Bukan Teknik atau IT, Ini 7 Jurusan Kuliah yang Justru Relevan di Era AI
- Freepik
Lifestyle – Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. Otomatisasi kini bukan lagi konsep futuristik, melainkan realita sehari-hari. Banyak pekerjaan yang dulunya stabil kini mulai tergeser oleh kecanggihan mesin dan algoritma pintar.
Namun menariknya, di tengah tren ini, sejumlah jurusan kuliah yang bukan berasal dari rumpun teknik atau IT justru menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Jurusan-jurusan ini memiliki ciri khas yang tidak mudah digantikan oleh mesin: interaksi manusia, empati, kreativitas, hingga intuisi.
Jika Anda sedang mempertimbangkan pilihan pendidikan tinggi di tengah pesatnya perkembangan teknologi, daftar jurusan berikut patut dipertimbangkan.
1. Keperawatan (Nursing)
Profesi keperawatan membutuhkan kepekaan emosional dan fisik yang tinggi, serta kemampuan untuk memberikan perawatan langsung kepada pasien. Meskipun AI dapat membantu dalam diagnosis atau monitoring kesehatan, kehadiran manusia tetap menjadi inti dalam proses penyembuhan. Berdasarkan data dari LinkedIn dan Forbes, tingkat pengangguran lulusan keperawatan sangat rendah, dan permintaan global terus meningkat seiring bertambahnya usia penduduk.
2. Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Khusus
Interaksi dengan anak-anak, apalagi yang memiliki kebutuhan khusus, menuntut empati, kreativitas, dan komunikasi interpersonal yang kuat. AI tidak bisa menggantikan peran guru dalam membangun kepercayaan dan menyesuaikan pendekatan belajar yang bersifat personal. Jurusan pendidikan, khususnya di level dasar dan inklusif, termasuk jurusan paling tahan terhadap disrupsi teknologi menurut laporan Forbes Education.
3. Fisioterapi (Physical Therapy)
Fisioterapis berperan penting dalam proses rehabilitasi dan peningkatan mobilitas pasien. Jurusan ini melatih mahasiswa untuk menganalisis kondisi pasien secara langsung, merancang program latihan fisik, serta menyesuaikannya berdasarkan respons individu. Proses ini sangat bergantung pada sentuhan manusia dan adaptasi real-time yang belum bisa diotomatisasi oleh AI.
4. Manajemen Konstruksi (Construction Management)
Meski teknologi seperti robot bangunan dan drone mulai digunakan, keputusan penting di lapangan tetap harus diambil oleh manusia. Jurusan manajemen konstruksi mengajarkan kemampuan analitis, pengawasan proyek, hingga manajemen tenaga kerja yang sangat kontekstual. Menurut laporan LinkedIn, jurusan ini memiliki tingkat pengangguran di bawah 1% dan rata-rata gaji awal yang tinggi.
5. Terapi Okupasi (Occupational Therapy)
Terapi okupasi fokus pada membantu individu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri, terutama setelah mengalami cedera atau gangguan perkembangan. AI tidak bisa memahami dinamika emosional dan sosial secara menyeluruh yang sering muncul dalam sesi terapi. Oleh karena itu, jurusan ini masih sangat relevan, dengan prediksi pertumbuhan lapangan kerja yang terus meningkat.
6. Terapi Wicara dan Bahasa (Speech-Language Pathology)
Jurusan ini mengajarkan bagaimana mengidentifikasi dan menangani gangguan komunikasi, terutama pada anak-anak atau pasien pasca stroke. Pendekatan yang digunakan sangat personal dan disesuaikan dengan latar belakang serta respons pasien. Menurut Forbes, pekerjaan ini diprediksi tumbuh hingga 18% dalam 10 tahun ke depan.
7. Filsafat dan Ilmu Kognitif (Cognitive Science & Philosophy)
Jurusan ini mungkin terdengar tidak konvensional, namun justru memiliki relevansi tinggi dalam era AI. Filsafat melatih berpikir kritis dan etika, dua hal yang sangat dibutuhkan untuk merumuskan kebijakan dan batasan penggunaan teknologi. Ilmu kognitif, di sisi lain, membantu memahami bagaimana manusia berpikir dan belajar—fondasi penting dalam pengembangan AI yang etis dan bertanggung jawab.
Mengapa Jurusan Non-Teknik Ini Relevan?
Jurusan-jurusan di atas memiliki satu benang merah, yakni fokus pada manusia. AI mungkin bisa mengolah data atau menyusun laporan, tetapi tidak bisa menggantikan empati, intuisi, dan komunikasi manusia yang kompleks. Pendidikan, terapi, dan manajemen berbasis interaksi langsung tetap membutuhkan pendekatan personal yang hanya bisa diberikan oleh manusia.
Selain itu, jurusan-jurusan ini cenderung melatih soft skill seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan berpikir etis—kemampuan yang semakin dihargai di dunia kerja modern.
Tips Memilih Jurusan Kuliah di Era AI
1. Pertimbangkan jurusan yang berfokus pada interaksi manusia atau pekerjaan lapangan
2. Pastikan ada peluang untuk menggabungkan teknologi secara adaptif, bukan sebagai pengganti
3. Cari jurusan dengan proyeksi pertumbuhan positif dan tingkat pengangguran rendah
4. Jangan abaikan minat pribadi, namun padukan dengan strategi jangka panjang
Di tengah arus otomatisasi dan penetrasi AI dalam berbagai sektor, bukan berarti semua profesi akan hilang. Yang penting adalah memilih jurusan kuliah yang mengasah sisi manusiawi dan tidak tergantikan oleh mesin. Dengan strategi pendidikan yang tepat, Anda tetap bisa unggul, bahkan dalam era teknologi yang makin canggih.