Legenda Pesut Mahakam yang Dianggap Suci di Kalimantan, Masih Ada?

Sungai di Kalimantan
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

LifestyleSungai Mahakam, sungai terbesar di Kalimantan Timur, menyimpan pesona alam dan budaya yang memikat, salah satunya adalah legenda Pesut Mahakam. Mamalia air tawar yang menyerupai lumba-lumba ini bukan hanya keajaiban biologis, tetapi juga simbol spiritual bagi masyarakat setempat. Konon, pesut dianggap sebagai jelmaan kakak beradik yang mengalami nasib tragis, menjadikannya makhluk suci yang dihormati. 

Mitos Kapuhunan, Benarkah Tolak Makanan dari Orang Kalimantan Sebabkan Kesialan?

Kisah ini, yang telah diwariskan secara turun-temurun, menambah daya tarik wisata di wilayah ini, mengundang wisatawan untuk menyelami kekayaan budaya dan keindahan ekosistem Sungai Mahakam. Artikel ini akan mengupas legenda Pesut Mahakam, fakta biologisnya, serta potensi wisata yang membuatnya wajib dikunjungi.

Asal-Usul Legenda Pesut Mahakam

Legenda Pesut Mahakam berakar dari cerita rakyat Kalimantan Timur yang mengisahkan sebuah keluarga kecil di desa Muara Muntai, tepian Sungai Mahakam. Dahulu, hiduplah seorang ayah, ibu, dan dua anak—laki-laki dan perempuan—yang hidup harmonis. Sang ayah mencari nafkah sebagai petani dan nelayan, sementara ibu mengurus rumah tangga. 

Upacara Kematian di Tana Toraja Habiskan Miliaran Rupiah, Budaya atau Beban?

Namun, kebahagiaan mereka sirna ketika sang ibu terserang penyakit misterius dan meninggal dunia. Ayah, yang bernama Pak Pung dalam beberapa versi cerita, menjadi terpuruk dan kesulitan mengasuh kedua anaknya seorang diri.

Suatu hari, saat pesta panen di desa, sang ayah bertemu dengan seorang wanita cantik yang memikat hatinya. Mereka menikah, dan awalnya kehidupan keluarga kembali harmonis. Namun, ibu tiri ini mulai menunjukkan sifat kejam, memperlakukan kedua anak tiri dengan buruk dan membebani mereka dengan tugas berat, seperti mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah besar. Dalam keputusasaan, kedua anak ini melarikan diri untuk mencari ayah mereka. 

Terungkap! Lokasi Paling Sering Muncul Kuyang di Kalimantan

Setelah perjalanan panjang, mereka tiba di sebuah rumah kecil di tepi Sungai Mahakam, di mana aroma masakan menggoda mereka yang kelaparan. Tanpa sepengetahuan mereka, bubur panas yang mereka makan ternyata mengandung kutukan magis. Tubuh mereka berubah menjadi ikan pesut, dan sejak itu, masyarakat percaya bahwa Pesut Mahakam adalah jelmaan kakak beradik tersebut.

Makna Spiritual dan Budaya

Bagi masyarakat Kalimantan Timur, khususnya suku Kutai dan Dayak, Pesut Mahakam bukan sekadar hewan, tetapi memiliki makna spiritual mendalam. Mereka mempercayai bahwa pesut adalah penjaga Sungai Mahakam, yang melambangkan harmoni antara manusia dan alam. 

Kisah legenda ini juga mengajarkan nilai moral tentang pentingnya keadilan dalam keluarga dan tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak mereka. Pesut Mahakam dianggap suci, dan kemunculannya sering diartikan sebagai pertanda atau pesan dari alam. Oleh karena itu, masyarakat setempat sangat menghormati keberadaan pesut dan berupaya melindungi habitatnya.

Fakta Biologis Pesut Mahakam

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah mamalia air tawar yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam dan beberapa danau di sekitarnya, seperti Danau Jempang, Semayang, dan Melintang. Berbeda dengan lumba-lumba laut, pesut memiliki dahi bulat, tubuh berwarna abu-abu pucat, dan tidak memiliki moncong panjang. 

Panjang tubuhnya berkisar antara 1,5 hingga 2,8 meter dengan berat 114 hingga 133 kilogram. Pesut hidup berkelompok, biasanya terdiri dari 3 hingga 6 ekor, dan menggunakan sonar untuk navigasi di air keruh Sungai Mahakam. Mereka adalah karnivor yang memangsa ikan, moluska, dan krustasea.

Sayangnya, populasi Pesut Mahakam kini terancam punah, dengan perkiraan hanya tersisa sekitar 62 hingga 80 ekor berdasarkan data terbaru. Ancaman utama meliputi polusi sungai, aktivitas tambang, perkebunan, dan jaring nelayan yang sering menjebak pesut hingga kehabisan napas. 

Pemerintah Indonesia telah menetapkan pesut sebagai satwa dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 dan PP Nomor 7 Tahun 1999, namun upaya konservasi masih menghadapi tantangan besar.

Pesona Wisata Sungai Mahakam

Sungai Mahakam bukan hanya rumah bagi Pesut Mahakam, tetapi juga destinasi wisata yang menawarkan pengalaman alam dan budaya yang kaya. Wisatawan dapat menjelajahi sungai dengan perahu tradisional, seperti ketinting, untuk menyaksikan pesut berenang di habitat aslinya, terutama di kawasan Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun. 

Selain itu, wisatawan dapat mengunjungi desa-desa adat seperti Muara Muntai untuk mempelajari budaya lokal dan mendengar langsung cerita legenda dari masyarakat setempat. Sculpture Pesut Mahakam di Jembatan Mahakam IV, Samarinda, yang diresmikan pada Januari 2025, juga menjadi daya tarik baru bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen.

Keberadaan Pesut Mahakam juga mendorong pariwisata berbasis konservasi. Program wisata edukasi, seperti yang diadakan oleh Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK RASI), memungkinkan wisatawan belajar tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai. 

Aktivitas seperti birdwatching, menjelajahi hutan mangrove, dan mengunjungi danau-danau di sekitar Sungai Mahakam semakin melengkapi pengalaman wisata di wilayah ini.

Tips Berwisata di Sungai Mahakam

Untuk menikmati wisata di Sungai Mahakam, wisatawan disarankan berkunjung pada musim hujan (Desember–Juni), saat pesut lebih sering muncul ke permukaan untuk mencari makan. Gunakan jasa pemandu lokal untuk memastikan perjalanan aman dan informatif. 

Selalu patuhi etika wisata lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai dan menjaga jarak aman dari pesut untuk tidak mengganggu mereka. Pakaian yang nyaman dan perlindungan dari sinar matahari juga penting, mengingat perjalanan perahu bisa berlangsung beberapa jam.