Remaja Rentan Terjebak Pinjol? Ini 7 Ilmu Keuangan yang Wajib Dikuasai

Ilustrasi finansial remaja
Sumber :
  • Istimewa

Lifestyle – Remaja Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal literasi keuangan. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan mencatat bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan usia 15–17 tahun hanya berada di angka 51,70% dan 57,96%. 

 

Padahal rata-rata nasional lebih tinggi, yakni 65,43% untuk literasi dan 75,02% untuk inklusi. Minimnya pengetahuan finansial ini bisa berdampak serius terhadap pengambilan keputusan ekonomi anak muda di masa depan. 

 

Banyak dari mereka belum terbiasa membuat anggaran, memahami risiko utang, atau memilih produk keuangan yang aman. Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia (PJI), menegaskan pentingnya edukasi finansial sejak dini. 

 

“Akhir-akhir ini, banyak generasi muda sudah terjerat pinjaman daring ilegal berbunga besar dan skema investasi yang merugikan,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers.

 

Sebagai bentuk kontribusi terhadap penguatan literasi keuangan, program edukasi finansial bertajuk “Investing in Youth, Empowering Communities” oleh Citi Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) ini diadakan untuk membekali 300 siswa SMA di Jakarta dan Depok. Melalui kelas interaktif dan pendampingan dari mentor, para siswa diajarkan dasar-dasar pengelolaan uang, mulai dari menabung, membuat anggaran, mengenal produk keuangan, hingga merancang solusi keuangan inovatif.

 

7 Bekal Finansial yang Harus Dimiliki Remaja Sejak Sekolah

 

1. Mengenal Fungsi Uang dan Perencanaan

 

Remaja perlu memahami bahwa uang bukan sekadar alat beli, tetapi juga alat perencanaan masa depan. Tanpa pemahaman ini, uang saku habis tanpa arah dan sulit mengembangkan kebiasaan menabung.

 

2. Latihan Membuat Anggaran Harian

 

Bikin anggaran bukan hanya untuk orang dewasa. Dengan membiasakan diri mengatur pengeluaran harian—misalnya uang jajan atau transportasi—remaja bisa belajar mengontrol keinginan dan menetapkan prioritas.

 

3. Biasakan Menabung secara Rutin

 

Kebiasaan menabung, meski sedikit, akan melatih kedisiplinan dan perencanaan. Lebih baik mulai dari nominal kecil tapi konsisten daripada menunggu “ada sisa”.

 

4. Paham Produk Keuangan yang Aman

 

Salah satu risiko yang mengintai remaja adalah pinjaman online ilegal. Maka dari itu, penting bagi mereka mengenal lembaga keuangan yang resmi, terdaftar di OJK, serta memahami risiko dan hak mereka sebagai konsumen keuangan.

 

5. Pengenalan Investasi Sejak Dini

 

Investasi tak harus dimulai dengan uang besar. Remaja bisa mulai belajar lewat simulasi atau reksa dana dengan nominal kecil. Fokus utamanya adalah mengenali bahwa ada cara lain menyimpan uang selain di tabungan.

 

6. Catat Semua Pengeluaran

 

Pencatatan sederhana harian dapat membuka mata terhadap kebiasaan konsumtif. Siswa bisa meninjau ulang: mana yang perlu dikurangi, mana yang bisa ditabung.

 

7. Punya Tujuan Keuangan Sendiri

 

Penting untuk membangun mimpi dan rencana dari sekarang, entah itu ingin beli laptop sendiri, lanjut kuliah, atau membantu orang tua. Dengan tujuan jelas, mereka akan lebih termotivasi mengatur uang sejak dini.

 

Membangun literasi keuangan sejak usia sekolah bukan hanya soal angka, tapi tentang membentuk karakter dan tanggung jawab.

 

Ketika remaja dibekali pengetahuan yang cukup, mereka lebih siap menghadapi godaan pinjol ilegal, investasi bodong, atau pengeluaran impulsif.  "Kami percaya membekali generasi muda dengan keterampilan finansial yang relevan akan memberikan dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi diri mereka saat ini dan di masa depan, tetapi juga bagi komunitas dan perekonomian secara keseluruhan," kata Batara Sianturi, Chief Executive Officer Citi Indonesia.

 

Edukasi finansial bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak agar generasi muda kita bisa tumbuh lebih mandiri dan tahan banting secara ekonomi.