7 Cara Sederana Mengatasi Job Hugging agar Kerja Tetap Bermakna dan Produktif
- iStock
Lifestyle – Job hugging menjadi wabah yang merebak di kalangan generasi Z (gen Z). Banyak orang terjebak di situasi ini karena takut kehilangan rasa aman, padahal lama-lama justru bisa membuat semangat luntur, produktivitas menurun, bahkan menimbulkan stres.
Job hugging merupakan kondisi seseorang tetap bertahan di pekerjaannya meski sudah merasa tidak puas, tidak berkembang, atau bahkan tidak bahagia. Alasan pekerja tetap bertahan hanya karena merasa aman dan takut mengambil risiko untuk pindah kerja.
Fenomena biasanya muncul akibat pasar kerja sedang lesu, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) atau ketika karyawan ragu apakah bisa mendapatkan pekerjaan baru. Rasa takut kehilangan stabilitas finansial dan tunjangan membuat pekerja tetap “memeluk” pekerjaannya erat-erat (hugging), walaupun motivasi dan produktivitas menurun.
Jika dibiarkan, job hugging bisa membuat karier Anda stagnan bahkan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan mental. Di tengah krisis ini, ada cara-cara sederhana yang bisa membantu Anda mengembalikan makna dalam bekerja sekaligus menjaga semangat dan kinerja tetap prima. Berikut tujuh tips yang bisa Anda terapkan agar pekerjaan kembali terasa berarti.
1. Temukan Makna di Balik Pekerjaan
Alih-alih melihat pekerjaan hanya sebagai rutinitas, cobalah mengaitkan tugas harian dengan tujuan lebih besar. Apakah pekerjaan Anda berdampak pada tim, perusahaan, atau pelanggan? Dengan memahami kontribusi nyata, Anda akan lebih termotivasi untuk melakukannya dengan sepenuh hati.
2. Tetapkan Mini-Goal Pribadi
Selain target dari perusahaan, buatlah tujuan kecil untuk diri Anda sendiri. Misalnya, menyelesaikan tugas lebih efisien, meningkatkan komunikasi dengan tim, atau belajar fitur baru dalam software kerja. Mini-goal ini akan memberi rasa pencapaian yang berharga dan menjaga semangat.
3. Asah Keterampilan Baru
Stagnasi sering muncul karena tidak ada tantangan baru. Oleh karena itu, manfaatkan waktu untuk mempelajari keterampilan tambahan. Anda bisa mengambil kursus online, mengikuti pelatihan internal, atau belajar dari rekan kerja. Semakin banyak keterampilan yang dimiliki, semakin bernilai pula posisi Anda di perusahaan.
4. Bangun Koneksi Positif di Kantor
Hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat menciptakan suasana lebih menyenangkan. Saling mendukung, berdiskusi, atau sekadar berbagi pengalaman bisa membantu Anda merasa lebih terhubung dengan lingkungan kerja. Dukungan sosial ini penting untuk menjaga motivasi.
5. Kelola Energi dan Waktu
Produktivitas tidak hanya soal manajemen waktu, tapi juga bagaimana Anda menjaga energi. Pastikan istirahat cukup, rutin berolahraga, dan tetap menjalani hobi di luar pekerjaan. Saat energi tubuh dan pikiran terjaga, Anda bisa bekerja lebih fokus dan bermakna.
6. Evaluasi Alasan Bertahan
Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda bertahan karena benar-benar menikmati pekerjaan, atau hanya takut keluar dari zona nyaman? Jawaban jujur ini akan membantu Anda menentukan langkah selanjutnya, apakah terus melanjutkan atau mulai mencari peluang baru.
7. Susun Rencana Karier
Mengatasi job hugging juga berarti berani menatap masa depan. Buatlah rencana karier jangka panjang, termasuk keterampilan apa yang ingin dikembangkan dan posisi apa yang ingin dicapai. Dengan rencana yang jelas, Anda akan merasa lebih terarah dan tidak hanya “menempel” pada pekerjaan saat ini.
Job hugging memang sering membuat seseorang merasa aman, tapi jika dibiarkan bisa menghambat perkembangan karier. Cara-cara sederhana di atas diharapakan dapat memnbantu Anda tetap produktif. Pekerjaan yang dijalani dengan penuh semangat akan memberikan hasil terbaik, baik bagi perusahaan maupun diri Anda sendiri.