksibel, kemampuan mengatur prioritas menjadi keterampilan penting. The Guardian melaporkan bahwa beberapa sekolah dan universitas di Inggris bahkan mulai mengajarkan soft skill seperti manajemen waktu dan empati untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

 

Menyelaraskan Soft Skill dengan Kebutuhan Industri

 

Setiap industri memiliki kebutuhan soft skill yang berbeda. Di sektor teknologi, misalnya, problem solving dan kolaborasi lintas tim menjadi kunci. 

 

Di sektor jasa keuangan, etika kerja dan komunikasi sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan. Sementara itu, di sektor kreatif, adaptabilitas dan empati membantu memahami kebutuhan klien dan tren pasar yang cepat berubah.

 

Laporan Deloitte menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan kini tidak hanya menilai kandidat dari sisi hard skill, tetapi juga dari keterampilan interpersonal. Oleh karena itu, Gen Z yang ingin meningkatkan daya saingnya perlu menyeimbangkan kemampuan teknis dengan soft skill yang relevan.

 

Memiliki keterampilan digital saja tidak cukup bagi Gen Z untuk meraih peluang kerja terbaik. Dunia kerja modern membutuhkan keseimbangan antara hard skill dan soft skill. 

 

Komunikasi, adaptabilitas, problem solving, kolaborasi, kepemimpinan, empati, etos kerja, hingga manajemen waktu adalah beberapa soft skill utama yang diakui secara internasional sebagai bekal penting.

 

Dengan menguasai soft skill ini, Gen Z tidak hanya akan lebih siap bersaing dalam proses rekrutmen, tetapi juga mampu berkembang dalam jangka panjang, terlepas dari sektor industri yang mereka pilih.