Tak Semua Anak Harus Jago Matematika, Ini 9 Jenis Kecerdasan Anak Menurut Ahli
- Shuttershock
Lifestyle – Banyak orang tua masih berpikir bahwa anak yang cerdas adalah mereka yang unggul di bidang akademis, terutama matematika dan sains. Padahal, kenyataannya tak semua anak harus jago berhitung untuk dianggap pintar.
Dalam rangka Hari Anak Nasional 2025, penting bagi orang tua untuk merefleksikan kembali bagaimana cara mendukung tumbuh kembang anak, bukan hanya dari sisi akademik, tapi juga dari sisi emosional, sosial, dan kreativitas.
"Momentum Hari Anak Nasional menjadi saat yang tepat untuk merefleksikan pentingnya peran ayah bunda dalam membentuk masa depan Si Kecil," kata Gregorius Daru, Brand Group Manager Morinaga, di acara Door of Future Experience di CFD Jakarta, Minggu, 27 Juli 2025.
"Sejalan dengan tema Hari Anak Nasional 2025, ‘Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045’, Morinaga ingin mengajak ayah bunda untuk terus memberikan atensi, mendukung potensi dan memilih nutrisi terbaik Si Kecil," sambungnya.
Dalam dunia parenting modern, pemahaman tentang kecerdasan majemuk menjadi kunci penting untuk mengenali potensi anak secara utuh. Teori ini diperkenalkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog dan profesor pendidikan dari Universitas Harvard.
Menurutnya, kecerdasan bukanlah konsep tunggal, melainkan terdiri dari berbagai jenis kemampuan yang bisa berkembang sesuai dengan karakter, minat, dan lingkungan anak. Pendekatan ini kini semakin diadopsi dalam berbagai metode pendidikan, termasuk dalam pengasuhan di rumah.
Apa Itu Kecerdasan Majemuk?
Konsep ini menyebutkan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang unik, yang dapat dikembangkan melalui stimulasi yang tepat sejak usia dini. Berdasarkan teori Gardner, ada 9 jenis kecerdasan majemuk, yaitu:
1. Linguistik – kemampuan dalam bahasa, menulis, dan berbicara.
2. Logika-matematis – kemampuan berhitung, berpikir logis dan memecahkan masalah.
3. Musikal – kepekaan terhadap ritme, nada, dan suara.
4. Kinestetik – kemampuan dalam gerakan tubuh, olahraga, atau keterampilan tangan.
5. Visual-spasial – kemampuan memahami bentuk, warna, ruang, dan imajinasi visual.
6. Interpersonal – kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain.
7. Intrapersonal – kemampuan memahami diri sendiri, emosi dan refleksi pribadi.
8. Naturalis – kemampuan mengenali alam, hewan, tumbuhan, dan pola lingkungan.
9. Eksistensial – kemampuan bertanya dan berpikir mendalam tentang kehidupan dan makna.
Artinya, makna ‘cerdas’ tidak hanya sebatas prestasi akademis, melainkan kemampuan belajar, beradaptasi, dan memecahkan masalah.
Mengapa Orang Tua Perlu Memahami Hal Ini?
Gregorius Daru, Brand Group Manager Morinaga
- Istimewa
Anak yang pendiam, suka menggambar, atau senang bermain musik sering kali tidak dianggap cerdas karena tidak menonjol di sekolah. Padahal mereka mungkin memiliki kecerdasan visual atau musikal yang luar biasa.
Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak unik dan butuh pendekatan yang berbeda. “Setiap anak membutuhkan pendekatan yang disesuaikan karena Si Kecil itu istimewa dengan karakter, minat serta kebutuhannya masing-masing," ungkap Kenty Novita Pratiwi, Senior Brand Manager Morinaga.
"Kami percaya bahwa setiap anak punya mimpi menjadi apa saja sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan kami ingin menginspirasi semua ayah bunda, untuk memberikan Atensi, mendukung Potensi, dan memberikan Nutrisi terbaik sejak dini untuk mewujudkan mimpi besar Si Kecil."
Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan RI juga mengakui pentingnya stimulasi kecerdasan yang terarah berdasarkan teori ini. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 62 Tahun 2015 juga menekankan pentingnya stimulasi kecerdasan yang terarah dari masa awal pertumbuhan, berdasarkan teori Kecerdasan Majemuk, guna meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia.
Dukungan Teknologi untuk Bantu Orang Tua
Mendukung kebutuhan ini, pendekatan berbasis teknologi kini hadir untuk membantu orang tua mengenali potensi anak secara lebih tepat. Dalam acara Door of Future Experience di CFD Jakarta, terdapat penggunaan teknologi AI dalam program parenting yang mengadopsi teori kecerdasan majemuk.
“Kami memahami bahwa selain pemenuhan nutrisi, ayah bunda juga membutuhkan dukungan agar dapat semakin memahami dan dapat merespons kebutuhan anak secara tepat. Karena itu kami mengembangkan teknologi AI Morinaga MIPP yang kami sematkan di ‘Door of Future’ untuk membantu ayah bunda mendapatkan wawasan yang lebih luas dalam mengenali bakat dan kecerdasan alami Si Kecil sejak dini,” jelas Kenty Novita Pratiwi.
Kini saatnya orang tua berhenti membandingkan anak satu dengan yang lain. Cerdas bukan cuma soal nilai tinggi di matematika, tapi juga bagaimana anak mampu mengekspresikan diri, berkomunikasi, memahami orang lain, dan mencintai dunia sekitarnya.
Mengenali jenis kecerdasan Si Kecil sejak dini dapat membantu orang tua memberikan stimulasi dan dukungan yang sesuai. Dengan begitu, anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan siap menghadapi masa depan.
"Membesarkan anak bukan hanya tentang hari ini, melainkan menyiapkan mereka untuk menghadapi dunia. Bersama semangat kampanye “Your Choice, Their Future” yang sudah kami jalankan sejak awal tahun, Kalbe Nutritionals melalui Morinaga berkomitmen untuk terus mendampingi dan menginspirasi ayah bunda dalam setiap fase tumbuh kembang Si Kecil,” tutup Gregorius.