Alasan Anak Muda Suka PayLater? Ini 5 Jawaban yang Cerminkan Gaya Hidup Digital dan Dinamika Finansial Baru
- Freepik
Lifestyle – Dalam lanskap ekonomi digital yang terus berkembang, generasi muda terutama di kalangan generasi Z (Gen Z) dan Millenial. Fenomena ini menunjukkan pola konsumsi yang semakin adaptif terhadap teknologi.
Salah satu tren paling mencolok dalam perilaku belanja mereka adalah tingginya minat terhadap fitur Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih dikenal dengan istilah PayLater. Fitur ini memungkinkan konsumen membeli produk atau layanan sekarang dan membayarnya di kemudian hari, baik dalam bentuk cicilan maupun pembayaran tunggal yang ditunda.
Fenomena ini bukan hanya soal kepraktisan transaksi, tetapi mencerminkan perubahan mendalam dalam cara generasi muda memandang keuangan, konsumsi, dan teknologi. Lantas, kenapa anak muda suka paylater? Berikut 5 alasan gen Z dan Milenial banyak memanfaatkan layanan ini.
1. Akses Mudah dan Proses Cepat
Generasi muda dikenal sebagai digital native, tumbuh dan berkembang dalam ekosistem digital yang menuntut kecepatan dan kemudahan. Layanan PayLater menawarkan proses aktivasi yang jauh lebih sederhana dibandingkan kartu kredit konvensional.
Aanak muda dapat langsung menggunakan fitur ini hanya dengan verifikasi KTP dan akun marketplac tanpa perlu slip gaji atau riwayat kredit panjang. Kemudahan ini menjadi alasan utama mengapa PayLater terasa lebih inklusif bagi mereka yang belum memiliki akses ke produk keuangan formal lainnya.
2. Menyesuaikan Pengeluaran dengan Arus Kas
Banyak anak muda, terutama yang masih dalam tahap awal karier, menghadapi tantangan dalam mengelola arus kas (cash flow). Dengan penghasilan yang belum stabil atau terbatas, PayLater memberi ruang untuk melakukan pembelian tanpa langsung menguras tabungan.
Bagi sebagian pengguna, layanan ini dianggap sebagai alat bantu mengelola keuangan jangka pendek, bukan semata-mata alat konsumsi. Selama digunakan secara bijak dan sesuai kemampuan bayar, PayLater bisa menjadi bagian dari strategi finansial harian.
3. Dorongan Gaya Hidup dan Konsumtif
Media sosial memainkan peran besar dalam membentuk standar gaya hidup generasi muda. Keinginan untuk tampil relevan, mengikuti tren, atau memenuhi ekspektasi visual dari lingkungan digital, mendorong perilaku konsumtif.
PayLater menjadi solusi instan untuk memenuhi keinginan tersebut tanpa harus menunggu uang terkumpul terlebih dahulu. Fenomena ini juga berkaitan dengan budaya instant gratification, di mana kepuasan jangka pendek sering kali lebih diutamakan daripada pertimbangan jangka panjang.
4. Rendahnya Literasi Finansial
Meski terampil dalam menggunakan teknologi, banyak anak muda yang belum sepenuhnya memahami aspek finansial di balik PayLater. Masih banyak pengguna yang tidak menyadari potensi biaya tersembunyi, denda keterlambatan, hingga dampaknya terhadap skor kredit.
Kurangnya edukasi finansial ini membuat PayLater rentan digunakan secara impulsif. Namun demikian, semakin banyak platform dan institusi keuangan yang mulai aktif memberikan edukasi digital untuk mendorong penggunaan yang bertanggung jawab.
5. Kepercayaan terhadap Ekosistem Digital
Generasi muda cenderung lebih percaya terhadap layanan yang terintegrasi dalam platform digital yang digunakan sehari-hari. Misalnya, fitur PayLater berbagai platform e-commerce maupun aplikasi fintech hingga bank digital yang dianggap lebih aman karena sudah menjadi bagian dari aplikasi yang mereka percaya dan gunakan secara rutin. Faktor kenyamanan dan kepercayaan ini ikut memperkuat daya tarik PayLater di kalangan anak muda.
Popularitas PayLater di kalangan anak muda mencerminkan perubahan mendalam dalam cara generasi ini memandang transaksi, konsumsi, dan pengelolaan keuangan. Layanan ini menjadi simbol gaya hidup digital sekaligus solusi finansial yang praktis di tengah tantangan ekonomi modern.
Namun, tanpa literasi keuangan yang memadai, penggunaan PayLater tetap menyimpan potensi risiko. Kkeseimbangan antara kemudahan teknologi dan kesadaran finansial menjadi kunci agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengelola keuangan yang cerdas dan bijak di era digital.