Perayaan Kematian Unik di Meksiko, Ternyata Ada Juga di Indonesia

Día de los Muertos
Sumber :
  • Dayofthedead.holiday

Upacara ini bisa berlangsung selama berhari-hari dan sering kali melibatkan pengorbanan puluhan kerbau dan babi sebagai simbol persembahan dan bekal bagi arwah menuju Puya (surga). Rambu Solo bukan hanya ritual pemakaman, tetapi juga ajang pesta yang menunjukkan status sosial dan kekeluargaan yang erat.

Sementara itu, di Bali, umat Hindu mengenal upacara Ngaben, yaitu ritual kremasi jenazah. Ngaben bertujuan untuk mengembalikan roh orang yang meninggal ke asalnya dan melepaskannya dari ikatan duniawi. Prosesi Ngaben sangat meriah, diiringi oleh gamelan, tarian, dan arak-arakan. Jenazah diletakkan dalam sebuah wadah khusus yang indah, sering kali berbentuk lembu atau naga, sebelum akhirnya dibakar. 

Filosofi di balik Ngaben adalah bahwa dengan membakar jasad, jiwa akan lebih mudah mencapai surga dan bereinkarnasi. Upacara ini adalah bentuk keikhlasan keluarga dalam melepaskan jiwa yang telah pergi.

Makna Universal di Balik Perayaan Kematian

Baik Día de los Muertos, Rambu Solo, maupun Ngaben, ketiganya memiliki satu benang merah yang kuat: kematian bukanlah akhir dari segalanya. Tradisi-tradisi ini mengajarkan bahwa melalui perayaan dan ritual, ikatan antara orang yang hidup dan yang telah meninggal tetap terjaga. 

Mereka adalah manifestasi dari kearifan lokal yang memandang kematian sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan, suatu peristiwa yang layak dirayakan, bukan hanya ditangisi.

Pemahaman akan filosofi ini menawarkan sudut pandang baru dalam melihat perjalanan hidup manusia. Ia mengingatkan kita bahwa dengan mengingat dan menghormati mereka yang telah tiada, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat makna kehidupan itu sendiri.