5 Kebiasaan Unik di Italia yang Bikin Orang Indonesia Culture Shock
- Pixabay
Lifestyle – Italia sebagai tanah pizza, pasta, dan sejarah Romawi yang memukau. Destinasi impian bagi banyak pelancong, termasuk dari Indonesia. Namun, di balik pesona arsitektur dan keindahan alamnya, Italia menyimpan serangkaian kebiasaan unik yang kerap mengejutkan dan membuat wisatawan Indonesia mengalami culture shock. Dari cara menikmati kopi hingga kebiasaan makan yang ketat, ada hal-hal yang tidak tertulis yang perlu Anda ketahui sebelum melangkah ke Negeri Pasta ini.
Saat kita membayangkan Italia, yang terlintas adalah hidangan lezat dan suasana yang riuh. Namun, interaksi sosial dan tradisi sehari-hari di sana memiliki aturan main yang berbeda dari apa yang kita kenal di Indonesia. Pemahaman akan perbedaan ini tidak hanya membantu Anda menghindari kesalahpahaman, tetapi juga memungkinkan Anda untuk merasakan pengalaman yang lebih otentik dan menyatu dengan budaya lokal.
Artikel ini akan mengupas tuntas lima kebiasaan paling mengejutkan yang sering dialami oleh orang Indonesia.
1. Meminum Kopi Espresso dengan Sangat Cepat di Meja Bar
Di Indonesia, budaya minum kopi adalah ritual yang santai, seringkali sambil duduk berjam-jam bersama teman. Kedai kopi modern menjadi tempat untuk bekerja, berdiskusi, atau sekadar bersantai. Namun, di Italia, pemandangan ini jauh berbeda, terutama untuk espresso harian.
Orang Italia memiliki kebiasaan unik yang disebut "prendere un caffè al banco," yaitu minum kopi langsung di meja bar. Anda akan melihat para pekerja dan warga lokal masuk ke sebuah bar (sebutan untuk kafe di Italia), memesan espresso, meminumnya dalam sekali teguk atau dua teguk, lalu langsung bergegas pergi.
Proses ini biasanya hanya memakan waktu kurang dari lima menit. Mereka berdiri, menyeruput kopi panas yang disajikan dalam cangkir kecil, membayar, dan melanjutkan aktivitas. Kebiasaan ini mencerminkan gaya hidup yang serba cepat dan fungsional.
Bagi wisatawan Indonesia yang terbiasa bersantai, hal ini mungkin terasa aneh, bahkan membuat Anda bertanya-tanya, "Apakah mereka tidak ingin menikmati kopinya?"
2. Aturan Ketat dalam Memesan Kopi dan Makanan
Salah satu hal yang paling membuat bingung wisatawan adalah aturan tak tertulis tentang waktu dan cara memesan makanan tertentu. Misalnya, cappuccino adalah minuman pagi hari. Memesan cappuccino setelah pukul 11 pagi, apalagi setelah makan siang atau makan malam, dianggap tabu.
Orang Italia meyakini bahwa susu dalam cappuccino mengganggu pencernaan setelah menyantap makanan berat. Jika Anda bersikeras memesannya, Anda mungkin akan mendapat tatapan aneh atau bahkan pertanyaan dari pelayan.
Selain itu, istilah-istilah makanan juga sangat spesifik. Pasta karbonara, misalnya, di Italia hanya dibuat dengan telur, keju Pecorino Romano, guanciale (daging babi asin), dan lada hitam. Penggunaan krim atau jamur, yang sering ditemukan di resep-resep internasional, dianggap "bid'ah" dan tidak otentik.
Memahami aturan-aturan ini sangat penting agar Anda tidak dianggap sebagai turis yang tidak tahu apa-apa dan agar Anda dapat benar-benar merasakan cita rasa Italia yang sejati.
3. Toko dan Restoran Tutup di Siang Hari ("Riposo")
Di banyak kota dan desa di Italia, terutama di wilayah selatan, fenomena riposo (istirahat) atau siesta masih sangat lazim. Banyak toko-toko kecil, butik, dan bahkan beberapa restoran tutup selama beberapa jam di siang hari, biasanya antara pukul 13.00 hingga 16.00.
Kebiasaan ini memungkinkan pemilik toko untuk pulang, makan siang bersama keluarga, dan beristirahat sejenak sebelum kembali bekerja di sore hari.
Bagi wisatawan Indonesia yang terbiasa dengan pusat perbelanjaan yang buka sepanjang hari, kebiasaan ini bisa sangat menyulitkan. Anda mungkin menemukan diri Anda di depan pintu toko yang terkunci di tengah hari, padahal Anda sudah merencanakan untuk berbelanja.
Penting untuk memeriksa jam buka toko atau restoran terlebih-masing dan merencanakan jadwal Anda dengan baik, terutama di luar kota-kota besar seperti Roma atau Milan.
4. Pelayanan Pelayan yang Terkesan Dingin dan Cepat
Dibandingkan dengan budaya keramah-tamahan di Asia Tenggara, di mana pelayan sering kali sangat ramah dan menanyakan kabar pelanggan, pelayanan di Italia cenderung lebih fungsional.
Pelayan biasanya hanya akan berinteraksi dengan Anda untuk mengambil pesanan, mengantar makanan, dan menerima pembayaran. Jarang sekali mereka akan melakukan basa-basi panjang atau menanyakan apakah makanan Anda enak.
Bagi sebagian orang Indonesia, ini bisa disalahartikan sebagai ketidak-ramahan atau sikap acuh tak acuh. Padahal, ini adalah bagian dari budaya layanan yang efisien dan profesional.
Mereka menghargai privasi dan tidak ingin mengganggu waktu makan Anda. Begitu Anda memahami konteks ini, Anda akan menyadari bahwa pelayanan mereka tetap baik, hanya saja caranya berbeda.
5. Membayar Makanan di Meja Bar atau Kasir ("Pagare Alla Cassa")
Di Indonesia, adalah hal yang umum untuk meminta tagihan kepada pelayan di meja Anda setelah selesai makan. Namun, di Italia, kebiasaan ini tidak selalu berlaku. Di banyak restoran dan bar kecil, Anda diharapkan untuk pergi ke kasir atau meja bar untuk membayar tagihan. Ini disebut "pagare alla cassa."
Jika Anda menunggu terlalu lama di meja untuk meminta tagihan, Anda mungkin akan diabaikan atau bahkan dianggap aneh. Pergi ke kasir menunjukkan inisiatif dan pemahaman akan kebiasaan lokal.
Penting untuk mengamati kebiasaan ini di tempat Anda makan; jika Anda melihat orang-orang lain beranjak dari meja untuk membayar, ikutilah.