Gaji Naik, Tapi Duit Cepat Habis? Hati-Hati dengan Lifestyle Inflation dan Cara Mengendalikannya
Selasa, 16 September 2025 - 20:00 WIB
Sumber :
- Freepik
“Money illusion adalah kecenderungan untuk berpikir dalam nilai nominal, bukan nilai riil,” demikian kutipan artikel tersebut.
Artinya, meskipun gaji naik, jika harga kebutuhan juga naik, maka kesejahteraan riil kita bisa jadi tidak berubah.
Penelitian lain oleh Elisa Darriet, Marianne Guille, dan Jean-Christophe Vergnaud juga menemukan bahwa orang dengan literasi keuangan rendah lebih mudah terjebak money illusion. Sebaliknya, mereka yang paham tentang inflasi dan daya beli lebih mampu mengendalikan pengeluaran meski pendapatannya meningkat.
Penyebab Lifestyle Inflation
- Tekanan Sosial dan Perbandingan
Media sosial sering menjadi pemicu utama. Melihat teman liburan, beli barang baru, atau nongkrong di tempat hits membuat kita ingin melakukan hal yang sama agar tidak ketinggalan. - Money Illusion (Ilusi Nominal Uang)
Kita merasa lebih kaya hanya karena angka gaji bertambah, padahal harga barang juga naik. Akibatnya, kita mengabaikan nilai riil uang. - Kurangnya Perencanaan Keuangan
Tanpa anggaran atau batasan jelas, kita cenderung menghabiskan uang lebih banyak daripada yang seharusnya. - Budaya Konsumerisme
Diskon, iklan, dan promo cicilan membuat orang semakin mudah belanja impulsif. - Kepuasan Instan
Alih-alih menabung, banyak orang memilih memuaskan keinginan seketika karena merasa “hidup cuma sekali”.
Dampak Lifestyle Inflation Jika Dibiarkan
Lifestyle inflation tampak sepele, tapi dampaknya serius:
Halaman Selanjutnya
Tabungan tipis atau tidak ada sama sekali. Akhirnya tidak punya dana darurat saat ada kebutuhan mendesak.Utang meningkat. Gaya hidup “lebih tinggi” sering dibayar dengan kartu kredit atau cicilan.Tidak siap pensiun. Tanpa tabungan jangka panjang, masa tua bisa jadi sulit secara finansial.Stres finansial. Perasaan selalu kekurangan meski gaji naik membuat banyak orang frustasi.