Cara Pakai Air Beras Supaya Tanaman Subur, Jangan Asal Disiram!

Ilustrasi menyiram tanaman
Sumber :
  • Freepik

LifestyleAir beras yang sering dianggap sebagai limbah dapur ternyata menyimpan potensi luar biasa sebagai pupuk alami untuk tanaman. Kaya akan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan pati, air beras dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperkuat akar, dan memperbaiki struktur tanah

Inspirasi Menu Bekal Anak Sekolah, Cuma Butuh Budget Rp10 Ribuan

Namun, penggunaan air beras yang tidak tepat, seperti menyiramnya secara asal, dapat menyebabkan masalah seperti pertumbuhan jamur atau bau tidak sedap. Dengan teknik yang benar, air beras dapat menjadi solusi ramah lingkungan untuk menyuburkan berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman hias hingga sayuran. 

Berikut adalah panduan lengkap cara menggunakan air beras agar tanaman Anda tumbuh subur dan sehat.

Memilih Jenis Air Beras yang Tepat

Viral Kisah Lulusan Oxford dengan Gelar PhD Jadi Kurir Makanan, Gelar Mentereng Nggak Jamin Dapat Kerja!

Tidak semua air beras cocok untuk tanaman. Air beras yang digunakan adalah air hasil rendaman atau cucian beras sebelum dimasak, bukan air rebusan beras. Air cucian beras pertama biasanya mengandung kotoran dan debu, sehingga kurang ideal. 

Sebaliknya, air cucian beras kedua atau ketiga lebih bersih dan kaya nutrisi seperti pati, vitamin B, dan mineral yang bermanfaat bagi tanaman. Untuk hasil terbaik, gunakan beras organik tanpa bahan kimia seperti pemutih, karena residu kimia dapat merusak tanaman. 

Kelihatan Sehat, Tapi Bahaya! Ini 9 Makanan yang Diam-Diam ‘Menghancurkan’ Gula Darah Pasien Diabetes

Jika memungkinkan, pilih beras putih atau beras merah, karena keduanya mengandung pati yang tinggi, yang berfungsi sebagai sumber karbon untuk mikroorganisme tanah.

Proses Fermentasi untuk Nutrisi Maksimal

Meskipun air beras segar dapat langsung digunakan, fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisinya. Untuk memfermentasi air beras, ikuti langkah berikut:

  1. Kumpulkan Air Beras: Setelah mencuci beras (cucian kedua atau ketiga), masukkan air ke dalam wadah bersih, seperti botol atau toples kaca.
  2. Tambahkan Gula: Tambahkan 1 sendok teh gula merah atau molase per liter air beras untuk merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Aduk hingga gula larut.
  3. Fermentasi: Tutup wadah dengan kain bersih atau tutup yang memungkinkan sirkulasi udara, lalu simpan di tempat sejuk dan teduh selama 3-5 hari. Aduk sekali sehari untuk mencegah pengendapan. Air beras yang telah difermentasi akan mengeluarkan aroma sedikit asam, menandakan proses fermentasi berhasil.
  4. Saring: Setelah fermentasi, saring air untuk memisahkan residu padat, lalu simpan dalam botol bersih di lemari es untuk digunakan dalam waktu 1-2 minggu.
  5. Air beras yang difermentasi mengandung bakteri menguntungkan yang membantu menguraikan nutrisi di tanah, sehingga lebih mudah diserap oleh akar tanaman.

Cara Aplikasi yang Benar

Penggunaan air beras harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Encerkan Air Beras: Jangan pernah menyiram air beras langsung ke tanaman, karena kandungan patinya dapat memicu pertumbuhan jamur atau bakteri berbahaya. Campur air beras (baik segar maupun difermentasi) dengan air bersih dalam perbandingan 1:3 (1 bagian air beras, 3 bagian air). Untuk tanaman yang sensitif, seperti anggrek, gunakan perbandingan 1:5.
  2. Waktu Penyiraman: Siram tanaman pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan cepat dan memastikan penyerapan nutrisi maksimal. Hindari menyiram di malam hari karena kelembapan berlebih dapat menyebabkan jamur.
  3. Frekuensi: Gunakan air beras maksimal sekali seminggu untuk tanaman hias seperti monstera atau aglaonema, dan dua kali seminggu untuk tanaman sayur seperti bayam atau kangkung. Jangan berlebihan, karena nutrisi berlebih dapat menyebabkan akar membusuk.
  4. Metode Penyiraman: Siram air beras langsung ke tanah di sekitar akar, bukan ke daun, untuk mencegah pembusukan atau noda pada daun. Untuk tanaman pot, pastikan pot memiliki lubang drainase agar kelebihan air tidak menggenang.

Jenis Tanaman yang Cocok

Air beras sangat bermanfaat untuk tanaman yang membutuhkan nutrisi tambahan, seperti sayuran hijau (bayam, selada, sawi), tanaman hias berdaun lebar (monstera, philodendron), dan tanaman buah seperti tomat atau cabai. 

Namun, hindari penggunaan pada tanaman yang menyukai tanah kering, seperti kaktus atau sukulen, karena air beras dapat meningkatkan kelembapan berlebih. Untuk tanaman anggrek, gunakan air beras yang sangat encer dan aplikasikan hanya pada media tanam, bukan langsung pada akar udara.

Tips Tambahan untuk Hasil Optimal

Untuk memaksimalkan manfaat air beras, perhatikan beberapa hal berikut. Pertama, selalu gunakan air beras dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran tanaman dan pot; tanaman kecil hanya membutuhkan sedikit air beras. 

Kedua, kombinasikan penggunaan air beras dengan pupuk organik lain, seperti kompos, untuk memberikan nutrisi yang seimbang. Ketiga, perhatikan kondisi tanaman setelah aplikasi; jika daun menguning atau tanah berbau, hentikan penggunaan dan periksa drainase. 

Terakhir, simpan air beras yang belum difermentasi di lemari es dan gunakan dalam waktu 24 jam untuk menjaga kesegarannya.

Peringatan Penting

Meskipun air beras bermanfaat, penggunaan yang salah dapat merugikan tanaman. Jangan gunakan air beras yang telah bercampur garam, sabun, atau minyak, karena dapat merusak tanah dan akar. 

Jika air beras berbau busuk atau berubah warna sebelum fermentasi selesai, buang dan buat yang baru. Selalu pantau kelembapan tanah untuk mencegah genangan, terutama pada tanaman yang rentan terhadap penyakit akar.