Mall Klender dan Kisah Korban yang Masih 'Berteriak' Minta Tolong
- Pixabay
Jenazah korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, banyak yang hangus hingga sulit dikenali. Keluarga korban harus mengidentifikasi jasad berdasarkan sisa-sisa pakaian atau perhiasan. Sebagian korban dimakamkan secara massal di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang tak pernah mendapat kejelasan atas nasib orang-orang tercinta.
Misteri dan Kisah Mistis Pasca-Tragedi
Pasca-tragedi, Mall Klender direnovasi dan berganti nama menjadi Mall Ciplaz. Namun, renovasi fisik tak mampu menghapus trauma dan cerita mistis yang beredar. Banyak warga dan karyawan melaporkan fenomena aneh, seperti suara tangisan, jeritan minta tolong, hingga penampakan sosok yang diduga korban kebakaran. Lift mall menjadi salah satu lokasi yang dianggap paling angker, dengan cerita tentang suara minta tolong dari dalam meski lift kosong.
Salah satu karyawan mengaku sering mendengar tangisan dan mencium bau menyan di area mall. Penampakan sosok perempuan hamil yang terbakar atau anak kecil yang bermain di malam hari juga kerap dilaporkan. Bahkan, sopir angkutan umum mengaku mengalami kejadian mistis, seperti mengantar penumpang yang tiba-tiba menghilang atau membayar dengan daun. Untuk meredam gangguan ini, pihak pengelola mall rutin mengadakan pengajian setiap Jumat, tetapi cerita mistis tetap melekat.
Mall Klender sebagai Destinasi Wisata Sejarah
Kini, Mall Klender bukan hanya pusat perbelanjaan, tetapi juga destinasi wisata sejarah yang menarik bagi mereka yang ingin mempelajari kerusuhan Mei 1998 atau mengeksplorasi sisi mistis Jakarta. Lokasinya yang mudah diakses dari pusat kota menjadikannya layak dikunjungi, terutama bagi wisatawan yang tertarik pada sejarah reformasi Indonesia. Pengunjung dapat merasakan atmosfer mall yang cenderung sepi dibandingkan pusat perbelanjaan lain, menambah kesan misterius yang menyelimuti tempat ini.
Bagi yang ingin menggali lebih dalam, kisah-kisah saksi mata seperti Nyai Samsiah atau Ruminah, yang kehilangan anaknya dalam tragedi, dapat ditemukan dalam berbagai dokumentasi. Film dokumenter pendek tentang keluarga korban juga tersedia untuk memahami dampak emosional peristiwa ini. Wisatawan disarankan menghormati sejarah kelam tempat ini dengan tidak mengganggu ketenangan lokasi atau menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi.