Bitcoin Tembus Rp1,9 Miliar, Saatnya Investasi? Simak Analisis dan Risikonya Di Sini!

Ilustrasi Bitcoin
Sumber :
  • Freepik

Faktor Fundamental dan Ekspektasi Suku Bunga

Tak Akan Lenyap, 8 Profesi Jadul Ini Justru Jadi 'Tambang Emas' di Era AI

Kenaikan ini juga didukung oleh spekulasi makroekonomi. Tekanan terhadap The Fed untuk segera menurunkan suku bunga menjadi pemicu tambahan bagi aliran dana masuk ke aset berisiko seperti kripto. Banyak investor memperkirakan akan ada dua kali pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun, yang bisa menjadi katalis lebih lanjut bagi pasar.

Di sisi lain, ditunjuknya Jonathan Gould, mantan eksekutif blockchain, sebagai pimpinan Office of the Comptroller of the Currency (OCC) di Amerika Serikat, menambah sentimen positif. Keberadaannya di pucuk pimpinan lembaga pengawas perbankan ini dapat mempercepat pembentukan regulasi yang lebih ramah kripto, baik di AS maupun secara global.

Rahasia Kaya ala Warren Buffett, Ini 7 Nasihat Keuangan yang Wajib Anda Catat!

Indikator Pasar: Greed dan Overbought

Meski terlihat sangat menjanjikan, investor tetap harus berhati-hati. Indeks Fear and Greed berada di angka 67/100, yang menunjukkan sentimen "greed" di pasar. Ini berarti banyak investor yang saat ini sedang serakah, sering kali menjadi sinyal peringatan dalam dunia investasi.

5 Trik Belanja Hemat di Awal Bulan, Biar Kantong Gak Jebol

Selain itu, Relative Strength Index (RSI) menunjukkan bahwa Bitcoin telah berada di wilayah overbought (terlalu dibeli), yang biasanya diikuti oleh koreksi harga dalam waktu dekat. Ini menjadi pertimbangan penting bagi Anda yang ingin masuk ke pasar saat ini.

Apakah Sekarang Waktu yang Tepat untuk Investasi Bitcoin?

Halaman Selanjutnya
img_title