7 Kesalahan Umum yang Menghambat Proses Melunasi Utang, Nomor 6 Paling Sering Diabaikan!

Ilustrasi bayar utang
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Bagi sebagian orang, melunasi utang bukan sekadar kewajiban finansial, tetapi juga beban psikologis yang dapat mengganggu ketenangan hidup. Meski sudah berkomitmen untuk membayar, kenyataannya banyak yang tersandung di tengah jalan. 

Kegagalan melunasi tepat waktu bukan hanya soal kurangnya dana, tetapi juga kesalahan strategi hingga kesalahan kecil yang diulang terus-menerus bisa membuat utang bertahan lebih lama dari yang seharusnya. Berikut adalah tujuh kesalahan umum yang kerap menghambat proses melunasi utang, beserta cara menghindarinya.

1. Hanya Bayar Minimum Payment

Membayar tagihan kartu kredit atau cicilan dengan jumlah minimum memang memberi ruang bernapas sementara. Praktik ini justru membuat pokok utang berkurang sangat lambat. 

Sisa utang yang belum terbayar akan terus dikenakan bunga, sehingga total yang harus dilunasi membengkak. Jika ingin proses pelunasan berjalan efektif, selalu bayar lebih dari jumlah minimum, bahkan jika perlu fokus melunasi pokok utang terlebih dahulu.

2. Menambah Utang Baru saat Proses Pelunasan

Tidak sedikit orang yang terjebak lingkaran utang karena menambah pinjaman baru sebelum utang lama lunas. Misalnya, mengambil cicilan barang konsumtif atau mengaktifkan fasilitas Paylater tanpa perhitungan matang. 

Langkah ini ibarat mengisi air ke ember bocor sehingga tidak ada kemajuan justru memperburuk kondisi finansial. Disiplin untuk tidak menambah beban baru adalah kunci utama agar pelunasan berjalan lancar.

3. Tidak Membuat Anggaran Khusus Utang

Tanpa anggaran khusus, pembayaran utang sering kali bersaing dengan pengeluaran harian. Akibatnya, dana yang seharusnya digunakan untuk cicilan terpakai untuk kebutuhan lain.

Membuat anggaran khusus akan membantu memisahkan dana pelunasan dari pos pengeluaran lain, sekaligus memberi gambaran jelas berapa lama proses pelunasan akan selesai.

4. Mengandalkan Satu Sumber Penghasilan

Mengandalkan satu sumber pendapatan membuat proses pelunasan rentan terganggu jika terjadi penurunan penghasilan atau kehilangan pekerjaan. Memiliki penghasilan tambahan, meski kecil dapat mempercepat pelunasan utang sekaligus menjadi cadangan jika sumber utama terganggu. Strategi ini bisa berupa pekerjaan sampingan, usaha kecil, atau memonetisasi keterampilan yang dimiliki.

5. Tidak Mengantisipasi Darurat Keuangan

Kebutuhan darurat seperti biaya berobat atau perbaikan rumah sering kali memaksa seseorang mengambil utang baru atau menunda pembayaran. Untuk menghindari hal ini, siapkan dana darurat minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan. Dengan begitu, kejadian tak terduga tidak akan langsung mengganggu rencana pelunasan yang sedang berjalan.

6. Mengabaikan Suku Bunga

Banyak orang fokus pada jumlah cicilan bulanan, tetapi lupa memperhitungkan suku bunga yang membebani total pembayaran. Suku bunga tinggi dapat memperlambat pelunasan secara signifikan. 

Membandingkan bunga dari berbagai opsi pinjaman, atau melakukan refinancing dengan bunga lebih rendah. Tindakan ini menjadi langkah strategis untuk mempercepat lunasnya utang.

7. Tidak Disiplin atau Konsisten

Pelunasan utang membutuhkan konsistensi, bukan sekadar niat di awal. Mengubah prioritas atau menunda pembayaran hanya akan memperpanjang masa pelunasan dan menambah beban bunga. 

Disiplin berarti menepati jadwal pembayaran, menghindari pengeluaran impulsif, dan tetap fokus pada target. Anda perlu menahan diri dari godaan belanja datang silih berganti.

Melunasi utang memang membutuhkan waktu, tetapi bukan berarti mustahil. Hindari tujuh kesalahan umum di atas, susun strategi yang realistis, dan tegakkan disiplin hingga cicilan terakhir terbayar. Kebebasan finansial akan terasa lebih manis jika diperoleh dari perjuangan yang terarah dan terencana.