Tips Membangun Sumber Pendapatan Alternatif di Tengah Tren Penurunan Pendanaan Filantropi

Ilustrasi Membangun Bisnis dengan Kemitraan Strategis
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Dalam lanskap ekonomi global yang terus berubah, tantangan finansial tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh berbagai organisasi, termasuk sektor nirlaba. Belakangan ini, tren penurunan pendanaan filantropi menjadi sorotan, memaksa banyak organisasi untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari sumber pendanaan berkelanjutan. Fenomena ini bukan tanpa alasan, melainkan dipicu oleh berbagai faktor yang kompleks, mulai dari kondisi ekonomi yang tidak menentu hingga isu kepercayaan publik.

Mengenal Pendanaan Filantropi dan Tantangan Terkininya

Secara etimologi, filantropi berasal dari bahasa Yunani, philanthropy, yang berarti "cinta manusia". Dalam konteks modern, filantropi merujuk pada tindakan kedermawanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, baik melalui sumbangan uang, waktu, atau tenaga. Pendanaan filantropi menjadi salah satu pilar utama bagi banyak organisasi masyarakat sipil (OMS) atau nirlaba untuk menjalankan program-program sosial, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Namun, beberapa tahun terakhir, tren pendanaan filantropi menunjukkan penurunan. Salah satu penyebab utamanya adalah kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Inflasi tinggi, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian pasar telah menurunkan daya beli masyarakat dan korporasi, sehingga alokasi dana untuk donasi menjadi prioritas kesekian. 

Selain itu, maraknya kasus penyelewengan dana donasi oleh beberapa lembaga nirlaba telah mengikis kepercayaan publik. Kondisi ini membuat para calon donatur lebih selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan bantuan, menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dari organisasi penerima dana.

Membangun Resiliensi Finansial Melalui Diversifikasi Pendapatan

Menghadapi tantangan ini, organisasi nirlaba tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendanaan dari filantropi. Diperlukan strategi baru yang berfokus pada diversifikasi pendanaan dan inovasi bisnis. Salah satu solusi yang semakin populer adalah mengadopsi model sociopreneurship, di mana organisasi menciptakan unit bisnis yang bertujuan ganda: menghasilkan keuntungan finansial sekaligus memberikan dampak sosial yang positif.

Program Innovation Lab, misalnya, dirancang sebagai ruang inkubasi bagi OMS untuk mengembangkan gagasan bisnis dan membangun unit usaha tahap awal. Melalui program intensif selama empat bulan, Innovation Lab mendukung OMS dalam merancang dan membangun unit bisnis yang berdampak, menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan dan memperkuat resiliensi keuangan mereka.

Dalam membangun bisnis yang kokoh, para pendiri organisasi perlu memiliki pondasi yang kuat untuk mengidentifikasi peluang dan risiko. Hal ini sejalan dengan pandangan Bertram Flesch, Chief Sustainability Officer SukkhaCitta, yang menekankan pentingnya memahami kebutuhan pasar sebelum meluncurkan produk. 

"Pelajari terlebih dahulu kebutuhan pelanggan untuk memahami apa yang benar-benar mereka butuhkan, sehingga produk yang ditawarkan dapat menjadi solusi yang tepat," ujarnya. 

Bertram juga menambahkan, "Jangan menunggu hingga sempurna, karena hal itu justru dapat menghambat langkah untuk segera memulai."

Pernyataan ini menegaskan bahwa inovasi dan keberanian untuk memulai merupakan kunci penting. Proses bisnis tidak harus menunggu kesempurnaan, melainkan dapat terus dikembangkan seiring berjalannya waktu, didorong oleh umpan balik dari pelanggan dan pasar. Dengan demikian, organisasi dapat terus beradaptasi dan bertumbuh.

“Dengan adanya tren penurunan pendanaan yang dialami banyak OMS, Re.Search menghadirkan Re.Search Impact Academy untuk mendukung organisasi dalam memperoleh pendapatan tambahan melalui penjualan kursus online yang mereka kembangkan,” jelas Rintis Mulyani, Business Development Lead Re.Search.

 

Strategi Praktis untuk Menciptakan Sumber Pendapatan Alternatif

Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan oleh organisasi maupun individu untuk membangun sumber pendapatan alternatif di tengah kondisi ekonomi yang sulit:

  1. Mengembangkan Produk atau Jasa Berbasis Misi: Ciptakan produk atau layanan yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga selaras dengan misi sosial organisasi. Contohnya adalah menjual kerajinan tangan lokal, produk fesyen berkelanjutan, atau menyelenggarakan kursus keahlian yang hasilnya didonasikan.
  2. Menyelenggarakan Pelatihan dan Lokakarya Berbayar: Manfaatkan keahlian internal organisasi untuk menyelenggarakan pelatihan atau lokakarya. Topik bisa beragam, mulai dari keterampilan digital, manajemen proyek, hingga isu-isu sosial yang relevan. Ini tidak hanya menciptakan pendapatan, tetapi juga menyebarkan pengetahuan dan memperluas jaringan.
  3. Memanfaatkan Platform Digital: Kembangkan strategi pemasaran digital melalui media sosial, blog, atau situs web. Gunakan platform crowdfunding untuk menggalang dana dengan narasi yang kuat dan transparan. Model ini memungkinkan organisasi untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun komunitas pendukung.
  4. Membangun Kemitraan Strategis: Jalin kerja sama dengan korporasi atau bisnis lain yang memiliki nilai serupa. Kemitraan ini bisa dalam bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), proyek bersama, atau skema affiliate marketing yang saling menguntungkan.
  5. Investasi yang Berkelanjutan: Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian kecil dana ke instrumen investasi yang aman dan berkelanjutan, seperti reksa dana atau obligasi negara. Pendapatan dari investasi ini dapat menjadi sumber dana pasif yang stabil dalam jangka panjang, memberikan bantalan finansial di saat-saat kritis.