5 Jebakan Finansial di Balik Balas Budi Keluarga, Berbakti atau Terjerat?

Ilustrasi Sandwich Generation Bayar Semua Kebutuhan Rumah
Sumber :
  • Pixaby

LifestyleBerbakti kepada orang tua sering dianggap sebagai kewajiban moral yang tidak boleh ditawar. Ungkapan anak harus membalas budi seakan menjadi norma sosial yang tertanam sejak kecil. 

Anda mungkin mulai merasakan ekspektasi ini tidak selalu sejalan dengan kemampuan finansial . Hal ini seiring bertambahnya usia dan tanggung jawab. 

Tekanan untuk membantu keluarga, bahkan di luar batas kemampuan, bisa menjadi sumber stres berkepanjangan. Di satu sisi, keinginan untuk berbuat baik sangat wajar.

Namun, ketika dorongan ini berubah menjadi kewajiban yang memaksa Anda mengorbankan masa depan, seperti menunda investasi atau mengabaikan tabungan darurat, di sinilah jebakan ‘balas budi’ terjadi. Realitanya, mencintai dan menghormati orang tua tidak harus selalu diukur dengan uang. 

Berikut lima jebakan finansial di balik ekspektasi balas budi yang diam-diam bisa menggerogoti keuangan Anda. Scroll ke bawah untuk informasi lengkapnya, ya!

1. Membiayai Gaya Hidup Orang Tua di Luar Kemampuan

Banyak anak merasa harus memenuhi semua keinginan orang tua, mulai dari liburan hingga membeli barang mahal. Padahal, memenuhi gaya hidup yang melebihi penghasilan Anda hanya akan menimbulkan utang dan mengganggu kestabilan finansial. Membantu itu baik, tetapi harus sesuai kemampuan.