Mengenal Skema Bunga Pinjaman Online, Jangan Sampai Salah Hitung dan Rugi!

Ilustrasi mengajukan pinjaman online
Sumber :
  • Freepik

LifestylePinjaman online kini menjadi alternatif populer saat butuh dana cepat. Proses yang praktis dan pencairan yang instan menjadi alasan mengapa banyak orang tertarik menggunakannya. 

 

Namun, di balik kemudahan tersebut, ada satu hal penting yang tak boleh Anda abaikan: skema bunga.

 

Banyak pengguna pinjaman online yang merasa dirugikan karena tidak memahami cara kerja bunga dan total biaya yang harus dibayarkan. Padahal, memahami skema bunga pinjaman online adalah langkah awal agar Anda bisa menentukan pilihan dengan bijak dan tidak salah hitung.

 

Berikut penjelasan lengkapnya agar Anda bisa lebih cermat saat menggunakan layanan pinjaman online.

 

1. Jenis Bunga yang Umum Digunakan

 

Secara umum, pinjaman online menerapkan dua jenis bunga:

 

- Bunga Flat (Tetap):

Persentase bunga dihitung berdasarkan jumlah pokok pinjaman awal dan tetap sama setiap bulan. Misalnya, jika Anda meminjam Rp1.000.000 dengan bunga 3% flat per bulan, maka bunga bulanannya adalah Rp30.000, dan cicilan pokok juga tetap.

 

- Bunga Efektif:

Bunga dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman yang belum dibayar. Semakin lama, bunga yang dibayar akan semakin kecil. Skema ini biasanya digunakan pada pinjaman jangka panjang.

 

Dalam banyak kasus pinjaman online, penyedia lebih sering menggunakan bunga flat agar perhitungan cicilan lebih mudah. Namun, pastikan Anda menanyakan detail skema bunga saat mengajukan pinjaman.

 

2. Berapa Besar Bunga Pinjaman Online Legal?

 

Sesuai ketentuan dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), pinjaman online legal yang terdaftar di OJK dibatasi maksimal bunganya.

 

Contoh: Jika Anda meminjam Rp1.000.000 dengan bunga 0,4% per hari selama 30 hari:

 

Total bunga = Rp1.000.000 × 0,4% × 30 = Rp120.000

 

Jumlah total yang harus dibayar = Rp1.120.000

 

3. Perhatikan Biaya Lain di Luar Bunga

 

Selain bunga, beberapa pinjaman online juga mengenakan biaya administrasi, biaya layanan, dan denda keterlambatan. Misalnya, ada yang memotong biaya admin 5–10% di awal sehingga dana yang Anda terima lebih kecil dari pinjaman yang disetujui.

 

Contoh:

 

- Pengajuan pinjaman: Rp2.000.000

- Biaya admin 10%: Rp200.000

- Dana yang Anda terima: Rp1.800.000

 

Namun, Anda tetap harus mengembalikan Rp2.000.000 plus bunga. Maka, penting sekali untuk membaca perjanjian kredit dengan teliti sebelum menyetujui pinjaman.

 

4. Hitung Total Kewajiban Sebelum Menyetujui Pinjaman

 

Sebelum klik "Setuju" pada aplikasi pinjaman online, pastikan Anda sudah menghitung total kewajiban yang harus dibayar, termasuk bunga, biaya admin, dan denda jika telat bayar. Gunakan kalkulator pinjaman online yang tersedia di banyak situs keuangan untuk membantu simulasi.

 

Hindari tergoda oleh jumlah pinjaman besar tanpa tahu total yang harus dikembalikan. Banyak kasus pengguna yang kewalahan karena tak sadar cicilan jauh melebihi kemampuan mereka.

 

5. Utamakan Pinjaman Online yang Transparan

 

Pinjaman online legal dan terpercaya akan selalu mencantumkan informasi bunga, biaya tambahan, serta simulasi pembayaran secara transparan. Hindari aplikasi yang tidak jelas asal-usulnya, apalagi jika tidak tercantum di daftar OJK.

 

Jika Anda ragu, cek legalitas pinjaman tersebut melalui situs resmi OJK.

 

Mengajukan pinjaman online bukan perkara sepele, terutama jika Anda tidak memahami skema bunganya. Dengan mengetahui jenis bunga, perhitungan total kewajiban, serta biaya-biaya tambahan, Anda bisa menghindari jebakan utang yang menjerat dalam jangka panjang.

 

Jangan pernah menganggap enteng bunga harian, karena akumulasinya bisa sangat besar. Gunakan pinjaman online secara bijak, dan pastikan Anda hanya memilih layanan yang resmi terdaftar di OJK demi keamanan keuangan Anda.