Bisa Kuliah dan Lulus di Kampus Bisa Lebih Gampang Dapat Kerja? Ini Faktanya!
- Freepik
Lifestyle –Di Indonesia dan banyak negara lain, masih ada anggapan kuat bahwa lulusan kampus ternama pasti lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Entah itu Universitas Indonesia, ITB, UGM, atau bahkan universitas luar negeri seperti Harvard dan Oxford, banyak orang percaya bahwa nama besar kampus akan secara otomatis membuka pintu dunia kerja.
Tak jarang, demi masuk ke kampus bergengsi, siswa dan orang tua rela berkorban besar kursus intensif, bimbingan belajar, bahkan pindah kota. Tujuannya satu agar si anak bisa "jaminan sukses" karena menyandang almamater favorit HRD.
Tapi, apakah benar nama kampus sekuat itu dalam menentukan masa depan karier seseorang?
Secara historis, kampus-kampus elite punya reputasi karena menghasilkan lulusan yang cemerlang. Proses seleksi masuk yang ketat dianggap menyaring individu paling cerdas dan kompeten. Inilah yang melahirkan asumsi di benak banyak rekruter, jika seseorang lulus dari kampus ternama, berarti ia sudah “teruji” sejak awal.
Ada juga efek halo (halo effect), fenomena psikologis di mana satu kualitas positif misalnya lulusan kampus elite, membuat orang mengasumsikan bahwa individu tersebut juga unggul di aspek lain, seperti kerja keras, disiplin, dan kepemimpinan.
Menurut profesor sosiologi di Northwestern University yang meneliti proses rekrutmen perusahaan-perusahaan elite, Dr. Lauren Rivera, rekruter cenderung memberi perhatian lebih pada pelamar dari kampus top, bukan semata karena kualitas individu, tetapi karena stereotip dan asosiasi yang melekat pada nama besar kampus tersebut.
Namun, dalam praktiknya, banyak perusahaan terutama sektor startup, digital, dan kreatif telah bergeser. Nama kampus memang masih jadi pertimbangan awal, tapi bukan penentu akhir.