Tekor saat Diskon Besar-besaran? Waspada Cognitive Bias yang Menguras Dompet!

Ilustrasi Perang Diskon di e-Commerce
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Siapa yang tidak tergoda dengan diskon besar-besaran? Mulai dari flash sale, midnight sale, hingga promo 11.11 atau 12.12, semua terasa menggiurkan.

Harga yang ditampilkan jauh lebih murah dari biasanya, ditambah label "hanya hari ini" membuat banyak orang tak kuasa menahan diri. Alih-alih hemat justru banyak yang akhirnya boncos alias keuangan jebol setelah belanja besar-besaran.

Fenomena ini tidak hanya soal kurangnya kontrol diri, melainkan juga berkaitan dengan cognitive bias, yaitu pola pikir keliru yang membuat seseorang mengambil keputusan tidak rasional. Simak ulasang lebih dalam tentang bias kognitif agar Anda bisa lebih waspada sebelum tergoda diskon.

Apa Itu Cognitive Bias dalam Belanja?

Cognitive bias adalah kecenderungan otak manusia untuk mengambil keputusan cepat berdasarkan emosi atau persepsi, bukan logika. Dalam konteks belanja, bias ini membuat Anda merasa sedang melakukan keputusan cerdas padahal sebenarnya justru merugikan.

Perusahaan ritel dan e-commerce sering memanfaatkan bias ini untuk mendorong konsumen membeli lebih banyak barang, meskipun tidak benar-benar dibutuhkan.

Jenis-jenis Cognitive Bias

1. Anchoring Bias

Anda melihat harga asli Rp1.000.000, lalu didiskon jadi Rp500.000. Otak langsung menganggap ini super murah padahal belum tentu Anda benar-benar membutuhkan barang tersebut.

2. Scarcity Effect

Tulisan stok terbatas atau tinggal 3 lagi membuat Anda panik dan segera membeli tanpa berpikir panjang, meski sebenarnya stok mungkin masih banyak.

3. Bandwagon Effect

Melihat ribuan orang memborong barang saat promo sering membuat Anda ikut membeli, meskipun belum tentu barang itu sesuai kebutuhan.

4. Loss Aversion

Rasa takut kehilangan kesempatan membuat Anda lebih memilih membeli sekarang, daripada menyesal nanti. Bias ini sangat kuat dimanfaatkan saat flash sale.

5. Overconfidence Bias

Anda merasa pintar berhemat karena membeli barang diskon, padahal total pengeluaran justru lebih besar dari anggaran awal.

Dampak Boncos Akibat Cognitive Bias

Jika terus dibiarkan, perilaku belanja yang terjebak bias ini bisa berdampak serius:

  1. Kondisi finansial terganggu, karena pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
  2. Barang menumpuk tak terpakai, membuat rumah penuh dengan konsumsi yang tidak dibutuhkan.
  3. Rasa menyesal dan stres, karena sadar sudah membeli hal yang kurang penting.

Cara Menghindari Boncos saat Diskon Besar-besaran

Agar tidak terus terjebak cognitive bias, Anda bisa mencoba beberapa strategi berikut:

  1. Buat daftar kebutuhan sebelum belanja sehingga hanya fokus hanya pada barang yang memang diperlukan.
  2. Tetapkan anggaran khusus belanja diskon. Dengan begitu, Anda tidak mudah tergoda untuk membeli di luar batas.
  3. Tunda pembelian dengan memberikan jeda waktu 24 jam sebelum benar-benar checkout. Jika barang masih terasa penting, barulah beli.
  4. Bandingkan harga di beberapa toko lantaran harga diskon tidak jauh berbeda dengan harga normal di toko lain.
  5. Ingat tujuan keuangan jangka panjang sehingga Anda bisa lebih optimal mengendalikan dan lebih menahan diri saat belanja demi mencapai tujuan finansial.

Diskon besar-besaran memang menggoda, tetapi bisa menjadi jebakan finansial jika Anda tidak memahami peran cognitive bias dalam proses pengambilan keputusan. Dengan mengenali pola bias seperti anchoring, scarcity, hingga bandwagon effect, Anda dapat lebih bijak saat belanja.

Ingat selalu tujuan utama dari promo seharusnya adalah membantu Anda berhemat, bukan justru membuat dompet semakin tipis. Jadi, lain kali saat berhadapan dengan diskon besar-besaran, pastikan Anda sudah siap dengan strategi belanja cerdas agar tidak boncos lagi.