7 Nasihat Finansial dari Akbar dan Birbal yang Tetap Ampuh Raih Finansial Freedom di Era Modern

Ilustrasi mengatur keuangan rumah tangga
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Kisah dari Akbar dan Birbal tidak hanya sarat dengan humor dan kecerdikan, tetapi juga menyimpan nilai-nilai hidup yang masih relevan hingga hari ini, termasuk dalam hal cara mengatur keuangan. Di balik percakapan jenaka dan solusi cerdas Birbal terhadap berbagai persoalan istana, terselip pelajaran penting tentang kebiasaan finansial yang sehat, logis, dan berorientasi jangka panjang.

Bibir Kering dan Gelap Akibat Lipstik? Atasi dengan 6 Perawatan Sederhana Ini

Akbar dan Birbal adalah dua tokoh sejarah dan cerita rakyat yang terkenal di India. Akbar adalah seorang Kaisar Mughal yang berkuasa, dan Birbal adalah penasihat kepercayaannya, dikenal karena kecerdasan dan kebijaksanaannya. 

Meski berasal dari zaman kerajaan, nasihat-nasihat finansial yang terkandung dalam kisah mereka mampu menjawab tantangan zaman modern. Mulai dari hidup sesuai kemampuan, menahan diri dari pengeluaran impulsif, hingga pentingnya dana darurat. 

Jangan Asal Lipat, Begini Cara Simpan Handuk Biar Gak Gampang Bau Apek!

Dikutip dari Financial Express, berikut 7 tips finansial dari Akbar dan Birbal yang bisa Anda terapkan untuk meraih financial freedom secara bertahap namun pasti.

1. Kejujuran sebagai Langkah Awal Kesejahteraan Finansial

Salah satu kisah menceritakan tentang seorang pria yang mengeluh kehilangan koin emas tanpa bukti. Birbal menggunakan trik cerdas dengan pot ghee untuk mengungkap pelaku, menunjukkan bahwa ketakutan dan rasa bersalah sering mendorong keputusan finansial yang buruk. 

Strategi Lucy Guo Menjadi Triliuner Termuda di Usia 30 Tahun hingga Jadi Sosok Penting di Industri Teknologi Global

Pelajaran ini menekankan pentingnya kejujuran terhadap kondisi keuangan pribadi. Mengakui pengeluaran berlebihan atau utang adalah langkah awal untuk memperbaiki kebiasaan finansial. Dengan evaluasi jujur, seseorang dapat membuat anggaran realistis dan menghindari jebakan pengeluaran impulsif yang dipicu oleh tekanan sosial.

2. Hidup Sesuai Kemampuan

Dalam sebuah cerita, seorang pria mengaku miskin meski berpenghasilan baik, karena ia menghabiskan uang untuk menyenangkan orang lain. Birbal dengan bijak menyatakan, “Ia menghasilkan uang untuk menyenangkan orang lain, tetapi tidak bisa menyenangkan dirinya sendiri.”

 Pelajaran ini relevan di era media sosial, di mana tekanan untuk menampilkan gaya hidup mewah sering kali mendorong pengeluaran berlebihan. Hidup sesuai kemampuan berarti memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, serta membuat rencana keuangan yang mendukung tujuan jangka panjang, seperti tabungan atau investasi.

3. Puas dengan Apa yang Dimiliki

Ketika Akbar bertanya, “Apa hal paling berharga di dunia?” Birbal menjawab, “Kepuasan.” Jawaban ini menegaskan pentingnya rasa cukup untuk menghindari bencana finansial. 

Dalam konteks modern, kepuasan membantu menahan godaan untuk terus mengejar lebih banyak harta atau gaya hidup yang tidak realistis. Dengan fokus pada kebutuhan dasar dan tujuan finansial pribadi, seseorang dapat menghindari perangkap konsumerisme dan membangun stabilitas keuangan yang kokoh.

4. Sesuaikan Rencana Keuangan dengan Gaya Hidup

Dalam kisah pembagian dua belas pisang untuk empat orang, Birbal membagi pisang secara tidak merata diantaranya lima untuk satu orang, empat untuk yang lain, dua untuk yang ketiga, dan satu untuk yang terakhir. Ia menjelaskan bahwa orang terakhir hidup sederhana, sehingga membutuhkan lebih sedikit. 

Kisah ini menegaskan bahwa rencana keuangan harus mencerminkan gaya hidup dan nilai pribadi. Seorang yang hidup minimalis mungkin membutuhkan anggaran sederhana, sementara yang lain mungkin memerlukan lebih banyak untuk merasa aman. Kuncinya adalah menyelaraskan pengeluaran, tabungan, dan investasi dengan prioritas individu.

5. Hindari Keputusan Finansial Berdasarkan Ketakutan

Kisah pot ghee juga mengajarkan bahwa keputusan finansial yang didorong oleh ketakutan atau rasa bersalah sering kali merugikan. Banyak orang terjebak dalam utang karena takut kehilangan status sosial atau merasa bersalah karena tidak memenuhi ekspektasi orang lain. 

Untuk menghindari ini, penting untuk membuat keputusan berdasarkan logika dan tujuan jangka panjang. Misalnya menyusun dana darurat atau berinvestasi secara bijak.

6. Antisipasi Ketidakpastian dalam Perencanaan Keuangan

Ketika Akbar menantang Birbal untuk menghitung jumlah gagak di kota, Birbal menjawab dengan angka pasti, “Delapan puluh ribu dua,” dan menambahkan bahwa jumlah bisa berubah karena “kerabat gagak sedang berkunjung.” 

Kisah ini mengajarkan manusia modern terkait ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan, termasuk dalam keuangan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki dana darurat dan diversifikasi investasi untuk mengantisipasi perubahan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau krisis ekonomi.

7. Jangan Terjebak dalam Perbandingan Sosial

Kisah tentang seorang pria miskin yang diundang makan malam oleh Birbal menunjukkan bagaimana kebijakan yang tampak menjanjikan bisa terasa tidak terjangkau bagi sebagian orang. Birbal mengibaratkan makanan yang diletakkan jauh di dekat lampu sebagai harapan yang sulit diraih. 

Dalam keuangan, perbandingan dengan gaya hidup orang lain di media sosial dapat menciptakan tekanan untuk mengeluarkan uang secara berlebihan. Fokus pada tujuan pribadi dan hindari mengejar standar hidup yang tidak realistis adalah kunci untuk menjaga kesehatan finansial.

Kisah-kisah Akbar dan Birbal, meski berlatar zaman dulu, menawarkan wawasan yang relevan untuk mengelola keuangan di dunia modern. Dengan menerapkan pelajaran ini, seseorang dapat membangun kebiasaan finansial yang bijak dan berkelanjutan untuk meraih kemandirian finansial (finansial freedom).